002 𑁍ࠬܓ tulip

97 21 35
                                    

PERCAYALAH, rasanya benar-benar menyebalkan ketika kau dipaksa bangun setelah baru saja mendapatkan tidur akibat mabuk perjalanan yang sangat parah. Kepala Jungkook rasanya seperti habis dihantamkan ke dinding beton setelah menaiki rollercoaster sepuluh kali banyaknya, dan dengan tidak berperasaan, bahunya diguncang dengan cukup keras hanya agar pemuda itu sadar.

Anak itu mengerjap, merengek dengan nada kesal manakala pergerakan sedikit saja sanggup membuat sendinya menjadi ngilu luar biasa.

"Tuan Muda?" itu adalah suara seorang perempuan. "Tuan Muda ayo bangun, kita sudah sampai."

Saat obsidian Jungkook mampu melihat dengan sempurna, seluruh syarafnya terasa membeku. "Siapa kau?"

"Maaf?" sementara gadis muda yang memakai pakaian pelayan itu berubah sama bingungnya dengan Jungkook.

"Huh?" anak itu membeo.

Jungkook perlahan bangkit dari posisinya yang menyandar tidak nyaman di sandaran kursi, tubuhnya serasa kaku selayaknya habis duduk terlalu lama saat melakukan perjalanan jauh berhari-hari lamanya.

Ketika kepalanya memutar untuk melihat sekitar, kedua mata sebulat bambi serasa merosot ke ke lutut manakala yang ia tumpangi kini bukan lagi subway melainkan sebuah kereta kuda yang hanya akan dia temui di serial drama seperti Bridgerton.

"Apa-apaan? Kenapa aku bisa ada disini?"

"Tuan Muda, sebaiknya kita bergegas karena Lord Winston sudah terlalu lama menunggu anda."

Anak itu menoleh dengan wajah pias, "Lord siapa?" ulangnya. "kau ini juga siapa sih?"

"Lord Winston, Tuan Muda." ia menjeda, menatap Jungkook lelah. "Ayah anda."

"HUH!" anak itu sontak berteriak, sungguhan kebingungan.

Apa katanya, Ayah? Apa-apaan!

Jungkook seratus persen yakin kalau Ayahnya telah tiada bertahun-tahun yang lalu. Dan, yang paling penting, nama Ayahnya bukan Winston. Jangan lupakan panggilan konyol Lord yang sudah ketinggalan jaman itu. Siapa juga yang masih memanggil orang lain dengan sebutan Lord di zaman sekarang ini?

Tapi tunggu dulu- kenapa nama itu terasa tidak asing?

Jungkook menggumamkan nama itu berkali-kali, berharap pada gumaman entah yang ke berapa puluh, dirinya akan ingat. Namun, tidak ada bola lampu yang menyala di atas kepalanya bahkan walau bermenit-menit telah berlalu.

"Dimana aku pernah mendengar nama itu, ya?" gumamnya kesal, "apa aku sedang bermimpi?"

"Tuan Casey." panggilnya cemas. "apa anda akan duduk disini sampai seharian? Lord Winston akan memarahi anda jika seperti ini terus."

"Casey? Siapa itu Casey?"

Dapat Jungkook pastikan selebar apa pelayan itu membeo akibat pertanyaannya barusan. "Tuan Muda, bercandanya lain kali saja ya? Jangan sampai anda terkena masalah lagi karena tidak mau turun dari kereta." cerocosnya, "bukankah anda sendiri yang bilang mau pergi ke kota untuk menghadiri pesta pertunangan Tuan Muda Summer, tapi kenapa sekarang berulah lagi?"

Mendengar nama Summer disebut, otak Jungkook segera bekerja dengan cepat. Anak itu mencengkeram lengan si pelayan yang sangat terkejut dengan aksi tiba-tiba itu. "Summer katamu? Maksudmu Summer Linwood?"

"Y-ya iya? Memangnya Summer mana lagi Tuan Muda?" jawab gadis itu takut-takut.

Pegangan pada si pelayan terlepas, dan Jungkook mulai tertawa heboh seraya bertepuk tangan ria. "Jadi, aku sungguhan bermimpi ya? Apa aku sedang memasuki dunia Webtoon yang baru selesai aku baca?" jeda, menghela napas. "besok aku harus terbang ke Paris dan sekarang aku justru memimpikan River. Yang benar saja."

ɪ ᴏɴᴄᴇ ᴡᴀꜱ ᴘᴏɪꜱᴏɴ ɪᴠʏ, ʙᴜᴛ ɴᴏᴡ ɪ'ᴍ ʏᴏᴜʀ ᴅᴀɪꜱʏ [ᴛᴀᴇᴋᴏᴏᴋ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang