6a - Jangan Mempermalukanku

344 47 10
                                    

"Saat kau merasakan penyesalan ketika menyakiti orang yang kau benci. Berarti kau tidak benar-benar membencinya."

*

*

*

“Kau tidak boleh bertemu dengan Heeseung lagi, dan kau tidak boleh mengurus rumah kaca itu lagi.”

Sunghoon langsung mendatangi Jay malam itu di kamarnya, seperti biasa masuk tanpa permisi dan bersikap angkuh.

Bagi Sunghoon, ini adalah salah satu rencana balas dendamnya, menahan Jay dari segala hasrat yang disukainya.

Sunghoon tahu Jay sangat menyukai rumah kacanya, dan tidak bisa mengurus rumah kacanya pasti akan sangat menyakitkan bagi pria manis itu.

Jay mendongak, menatap Sunghoon dengan lelah, tiba-tiba Sunghoon memperhatikan bahwa Jay tampak lebih pucat dan kelihatan sakit.

Jantungnya berdenyut, tetapi kemudian dia langsung menepis perasaan apapun itu yang sempat muncul. Tidak boleh ada belas kasihan, kalau dia ingin tujuannya tercapai, dia harus mampu bersikap kejam.

“Kenapa tidak boleh?” tanya Jay kemudian.

Sunghoon mengangkat alisnya, “Kau tidak berhak bertanya. Aku suamimu, apapun keputusanku kau harus mengikutinya.”

Suami macam apa yang memperlakukan isterinya seperti ini? Tanpa sadar Jay meringis perih.

“Apakah kau sengaja melakukannya Sunghoon? Untuk menyiksaku? Sebenarnya apa kesalahanku sehingga kauseolah-olah ingin menghukumku?”

Sunghoon mengetatkan gerahamnya, “Tidak perlu banyak bertanya.” Geramnya.

“Kalau aku bilang begitu, kau harus menurutinya.”

Lelaki itu melangkah mendekat dengan mengancam, “Atau kau ingin merasakan lagi ‘hukumanku’ kepadamu?”

Jay langsung terkesiap, kalimat lelaki itu menyiratkan akan pemerkosaan kejam yang dilakukannya malam itu kepada Jay, wajahnya bertambah pucat.

“Oke.” Gumamnya kemudian. “Silahkan hukum aku, kuharap kau puas dengan apapun yang kau rencanakan.” Gumam Jay sinis kemudian.

Dia takut, dia sungguh takut Sunghoon akan memperkosanya dengan kasar seperti kemarin. Itu adalah pengalaman pertama Jay, dan rasanya menyakitkan.

Jay tidak bisa membayangkan harus mengalami kesakitan itu lagi, ditambah dengan nyeri di hatinya, bahwa yang melakukannya adalah Sunghoon, lelaki yang bahkan sampai sekarangpun sangat dia cintai.

“Bagus.” Sunghoon mengernyit, “Jangan coba-coba menemui Heeseung, Jay. ataupun meminta bantuannya. Seluruh penghuni rumah ini, semua mengawasimu. Dan kau akan menyesal kalau sampai aku tahu bahwa kau menghubungi Heeseung.”

Setelah mengucapkan ancaman yang keji itu, Sunghoon membalikkan tubuhnya dan melangkah pergi sambil membanting pintu di belakangnya.

*

*

*

Jay tentu saja tidak bisa untuk tidak menghubungi Heeseung, lagipula lelaki itu menghubunginya terus menerus, meskipun Jay masih belum berani mengangkatnya, tetapi di malam hari, ketika semua penghuni rumah sudah beranjak tidur, Jay mengunci pintu kamarnya, dan menelusup dalam kegelapan masuk ke balik selimut, dan menelepon Heeseung.

“Jay!” Heeseung setengah berteriak ketika mendengar sapaan pertama Jay.

“Apa yang terjadi? Kau tidak bisa dihubungi seharian, dan aku sangat mencemaskanmu. Aku tadi datang ke rumahmu, tetapi pegawai Sunghoon menahanku di gerbang, tidak memperbolehkanku masuk. Kau baik-baik saja?”

Pembunuh Cahaya [Sungjay] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang