010 𑁍ࠬܓ canna

58 20 32
                                    

SAMPAI di depan pintu ruangan Raja, sayup-sayup River mendengar pembicaraan Raja Edward dengan seseorang yang River kenal benar suaranya; itu adalah General Arthur Wellesley.

"Perbuatan Pangeran River tentu bukan hal yang pantas, namun di sini saya berbicara sebagai General Militer Arcadia. Pangeran River adalah penunggang kuda tercepat di militer, belum lagi kemampuan berpedangnya. Jika Pangeran mundur dari jabatannya, kerugian yang kita hadapi akan jauh lebih besar, Your Majesty."

Selama sesaat, tidak ada jawaban dari Raja Edward seperti yang River harapkan.

"Pangeran River memiliki banyak prajurit yang setia kepadanya di Blue Dragoon. Jika Pangeran mengundurkan diri tanpa sebab, anda hanya akan memberi mereka alasan untuk memberontak."

"Anak kurang ajar itu. Dia tahu benar caranya menekanku." gumam Raja, geram.

Beberapa saat kemudian, setelah keheningan yang panjang, pintu mendadak terbuka dari dalam dan sosok General Arthur muncul. Sang General sedikit terkejut melihat eksistensi River yang berdiri di depan pintu, lantas berdehem.

"General." River menyapa, menunduk hormat.

"Colonel." General gitu mengangguk, memasang wajah tegas—yang nampaknya tidak bertahan terlalu lama sebab setelahnya sosok itu tersenyum kecil, ekspresinya melunak.

"Ini terakhir kalinya kau membuat masalah, boy. Lain kali, kau harus menyelesaikannya sendiri." suara itu lirih, namun ada kehangatan dalam nada bicara sang General. Lebih hangat dari tutur kata Ayah River sendiri.

"Thank you, Sir." River tersenyum.

"Kau berhutang padaku, young Mackenzie." dan yang dipanggil Mackenzie muda lagi-lagi hanya terkekeh. "ku harap anak itu sepadan dengan pengorbanan yang kau lakukan."

"Lebih daripada itu, Sir." ada keteguhan yang begitu kentara dari bagaimana barithon itu bersuara, "dan aku tidak menyesal telah memilih jalan ini."

General Arthur mengangguk, "Masuklah, Ayahmu sudah menunggu." lantas, pria paruh baya itu beranjak. Menjadikan helaan napas River memberat, dan dia masuk begitu saja.

Lord Aslan segera menyambut River begitu dia memasuki ruang kerja Raja yang begitu mengumbar kejayaan Arcadia pada masa-masa dahulu, dengan panel kayu mahoni yang dipoles hingga berkilau dan tirai beludru merah tua yang menjuntai tebal dari langit-langit tinggi, memancarkan keagungan serta kekuasaan Edward yang tiada batas.

Mata elang River menemukan Raja tengah berdiri membelakangi dirinya, tubuh tegap itu menghadap jendela besar yang menampilkan taman kerajaan. Pemuda Mackenzie menghentikan langkah begitu dia mencapai meja kerja sang Ayah. Dia mengenakan jas kasual dengan waistcoat yang menampakkan lambang keluarga kerajaan tersulam emas di dada kiri.

"Pangeran River sudah tiba, Your Majesty."

Raja itu bergeming, tak jua berbalik walaupun sosok yang telah dia tunggu telah berada di belakangnya. Namun, suara berat pria itu saja sanggup membuat debaran jantung River bertalu luar biasa kencang.

"Kau pasti sudah bertemu dengan General Arthur dalam perjalananmu ke sini." lalu dia berbalik, sekedar melihat ekspresi putra bungsunya.

"Benar, Your Majesty." River sama sekali tidak membiarkan sang Ayah membaca emosinya, sedikitpun. Pria itu mempertahankan ekspresi dingin selayaknya dia berada di militer.

Sejak mengetahui bahwa Edward telah memperintahkan mata-mata untuk mengawasi segala gerak-geriknya, tingkat kewaspadaan River terhadap Raja seluruh wilayah Arcadia itu meningkat.

"Good." sahut sang Raja, "jadi, kau pasti tahu tujuannya ke sini."

Edward beranjak dari posisinya semula, berjalan dengan langkah tegas menuju kursi kebanggaannya. Memerangkap River dalam kengerian yang terbingkai dari bola mata yang diturunkan kepadanya.

ɪ ᴏɴᴄᴇ ᴡᴀꜱ ᴘᴏɪꜱᴏɴ ɪᴠʏ, ʙᴜᴛ ɴᴏᴡ ɪ'ᴍ ʏᴏᴜʀ ᴅᴀɪꜱʏ [ᴛᴀᴇᴋᴏᴏᴋ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang