15.

102 2 0
                                    

"Raveen, buruaann kita telat iniiii" Teriak Raja kepada Raveen yang sedari tadi masih santai memakan sarapannya.

Raveen memutar bola matanya merasa malas.

Lebay!

Ini baru jam 6.30 pagi dan Raja sudah heboh meneriaki. Padahal kelas masuk pukul 7.30

"Raveen, kamu buruan makan pusing Mama dengerin Abang kamu teriak-teriak" kata Qarra ia memunguti gelas-gelas kotor yang habis di pakai untuk minum susu sekeluarga.

"Iya Ma. Raja aja yang heboh" Katanya.

Qarra hanya menggeleng kan kepalanya lalu ia pergi ke dapur meletakkan gelas-gelas kotor itu ke wastafel.

"Kamu buru-buru datang ke sekolah emang apa yang di kejar sih bang?" Qarra bertanya pada anak sulungnya.

"Hehehe.. Raja mau ambil bangku paling belakang Mah.. bangku belakang itu paling susah di cari" Raja cengengesan.

Qarra melongo sebentar lalu ia menggelengkan kepalanya merasa begitu takjub dengan anak nya yang satu ini.

"Kamu ini aneh deh bang. Dimana-mana orang datang cepat di hari pertama sekolah itu pasti cari bangku paling depan, ini kamu malah yang belakang" Qarra berdecak tangannya sibuk meletakkan sayur, lauk beserta nasi ke kotak bekal.

Qarra memang selalu membawakan anak-anak serta suaminya bekal. Karena memang dasarnya mereka semua lebih suka masakan rumahan daripada masakan luar.

Oiya saat ini Raja dan Raveen sudah menginjak kelas 1 SMP. Rasanya semua ini berlalu sangat cepat. Tak terasa anak-anaknya sudah beranjak dewasa.

"Itu kan tergantung kapasitas otaknya Mah. Kalau Raja kapasitas otaknya gak Sampek. Jadi Raja milih bangku yang paling belakang" Raja tersenyum Pepsodent.

"Hmmm kamu ini ada-ada aja" kata Qarra ia selesai melakukan aktifitas nya.

"Ayo." Kata Raveen baru muncul ia sudah memakai sepatunya.

Raja mengangguk lalu berdiri dari tempat duduknya.

"Mah, Raja sama Raveen berangkat sekolah dulu yaa" Pamit Raja.

Qarra mengangguk.
"Iya. Oiya ini bawa bekal nya. Yang satu ini nanti kasih sama Adik kalian ya, Cristal." Qarra memberikan satu-satu kotak bekal kepada Raja dan Raveen dan satu lagi kepada Raja untuk di berikan kepada Cristal.

Cristal sejak 3 tahun yang lalu sudah tidak lagi tinggal bersama mereka. Aeelesha yang meminta Cristal untuk ikut dengannya dan karena merasa Aeelesha itu baik makanya Cristal mau saja ikut dengan Tante nya itu.

Ahh Qarra sangat merindukan gadis mungil itu.

"Iya Mah" jawab keduanya.

"Oiya, salim sama Papa dulu sana" titah Qarra saat ini dia sudah duduk di sofa.

Semua pekerjaan rumah sudah ia bereskan tinggal bersantai saja.

"Tadi Raveen udah ke kamar Papa. Papa masih tidur" jawab Raveen. Datar-datar sahajaaa

"Masa sih Papa masih tidur? Yaudah lah kalian berangkat aja. Mama mau bangunin Papa nanti telat ke kantor lagi" kata Qarra ia berdiri.

Keduanya lalu mengangguk. Salim terlebih dahulu sebelum pergi.

Selepas kepergian anak-anak nya Qarra pergi ke lantai dua rumah mereka menuju kamarnya.

Dan benar saja, saat membuka kamar Qarra melihat Raka yang masih tertidur berbalut selimut.

"Kak.."Qarra memanggil Raka, ia mendekati Raka.

Saat menyentuh tangannya Raka, Qarra merasa panas pada telapak tangannya.

Raka demam!

"Loh, kak? Kakak demam? Ya ampun..kak..bangunn" Qarra menggoyangkan tubuh Raka.

Raka terusik ia ingin membuka matanya tetapi rasanya sangat berat kepalanya sangat pusing, badannya meriang.

"Duh.. pusing" Eluh nya.

"Pusing ya Kak? Bentar ya..Qarra ambil Obat dulu" Qarra segera berlari keluar kamar menuju dapur untuk mengambil obat yang berada di kotak obat dan emang letaknya di dapur.

Tak lama kemudian ia kembali lagi ke kamar dengan tangan kanan memegang gelas berisi air hangat dan tangan kiri memegang obat penurun sakit kepala serta demam.

"Kak bangun dulu. Minum obat nya dulu." Qarra membantu Raka bangun dan bersandar di ujung tempat tidur.

"Tapi Aku belum makan, sayang" Raka berujar lembut.

Bisa ia lihat raut panik di wajah Qarra dan Raka tak suka itu.

Raka tak suka jika Qarra merasa khawatir ia hanya ingin melihat wajah bahagia istrinya.

"Oiya Qarra lupa. Bentar ya kak Qarra ambilkan dulu"

Belum sempat Raka berkata, Qarra sudah pergi duluan.

Tapi tak berselang lama Qarra sudah muncul kembali.

"Ayo makan kak, Qarra suapin ya."

"Makasih ya sayang.."

Qarra hanya tersenyum serta mengangguk lalu ia menyuapi Raka.

Setelah nasi habis Qarra memberikan obat untuk Raka minum.

"Makasih ya sayang, kalau gak ada kamu aku gak tau bakalan gimana" ucap Raka sendu

"Ih. Kakak ngomong apa sih? Udah kewajiban aku negarawat kakak. Udah kamu cepat sembuh jangan sakit gini, aku khawatir kak. Makanya kakak jangan keseringan begadang ngerjain tugas kantor, biarkan karyawan yang bekerja" Qarra ngomel.

Raka tertawa mendengar Omelan Qarra. Sekarang Qarra sudah sah mendapat predikat EMAK-EMAK

"Hahaha... Iya sayang..iya"

"Jangan iya-iya aja! Di lakuin!"

"Iya sayang..suami kamu ini bakalan ngelakuin " ucap Raka ia mencolek hidung Qarra

Qarra tak bisa menahan senyumnya dan akhirnya ia tersenyum.
"Ihh kakak.." Rengek Qarra membuat Raka makin gemas.

"Sayang..aku pengen. Yuk!?" Raka menaik turunkan alisnya menggoda Qarra membuat Pipi Qarra bersemu merah.

"Ihh kakak apa-apaan sih.. kakak masih sakit loh?"

"Gak sayang..itu obat penawar paling mujarab!"

"Ih dasar, sakit-sakit masihh aja mesum" pekik Qarra.

"Biarin, yang penting enak!"

Lalu detik selanjutnya Raka menyergap Qarra

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAKA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang