"Dendam dan rahasia biasanya bersahabat. Orang yang menyimpan dendam, pasti menyimpan rahasia kelam, jauh di dalam hatinya."
*
*
*
Sunghoon bermimpi malam itu, mimpi yang sama yang selalu menghantuinya lagi dan lagi, menyakitinya.
Dia bermimpi berteriak untuk mencegah, tetapi semuanya sudah terlambat, dia berteriak-teriak menghampiri Sunoo yang terkapar penuh darah, darah itu begitu banyak memenuhi tangannya, bersumber dari kepala Sunoo.
Dan ketika kemudian darah itu semakin banyak dan banyak, Sunghoon menyadari bahwa dia sudah tidak punya harapan lagi, bahwa dia sudah kehilangan semuanya.
Akhir mimpinya selalu sama, dipenuhi dengan kesedihan dan kehampaan yang menyakitkan.
Dengan panik Sunghoon tergeragap, terenggut paksa dari mimpinya yang lelap. Tubuhnya berkeringat dan napasnya tersengal.
Mimpi itu yang selalu menghantui malam-malamnya dan menyiksanya, seandainya waktu itu dia sadar akan sikap aneh Sunoo, seandainya dia bisa menebak dan memberikan sedikit perhatian kepada Sunoo untuk mengetahui apa yang berkecamuk di benaknya. Seandainya saja....
Sunghoon mendesah keras, manusia memang hanya bisa berandai-andai ketika sudah dipenuhi penyesalan mendalam.
Seperti malam kemarin.
Jantung Sunghoon berdenyut. Dia telah merenggut istrinya dengan kasar.
Masih teringat jelas jeritan dan permohonan Jay yang penuh air mata memohon kepadanya agar tersadar, tangisan Jay sejenak membuatnya ragu.
Tetapi kemudian dia membayangkan Sunoo, Sunoo yang menderita, buta dan lumpuh, kehilangan kemampuan otaknya sehingga mengganggu mentalnya.
Sunoo yang menanggung semua kepedihan sampai tak kuat lagi, dan semua itu gara-gara Jay.
Dan Sunghoon pun pada akhirnya bertindak kejam, memperlakukan Jay dengan kejam, untuk memuaskan dendamnya, untuk membuat Jay merasakan apa yang dirasakan oleh Sunoo.
Pembalasan dendamnya harus setimpal, sakitnya harus sama. Ini adalah dendam Sunoo, dendamnya juga, dan masih akan ada banyak lagi kesakitan yang akan ditimpakan Sunghoon kepada Jay.
Jay harus menerimanya.
Tetapi.... kenapa rasa sakit ini semakin lama semakin menekan perasaannya? Membuatnya sesak dan tidak mampu menahan rasa.
*
*
*
Jay menangis semalaman dengan tubuh sakit dan perih, sampai akhirnya dia tertidur. Ketika bangun, dengan tertatih dia melangkah ke kamar mandi.
Tubuhnya sakit, seluruh tubuhnya terasa sakit akibat pemaksaan yang dilakukan oleh Sunghoon kepadanya.
Dia langsung ke kamar mandi dan mencuci tubuhnya dengan bersih, menggosok kulitnya di pancuran kamar mandi sampai terasa sakit.
Seolah semua itu bisa menghilangkan sisa penghinaan dan sikap merendahkan yang dilakukan Sunghoon kepadanya. Air matanya sudah terkuras habis, bahkan Jay sudah tidak mampu menangis lagi.
Cukup sudah!
Dia sungguh yakin bahwa memang Sunghoon tidak mencintainya dan tidak pernah mencintainya, entah karena apa lelaki itu menikahinya, yang pasti bukan karena cinta.
Jay memakai pakaiannya dan kemudian mulai merapikan pakaiannya dilemari dan memasukkannya kedalam tas.
Perkawinan ini sejak awal memang diperuntukkan untuk membuat Jay menderita.