5

3.4K 169 3
                                    

"Ini dokumen-dokumennya pak" Ucap Anita sambil menyerahkan dokumen kepada Raka.

Raka menerima dokumen itu tanpa melihat ke sekretarisnya.

Sekitar 15 menit Anita tak juga kunjung pergi membuat Raka risih dan akhirnya berujar.

"Kenapa masih disini? Keluar!" Titah Raka dengan wajah datarnya.

Senyum di bibir Anita menghilang saat bos nya mengusirnya.

Ck!kenapa susah sekali mendekati bos nya ini? Padahal setau Anita bos nya ini single. Dan anita suka
Kepada Raka, lebih tepatnya suka dengan harta kekayaan Raka. Jika dirinya bisa bersama bosnya, Ia pasti akan menikmati kekayaan bos nya itu.

"Em...maaf pak, saya hanya ingin menemani bapak, mana tau saya di perlukan" ujar Anita berusaha selembut mungkin dalam berkata

"Tidak perlu, kamu bisa keluar" titah Raka membuat wajah anita cemberut.

Mau tak mau Anita akhirnya pergi, melihat itu Raka menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya.

Dia tau jika sekretaris baru nya itu menyukainya, dan itu membuat Raka risih. Hati Raka masih tetap untuk Qarra. Walaupun Raka sendiri belum tau keberadaan Qarra dimana. Yang pasti Raka yakin Qarra setia dengannya.

○○○○

"Kalian gak punya Papa ya? Kita kok ga pelnah liat Papa kalian sih?"

"Eh iya, benel juga."

"Kasian gak punya Papah

Raveen bersusah payah menahan amarah yang siap meledak karena mendengar cemohan cemohan dari teman-temannya.

Baru Raveen ingin memukul orang-orang itu, Raja datang dan menahan Raveen.

"Eitss..No no..gak boleh Laveen. Nanti Mamah kecewa loh.." bisik Raja sambil merangkul Raveen

Raveen terdiam, benar kata Kembarannya.

"Siapa bilang kita gak punya ayah? Kita punya ayah, Ayah kita ganteng tauu kalah dari Papa kalian. Cuma saat ini Papa kita lagi kelja dongg cari uang,  banyak-banyak bial kita gak susah" ujar Raja membanggakan diri kepada teman-temannya.

Mereka semua terdiam, benar juga. Ahh mereka jadi merasa bersalah.

"Benel kamu Ja, Maafin kita ya? Karena udah bilang kaya gitu sama Laveen" salah satu dari mereka menjadi perwakilan dan meminta maaf

Raveen hanya diam melihat tanpa minat ke anak itu. Dia masih sakit hati

Melihat adiknya tak mau berjabat tangan, Raja menyenggol lengan
adiknya.

"Veen" tegur Raja

Raveen memutar bola matanya merasa malas, dengan terpaksa ia menerima jabatan tangan itu.

"Nah gitu dong"

"Lain kali jangan di ulangi ya?" Pesan Raja yang di angguki Mereka semua.

●●●

"Kakekkkk" Cristal berlari menghampiri Revan yang tengah duduk di sofa ruang keluarga.

Hari ini hari minggu, setiap hari minggu jadwal Cristal berkunjung ke rumah kakeknya dengan di temani Daffa.

"Cristal?" Revan langsung memeluk cucu kesayangannya itu. Ia sangat rindu dengan cristal.

"Uhh kakek rindu" kata revan sambil menciumi wajah cristal.

Cristal yang di perlakukan seperti itu terkekeh geli.

"Hahaha kakek udah..geli" ucapnnya

Aika yang melihat itu menggelengkan kepalanya.

Memang deh kakek dan cucu.

Andai anak raka dan Qarra ada disini, pasti rumah akan terasa ramai.

"Daffa,  duduk nak" kata Aika mempersilahkan daffa duduk

Daffa tersenyum seraya mengangguk, lalu ia duduk.

"Em..Bun, yah, ada yang mau Daffa omongin" raut wajah Daffa terlihat serius.

Revan dan Aika saling tatap. Sepertinya penting.

"Cristal sayang, Cristal main dulu sama Pushi sana. Pushi rindu cristal tuh" ucap Revan .

Pushi adalah kucing anggora berwarna putih kesukaan Cristal

Cristal mengangguk.

"Iya kakek" setelah itu cristal pergi

"Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?" Tanya revan langsung

"Daffa tau Ayah sembunyiin Qarra dimana"

RAKA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang