Prolog

1.6K 149 14
                                    

Penghalang yang dibuat oleh Ye Dingzhi sudah menghilang, setelah dia menggores lehernya sendiri mengunakan pedang.

"Yun-ge...!!!"

Ye Dingzhi pun perlahan jatuh ketanah tetapi di Tangkap Dongjun,
Dia membawa Dingzhi ke pangkuannya

"Tidak........ Yun-ge...."

Darah terus mengalir dari leher Dingzhi, Dongjun yang melihat itu panik.Dia mencoba menghentikan pendarahannya dengan tangannya.

Lalu dia menyalurkan tenaga dalamnya untuk mengobatinya dan untuk menghentikan pendarahannya.

"Tidak apa-apa.........
Tidak apa-apa.......... Yun-ge......"

Dongjun mulai meneteskan air mata, menyadari bahwa usaha dirinya sia²
Tapi dia tidak akan menyerah, sampai tenaganya habis dia tidak akan menyerahkan.

Air mata Dongjun menetes ke pipinya Dingzhi.

Dingzhi pun mendongak dan melihat Dongjun dengan mata yang sudah layu, dia melihat wajah sedih,lelah, menderita sekaligus putus asa.

Dingzhi pun tersenyum,tangannya pun terulur menyentuh pipi Dongjun

Dengan perlahan dia menggelengkan kepalanya.

"Sudah...... Dongjun...... hentikan...."

"Tidak Yun-ge........aku...... pasti akan ..."

Sebelum menyelesaikan perkataannya Dingzhi menutup mulut Dongjun.

Lalu melepasnya,dia menggenggam tangan Dongjun yang dia gunakan untuk menyalurkan tenaga dalamnya.

"Yun-ge apa yang kau lakukan, kalau kau melakukan itu aku tidak bisa mengobatimu"

Air mata Dongjun terus menetes.
Lagi-lagi Dingzhi tersenyum lembut

"Dongjun...... Tidak apa-apa.........,
......"

Nafas Dingzhi semakin lemah, wajahnya memucat,matanya layu seakan akan tertutup.

"Tidak-tidak Yun-ge hiks hiks"

Pecah sudah tangis Dongjun

Dingzhi mulai membuka mulutnya dengan suara serak dia berbicara

"Dongjun...........hidu....p
.......lah............de....ngan............ba....ik.......
........jangan........lupa........kan......ja.....nji
.....mu .......pa.....daku......."

"Yun-ge.........ge....... hiks hiks Yun-ge.................. jangan pergi........"

Mata Dingzhi mulai menutup,tangan yang tadi menggenggam erat Dongjun mulai terlepas, sebelum terlepas Dongjun gantian yang menggenggam tangannya dengan erat sekali.

Sekali lagi Dingzhi tersenyum untuk terakhir kalinya......

Dan akhirnya Dingzhi terlelap untuk selamanya.....

"Tidak hiks Yun-ge............Tidak.......

TIDAKKKK......... YUN-GEEEEE.........!!!!!"

Dongjun memeluk Dingzhi dengan erat...dan menangis kencang

Tapi tak lama Wenjun merebut Dingzhi

"Yun-ge.....bangun Yun-ge..... hiks hiks jangan tinggalkan aku sendirian
Yun-ge............"

Setelah itu proses pemakaman Dingzhi pun berjalan.

Dongjun menatap Nisan dengan sedih,lalu dia menuangkan arak disekitarnya.

Lalu dia berbalik dan menatap Wenjun

"Kau seharusnya tidak pergi,....

Jika kau tidak pergi Yun-ge pasti masih hidup....!"

Untuk DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang