Part 8

1 0 0
                                    

Elsa
------------

Aduh. Kenapa lama banget. Tadi katanya cuma 5 menit.

Aku bosan. Aku mengambil i-phone ku dari saku rok sekolah yang saat ini masih kukenakan. Aku mulai menggerak gerakkan jariku di layar i -phone yang kebetulan berbentuk touch screen.

elmi: Nino. Masih lama ?

Nino: sorry el. Aku pulang duluan. Kamu nggak papa kan ? Maaf ya.

Elmi: ya ampun nino. Kenapa nggak kamu bilang dari tadi. Ya udah.

Nino: kamu nggak marah kan el ? Tenang aja bentar lagi pangeran kamu dateng kok.

Elmi: pangeran ? Siapa ?

Nino: nanti kamu juga tau. Ya udah. Selamat nunggu.

Elmi: aduh nino.siapa sih yang kamu maksud ?

Sudah 5 menit berlalu sejak aku mengirimkan pesan terakhir pada nino. Namun tak ada lagi balasan dan juga tak ada seorangpun yang datang seperti yang dimaksudkan oleh nino.

Aku masih menunggu. Aku memainkan i-phoneku untuk menghilangkan sedikit kebosanan.

Akhirnya orang yang ditunggu tunggu datang juga.

Aku mendongak kan kepalaku untuk melihat siapa yang datang.

Tak sesuai harapan--

Kamu ngapain disini,el ?

Harus nya itu jadi pertanyaanku. Kamu yang ngapain disini ?

Ya, aku mau ngambil motor aku.

O. Ya udah .
Cepetan ambil dan segera pergi.

Kok galak amat.
Apa kamu sedang nunggu seseorang ?

Bodo.
Itu bukan urusan kamu.

Ok.
Tapi-
Kamu baik baik aja kan, el.

Kamu kan bisa lihat sendiri.

Oh iya ya. Syukurlah kamu baik baik saja. Dan makasih ya !

Buat ? Aku mulai memasang wajah datarku padanya. Awalnya aku masih menunjukkan keramahan,namun karena dia tak kunjung pergi mau tidak mau aku harus mengubah ekspresiku.

Ya buat semuanya ! Sambil memperlihatkan senyuman tipisnya yang bahkan hampir tidak kelihatan namun tetap saja terlihat manis.

Apaan sih pikiran ku ini.

Semuanya ? Yang mana ?.Tanyaku dengan nada cuek yang malah dibalas dengan senyuman.

Entah kenapa setiap melihatnya jantungku selalu menari nari didalam namun perasaan yang sama pun terulang. Yaitu perasaan sakit dan malu.

Aku segera menepis pikiran yang saat ini sedang terlintas diotakku sebelum air mata keluar tanpa ijin dariku.

Ya maksudku makasi karena telah melindungiku tadi.

Melindungimu ? Dari apa ? Tanyaku masa bodoh yang padahal sudah tau maksud pembicaraannya.

Dari miko ! Sekali lagi makasi,el.
Dan soal kejadian waktu itu-
Aku benar benar minta maaf,el. Aku nggak tau kalau...

Diam! Aku mohon jangan diterusin.
Soal tadi. Sebenarnya aku nggak ngelindungi kamu. Jadi jangan ge-er ! Aku ngelakuin itu demi miko. Aku nggak mau reputasinya disekolah jadi buruk karena kamu.
Jadi karena sekarang kamu sudah tau alasannya lebih baik kamu pergi. Atau kalau tidak aku aja yang pergi. Dan masa itu --
Walaupun sebentar, aku menikmatinya lee...
Jadi makasih buat masa masa itu.

Aku berbalik dan pergi meninggalkannya masuk kedalam mobil. Aku menyalakan mesinnya dan melesat menjauh meninggalkan perkarangan parkir sekolah. Aku sempat melirik ke arah lee yang masih terpaku diam ditempatnya berdiri tadi.

Kau cowok bodoh !!
Umpatku dalam hati

✨*

Miko
------------

Setelah mendengar penjelasan dari ryan aku langsung pergi untuk menemui elmi .
Dengan langkah cepat aku pergi menuju tempat parkir.
aku juga berpikir tentang apa yang harus kukatakan padanya.

Aku terus berjalan---
Berjalan...

Sampai langkahku terhenti karena i-phone ku bergetar.

Sebuah pesan.

Aku mulai menuliskan 4 digit angka untuk membuka kunci i-phone milikku (2308) yang kebetulan tanggal ulangtahunnya elmi.

Aku segera menyentuh sebuah gambar seperti surat dan mulai membacanya.

Pak iwan: maaf den, lebih baik aden segera pulang. Tuan besar sakit lagi. Dia tadi pingsan dikantor dan pegawainya membawa nya kesini karena mereka tau tuan besar benci rumah sakit. Dan bla bla bla-----

Tanpa membalas pesan singkat itu aku langsung pergi dengan sepeda motorku yang memang sudah berada diluar sekolah.

Maaf el.
Mungkin lain kali.

Didalam perjalanan aku masih saja memikirkan elmi. Tapi disisi lain aku juga mengkhawatirkan papa.
Kondisi papa yang semakin memburuk membuatku takut. Aku takut papa pergi meningglkanku seperti mama. Aku takut sendiri dan kesepian dan Aku juga takut tentang perusahaan papa. Apa yang harus kulakukan setelah papa tiada.

Aku menggeleng gelengkan kepalaku mencoba untuk menghilangkan pikiran buruk tentang kondisi papa.
Papa pasti akan baik baik saja.
Pasti !!!!

✨*
Lee
---------

Kenapa ?
Kenapa perasaanku sekarang jadi aneh setiap melihat el .

Dan ucapan serta tatapan nya tadi..-
Benar benar membuatku merasa bersalah.

Aku memang bodoh.
Bisa bisanya aku menyia nyiakan seseorang yang benar benar tulus mencintaiku.

Aku bodoh !

Pikiran ku melayang membayangkan saat saat kami bersama.
Ya kami !, aku dan el .

Saat dia tersenyum. Saat dia begitu senang nya hanya dapat duduk disebelahku dan saat dia blushing,itu benar benar lucu.
Namun bayangan buruk pun juga terlintas dalam pikiranku.

Saat dia terkejut oleh bentakanku. Saat dia sedih, saat dia kecewa,saat dia menangis,saat dia marah,saat dia..

Ah tidak bisa !!
Mengingatnya saja sekarang aku tidak bisa. Aku benar benar telah banyak melukainya.

Aku memang brengsek, jahat tak berperasaan,kejam. Dan el lah yang harus menanggung semua ini.

Aku memukul setir mobilku sambil terus merutuki diriku sendiri.

Maafkan aku el .
Aku benar benar menyesal !

-o-o-*✨*

Cinta Dari Seorang (killer)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang