"ketemu"#3

103 20 0
                                    

Di sisi halilintar

{"200 meter menuju menuju jarak jangkauan, 500 meter menuju Duri"}

Masih dengan Halilintar yang bergerak dengan kilat di bawah dan Taufan yang membawa Gempa dipeluknya, terbang dengan Anginya. Keduanya memiliki kecepatan yang cepat tetapi tidak begitu cepat untuk menjaga kondisi tubuh adik kesayangan, Gempa.

{"Solar terbangun"}

Dengan satu notifikasi itu, Halilintar semakin ingin menggunakan kecepatan yang lebih.

"Sistem, sampein ke Taufan, gue percayai Gempa sama dia, duluan".

Dengan begitu dia langsung bergerak lebih cepat.

{"Dia mempercayakan Gempa padamu, dia akan bergerak lebih cepat"}.

"Ohh...."

Ya, Taufan tentu saja paham, bahkan Gempa yang tidak mendengar apapun itu stelah melihat notifikasi sistem tentang si bungsu yang terbangun, tentu saja dia paham, kilat merah yang tiba tiba bergerak lebih cepat dan menjauh itu.




{" Jarak terjangkau dicapain, selamat datang di dunia baru, Solar, Duri"}

"Eh lah?"

Bingung seroang her netra perak yang sedang duduk di tanah melihat ke arah kilat merah. Duri bersiap dengan belatinya

"Suara apa tadi kok kaya robot?"

Ucap duri.

Keduanya terkejut setelah tau siapa orang di balik kilat merah itu. Rambut yang sama dengan mereka, mata merah yang cantik itu terlihat oleh mereka.

"Eh Abang!"

Solar berkata dengan semangatnya.

Setalah Halilintar sampai di depan kedua adik bungsunya itu dia berhenti dengan ke adaan acak acakan, dia terduduk di hadapan kedua adiknya, mencoba mengatur nafasnya...

"Hah... Hah.. keh.. ke- temu..."

Tubuhnya ambruk kebelakang... Dia terlalu banyak menggunakan energinya.

Dia pingsan.


"ABAAANG!?"

Lah, kok? [Boboiboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang