{11}

378 51 4
                                    

mereka pun melanjutkan perjalanan mereka

Ditengah perjalanan didalam kereta
Li Changseng ingin tertidur eh tapi malah ditampar Dongjun.

'Plak'

"Aiya apa yang kau lakukan Dongba?"

"jangan tidur Shifu kau nanti tidak bisa bangun lagi"

ucap Dongjun dengan raut wajah sedikit sedih,ada rasa terluka juga.

"Aiya itu tidak akan terjadi, apa kau teringat gurumu yang lalu?"

Dongjun mengangguk,dia menundukkan kepalanya.

Dia menjadi teringat tentang Kematian gurunya.Perasaanya kacau sekarang,dia seperti ingin menangis.

Dia takut hal yang sama akan terjadi pada guru barunya.

Dingzhi yang melihat Dongjun seperti itu,
dia tidak tahu apa yang telah dialami Dongjun sebelumnya,
tapi yang dia dengar dia dulu memiliki seorang guru dan gurunya itu telah tiada.

Dia langsung memeluk Dongjun.

"Yu Yun-ge?"

Dingzhi hanya diam,dia tidak tahu harus berbicara apa untuk menghiburnya.

Jadi dia hanya diam memeluk Dongjun.
Berharap dia bisa menenangkan Dongjun.

Dongjun yang diperlakukan seperti itu,
menjadi tenang perasaannya sekarang sudah tenang.

Dia menikmati Pelukan dari Yun-ge nya itu.

sampai Li Changseng menepuk kepala Dongjun.

"Dongba tenang saja, walaupun kondisiku sekarang sedang melemah.
Tetapi aku baik-baik saja.

Dalam beberapa hari,aku pasti sudah pulih.

Dan kau salah jika menyamakan aku dengan orang tua itu,Aku orang terkuat di dunia ini.

Aku tidak akan Tiada semudah itu"

Dongjun tersenyum, Dingzhi melepaskan pelukannya.

"Baik aku mengerti, silahkan tidur Shifu"

"Hmm, bangunkan aku jika sudah waktunya makan malam,

Kalian kedepan sana,
Kalian yang mengendalikan kudanya.

Aku juga mau tidurr sendiri,tanpa diperhatikan orang"

Mereka mengangguk,
Lah?
Emang dari tadi yang mengendalikan kudanya siapa?

Mereka tidak peduli, Dingzhi meraih tali kekang kuda dan mulai berjalan sedikit lebih cepat.

Dongjun duduk disampingnya

Mereka berbincang sambil kereta berjalan,
Membicarakan pemandangan indah.
Dan yang lain

Memang dari sananya Dongjun orang yang banyak bicara.

Dia terus berbicara, Dingzhi yang sudah lelah berbicara hanya memperhatikan.

Dia suka saat Dongjun antusias menceritakan sesuatu.

Matanya melebar, tersenyum, tiba-tiba marah, tiba-tiba tertawa.
Perubahan ekspresinya mengundang rasa gemas Dingzhi.

Tak terasa Sore pun tiba,
Dan sudah hampir malam.

Mereka memutuskan untuk mencari tempat Singah.

Mereka berisitirahat tak jauh dari sungai.

Dingzhi dan Dongjun pergi menangkap Ikan di sungai itu.

Mereka juga bersenang-senang disungai itu

Dingzhi iseng mencipratkan air ke Dongjun

Dongjun membalasnya,
Dingzhi tidak mau kalah

Untuk DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang