𝔸𝕟𝕘𝕘𝕦𝕜 𝕓𝕦𝕜𝕒𝕟, 𝔾𝕖𝕝𝕖𝕟𝕘 𝕚𝕪𝕒

1 0 0
                                    

Langit-langit, dinding, dan lantai ruangan yang tertutup itu berwarna putih. Deru-deru mesin yang saling bersahutan, menggema ke seluruh ruangan.

Banyak kabel menjuntai namun tersusun rapi yang terhubung ke komputer. Orang-orang berjas putih khas laboratorium itu tampak sibuk mencatat hasil yang terekam di layarnya.

Mereka adalah peneliti yang dipekerjakan oleh perusahaan Zeta. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pengembangan kekuatan militer. Namun, penelitian yang dijalankan perusahaan ini cukup spesial.

Perusahaan ini telah mengumpulkan banyak anak dan remaja berbakat. Kebanyakan mereka memiliki kemampuan khusus yang melebihi manusia biasa. Kemampuan khusus itu mereka sebut dengan "karunia".

Salah satunya adalah seorang remaja lelaki yang berusia 17 tahun, bergolongan darah A, dan memiliki karunia berupa telekinesis. Saat ini, dia sedang diperiksa secara menyeluruh menggunakan teknologi paling canggih dengan peneliti unggulan di bidangnya.

Setelah kurang lebih 15 menit berlalu, pemeriksaan pun selesai. Remaja berambut cokelat cepak itu memakai kembali pakaiannya yang berwarna putih. Di dadanya terdapat pin dengan kode "K-0327" yang menjadi identitasnya.

"Wow! Aku selalu takjub padamu," ucap seorang wanita. Dia berjalan mendekati remaja itu tanpa mengalihkan matanya dari lembaran hasil pemeriksaan. "Setiap bulan, karuniamu selalu meningkat. Seperti biasa, ini obatmu."

"Terima kasih, Dok!" Remaja itu tersenyum kecut saat menerima wadah obat yang bentuknya menyerupai panda. "Aku penasaran, dari mana Anda bisa mendapat wadah pil lucu seperti ini?!"

"Aku memesannya. Kebetulan ada perusahaan yang khusus membuat wadah obat lucu. Kautahu, semakin lucu wadahnya, semakin menarik perhatian anak-anak."

"Maksudnya, aku disamakan dengan anak-anak, begitu?"

Tidak ada jawaban.

Wanita itu menepuk ringan bahu remaja itu sebelum mempersilakannya pergi. Setelah dia keluar ruangan, seorang anak yang lebih muda memasuki ruangan itu untuk melakukan pemeriksaan juga.

Sambil berjalan, remaja itu menatap panda mininya dengan raut wajah yang masih terheran-heran. Setelah puas memandanginya, dia simpan obat itu di saku celana.

Tidak jauh berbeda dari ruang pemeriksaan, lorong yang dia lewati pun sama putihnya. Sama sekali tidak ada debu atau kotoran yang menempel-sungguh kebersihan yang luar biasa.

Sebuah pintu di ujung lorong dia buka. Matanya seketika dimanjakan dengan hijaunya dedaunan, birunya langit, serta warna-warni bunga dan serangga terbang. Angin yang berembus sepoi-sepoi meniup rambut cepaknya; menari-nari 'tak karuan.

Tidak pernah sekali pun dia bosan dengan pemandangan itu. Meskipun cuaca dan pemandangan langit-langitnya adalah buatan, dia cukup puas dengan seluruh tanaman yang masih asli. Aromanya yang segar selalu memulihkan energinya yang telah terkuras setelah aktivitas seharian.

"Oi! Di sini!"

Seseorang tiba-tiba berteriak ke arahnya. Setelah mengedarkan mata, dia menemukan enam orang remaja seumurannya melambaikan tangan kepadanya. Keenam remaja itu usianya tidak jauh berbeda darinya.

Senyumannya seketika mengembang. Langsung saja dia dekati mereka setelah menutup kembali pintunya.

"Lama sekali!" keluh seorang gadis berkode S-5011 pada pinnya.

Remaja berambut cokelat yang berjalan santai itu terkekeh sambil menggaruk rambut belakangnya. "Maaf, maaf! Ada pemeriksaan tambahan tadi."

"Terserahlah! Cepat kemari."

Ketujuh remaja berseragam putih itu duduk melingkar di tempat yang cukup tersembunyi. Lokasi mereka bersembunyi juga tidak bisa dijangkau satu pun kamera CCTV.

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang