{3}

1.1K 129 15
                                    

Disebuah kamar yang cukup besar dan mewah terlihat ada 4 orang, yang satu terbaring di kasur,1 orang masih memeriksanya dan 2 orang terengah-engah sambil duduk dilantai.
Terengah-engah?

Ye Dingzhi dan Xiao Roufeng terengah-engah karena kehabisan tenaga dalam untuk menyembuhkan Dongjun.

Ye Dingzhi berfikir
'Syukurlah tadi Xiao Roufeng ada disini, kalau aku sendiri tidak kuat untuk menyalurkan begitu banyak tenaga dalam.

Tak ku sangka luka dalamnya separah itu.'

Sang Tabib menghampiri mereka.
"Langya Wang(Raja),Gongzhi kalian tidak apa-apa?"

Roufeng berdiri
"Aku tidak apa-apa, lupakan itu, bagaimana keadaannya?"
Tanya Roufeng yang masih khawatir dengan kondisi Adik Seperguruan terakhirnya itu, dengan mata menuntut kepada sang tabib.

Ye Dingzhi juga berdiri dan bertanya lalu mencengkram bahu sang tabib.
"Benar tabib, bagaimana keadaan Dongjun?"

Tabib terheran-heran kenapa kedua laki-laki didepannya ini terlihat khawatir berlebihan kepada Pasiennya ini.
Memang jika lukanya parah dan dia adalah teman mereka tapi bukankah sikap mereka berlebihan?.

"Langya Wang dan Gongzhi tidak perlu khawatir, semuanya sudah baik-baik saja.
Dia akan bangun sekitar 3 hari.
Dan memerlukan waktu satu Minggu supaya kondisinya pulih Sempurna.

Dan setelah dia sadar jangan biarkan dia mengunakan tenaga dalamnya sampai kondisinya pulih, mengerti?"

Mereka berdua mengangguk paham.

"Baiklah kalau begitu saya permisi"
Tabib itu pun pergi dan diantar oleh Roufeng dan Ye Dingzhi menjaga Dongjun.


.

.

.

.

.

.

Dingzhi mendudukkan dirinya di tepi ranjang didekat badan dongjun,
Dia memandangi wajah Dongjun yang tak sadarkah diri,dia melihat wajah imut,tampan dan cantik.
Lalu tersenyum.

Dia lalu mengelus atas kepala Dongjun dan mengusap pipinya dengan lembut.

"Dongjun, cepatlah sembuh.
Kau membuatku sangat khawatir"

Teringatlah Dingzhi dengan wajah Dongjun yang terlihat kesakitan saat diobati

"Apakah sangat sakit?, tidak apa-apa sekarang sudah baik-baik saja."

Dingzhi terus menerus memandangi wajah Dongjun.

'Cantik dan Imut

.

.

Tunggu apa yang kupikirkan....
Tapi memang,Dongjun memang Cantik dan Imut.

Dongjun......

Sebenarnya apa perasaanku untukmu....

Apakah aku memang mencintaimu?

Aku tidak bisa terus mengelak
Aku memang mencintaimu.....

.

.

Apa yang dikatakan oleh Master Li benar,aku harus mengatakan kepada Dongjun bahwa aku adalah Yun-ge nya.

Baiklah setelah Dongjun sadar aku akan memberitahukannya..'

.

Ye Dingzhi terus berfikir sambil mengelus kepala Dongjun hingga Roufeng datang.

Untuk DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang