𝕂𝕒𝕓𝕒𝕣 𝔻𝕚𝕓𝕒𝕨𝕒 ℙ𝕚𝕜𝕒𝕥 𝕕𝕒𝕟 𝕃𝕒𝕟𝕘𝕒𝕦

1 0 0
                                    

Di ruangan direktur perusahaan Zeta, Lenny Defraz meneguk kopinya sampai habis. Cangkir yang sudah kosong itu dia tutup kemudian berjalan keluar menuju kantin.

Lorong tampak sepi karena semuanya sedang sibuk. Lenny berhenti di sebuah ruang belajar anak-anak. Mereka tampak semangat mengikuti kegiatan belajar-mengajar yang diajarkan oleh guru mereka.

Di kelas remaja, Lenny mengawasi keenam remaja yang pernah dekat dengan putranya. Keenam remaja itu tampak gembira dengan ilmu pengetahuan yang mereka pelajari.

Setelah Zulheif menghilang, Lenny sibuk mencari cara agar anak-anak itu betah tinggal atas dasar keinginan mereka. Dia sebenarnya benci menggunakan obat-obatan untuk memanipulasi ingatan mereka. Jika bukan karena atasannya dari militer, dia pasti menolak memberikan obat itu.

Berkat ulah Zulheif, hukuman itu tidak jadi diberikan kepada mereka. Lenny secara langsung meminta maaf atas nama Zulheif kepada mereka dan memberitahukan yang sebenarnya.

Ternyata mereka bisa menerimanya meski dengan berat hati. Ditambah janji Lenny yang pasti akan membebaskan mereka kelak, mereka akhirnya melupakan keinginan mereka untuk kabur.

Lenny pun menjadi sering mengawasi anak-anak di saat-saat tertentu. Hatinya tergerak untuk segera melepaskan mereka, tetapi di bawah perintah atasan militer, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain patuh.

Jika dia sendiri yang mundur, dia takut pemimpin Zeta yang baru akan bertindak semena-mena dan mereka akan disiksa seperti yang Zulheif rasakan saat di LPKA Guardian.

Sejauh ini, Lenny sangat beruntung karena penelitian di LPKA Guardian hanya menemukan karunia telekinesis dari Zulheif. Dengan itu, dia hanya disuruh melanjutkan penelitian yang ada, tanpa harus mengungkapkan karunia lain putranya.

Kantin cukup sepi saat Lenny memasukinya. Hanya ada para koki yang sedang menyiapkan makan malam.

Mereka tidak lagi heran melihat sang direktur mengembalikan sendiri cangkir kopinya. Lenny selalu berkilah jika mengembalikan cangkir itu sama seperti jalan-jalan.

Telepon kantin mendadak berdering. Orang yang mengangkatnya segera memberikan telepon itu kepada Lenny.

"Ya?"

"Direktur, ada telepon dari jenderal! Dia terus-menerus meminta agar K-0327 dikembalikan ke LPKA Guardian setelah berhasil ditemukan."

Telepon itu berasal dari asisten Lenny. Dari nada suaranya, mudah membayangkan jika asistennya itu cukup kewalahan menghadapi sang jenderal.

"Sambungkan teleponnya kemari."

"Baik."

Beberapa detik kemudian, terdengar suara berat seorang lelaki.

Lenny duduk di kursi panjang yang biasa digunakan anak-anak untuk makan.

Di belakangnya, para koki sibuk berdebat mengenai siapa yang akan menawarkan makanan pada Lenny. Akhirnya, seorang yang paling muda dari mereka mengalah.

Setelah menyiapkan mental dan merapikan baju, dia berjalan mendekati Lenny. Namun, langkahnya seketika terhenti setelah mendengar Lenny berseru.

"Jangan mentang-mentang seorang jenderal, lantas Anda bisa mempermainkan saya! Zulheif sudah sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya secara sah."

Koki itu mengurungkan niatnya.

Suara Lenny memang keras, tetapi dia masih menunjukkan wibawa seorang pemimpin. Apalagi di sekitarnya ada anak buahnya, memantaskan diri mejadi pemimpin perusahaan adalah suatu keharusan.

"Membiarkan dia kabur sudah termasuk pelanggaran berat bagi Zeta. Sudah sepantasnya bagi kami untuk menarik Zulheif kembali ke lapas."

"Kemudian membiarkan kalian melakukan penelitian tidak manusiawi padanya? Sebagai seorang ibu, saya tidak rela dia diuji coba layaknya tikus percobaan."

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang