"ketemu"#1

86 15 0
                                    

Duk!!

Benturan keras terdengar, seorang remaja bernetra hijau itu terhempas ke arah pohon dan kepalanya terbentur.

"Sa- kit..."

Dia mememgagi kepala bagian belakangnya, melihat ke arah monster didepannya.., dia terduduk didekat pohon tempat ia terhempas, melihat ke arah monster berbentuk serigala itu sedang mengarah ke arah se bongkah besar kristal yang membekukan seseorang didalamnya.

Dengan terburu buru dia bangun dan melindungi bongkahan kristal itu dengan tubuhnya.

"Eh?"

Dia merasakan sesuatu ditangannya, sebuah belati berwarna hijau secara tiba tiba-tiba dan tanpa disadari muncul begitu saja ditangannya, tak ambil pusing dia memggemnya erat dan berusaha untuk berkelahi dengan serigala besar itu.

Si mata hijau itu pun meloncat ke arah serigala itu untuk menyerang monster itu. Serigala tersebut mengangkat tangan depannya untuk mencakar si hijau. Dia pun bergerak ke arah sisi, tetapi serigala itu bukanya mengikuti dia, makhluk buas itu kembali mendekati kristal itu.

Tepat saat serigala itu mencoba tuk mencakar kristal tersebut, terlihat dia tidak bisa melakukanya, bongkahan kristal berwarna hijau itu melindungi seseorang yang d

"Hahahaha! Tadi juga kucoba pukul gabisa tau... Aduhh...."

Si hijau mentertawakan serigala sembari menggelembung geleng kan kepalanya, makhluk berbulu itu terlihat bodoh dimatanya.

"Kenapa,.mau main kah?, Hehheehhe, gas... Sini byone"

Si remaja berteriak kepada monster yang hendak menyerang kristal. Terlihat bongkahan cantik berwarna hijau itu melindungi seorang didalamnya. Helaian rambut coklat yang gelap serta beberapa berwarna putih itu berdiam tidak bergerak, sang pemilik tidur dengan damai.

Dia meloncat ke arah monster itu dan menusukan belatinya tepat pada kepala nya.

"Solar... Aman kann...(⁠╯⁠︵⁠╰⁠,⁠)"

Tangan si hijau menyentuh bongkahan emas tersebut, terlihat kekhawatiran di wajah orang berparas sama dengan netra berwarna hijau.

Wajahnya begitu tenang dengan kesan yang menggemaskan, tetapi remaja bermata hijau ini baru saja... Melukis kan garis dengan cat merah kepada monster di depannya yang sudah tidak bernafas. Benar dengan wajah yang begitu polos bak anak berumur 7 itu telah... Mengambil hak satu makhluk untuk bernafas.


Sementara itu di tempat halilintar bersama kedua adiknya, dia yang sedang berganti tempat dengan kecepatan kilatnya, terus melihat ke arah atasnya untuk melihat keadaan kedua adiknya. Taufan dan Gempa.

{"Duri, terbangun"}

Taufan berhenti melayang dengan anginnya, perlahan turun ke tanah, dengan bersamaan halilintar berhenti. Gempa berdiri di tanah dengan menghilangkan batu yang menjadi penutup telinganya.

"Duri..."

Ucap Gempa sambil melihat ke arah mereka berdua. Halilintar dan Taufan melihatkan kekhawatiran pada wajah mereka, tentu saja ada kebahagiaan dan kelegaan pada mereka.

"Tapi, kok bisa..."

{"Duri, terlalu jauh dari pusat sistem, tidak bisa diraih"}

"...kita lanjutin aja dulu buat nyamperin mereka..."

Ucap halilintar.

Lah, kok? [Boboiboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang