6.

52 11 1
                                    

Winter pulang lebih awal dari biasanya, sepanjang jalan gadis itu terus tersenyum sambil mengayuh sepedanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Winter pulang lebih awal dari biasanya, sepanjang jalan gadis itu terus tersenyum sambil mengayuh sepedanya. Karina yang dalam mode kupu-kupu setia menempel di pundak Winter. Senyum Winter tambah lebar saat semilir angin sore menerpa wajahnya, membuat sensasi sejuk, apa lagi jalanan terlihat sepi. Karina terbang dari pundak Winter, lalu merubah dirinya menjadi manusia, membuat Winter sedikit kaget dan hampir saja sepedanya itu oleng, untung saja dia tidak jatuh.

Karina berdiri di depan Winter yang sudah menghentikan sepedanya, lalu Petrichor itu mengambil alih sepeda Winter.

"Kau membonceng saja di belakang, biar aku yang mengemudi.." ucap Karina sambil memegang tangan Winter yang masih berada di pegangan sepeda.

"Kau bisa naik sepeda?" tanya Winter heran, namun dia menurut dan turun dari sepedanya.

Karina menampilkan smirknya yang sedikit menyebalkan.

"Tentu saja.." jawab Karina sambil naik ke sepeda Winter.

Karina yang sudah siap di atas sepeda, tersenyum sambil mengisyaratkan Winter untuk duduk di belakang. Dengan hati-hati Winter duduk di jok belakang, kedua tangannya memeluk perut Karina dengan erat.

"Kau siap?" tanya Karina.

"Neee. Hati-hati Ka ⎯ wuaaaaaaaaa!!!!!!!" belum sempat Winter menyelesaikan kata-katanya, Karina sudah mengayuh sepeda itu melewati jalanan yang menurun.

Karina tertawa dengan suaranya yang khas, semilir angin menerpa wajahnya juga Winter. Winter semakin mengeratkan pelukannya pada perut Karina.

"Yakk!!! Yakk!!!! Jangan terlalu cepat bodoh!!" umpat Winter saat Karina mengayuh sepedanya dengan kecepatan extra.

Sepeda yang di kendarai Karina dan Winter meluncur bebas di jalanan yang menurun. Karina terbahak dan Winter semakin mengeratkan pelukannya. Karina membelokkan sepedanya menuju ke jalan setapak ke arah hutan. Jalanan yang tadinya mulus kini berubah menjadi berbatu.

"Haishhh!!! Kau bisa merusak ban sepedaku bodoh!!" umpat Winter, kedua tangannya masih setia memeluk perut Karina. Laju sepeda juga mulai lebih lambat, Karina hanya tersenyum dalam diam.

"Kita mau kemana sih?? Kau tidak akan membuangku ke hutan kan??" tanya Winter, membuat Karina seketika terkikik geli.

"Sudah kau diam saja, nanti kau juga akan tahu kita kemana, yang pasti kau akan menyukai tempat itu.." jawab Karina sambil tersenyum, wajahnya sedikit bercahaya kebiruan, dan tentu saja Winter tidak melihatnya.

Winter hanya berdehem saja, menuruti Karina yang entah kemana akan membawanya.
Di kiri dan kanan hanya terlihat pepohonan, sedikit cahaya dari matahari menyorot dan menembus lewat celah-celah pohon yang menjulang tinggi. Hawa dingin mulai menyeruak saat Winter dan Karina semakin masuk ke dalam hutan. Karina menghentikan sepedanya, lalu Peri Hujan itu turun membuat Winter juga ikut turun dari sepeda dengan raut wajahnya yang bingung.

PETRICHOR (WINRINA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang