11.

63 8 0
                                    

"Saat kau mencintai seseorang secara berlebihan, maka kau akan berubah menjadi jahat dan egois

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Saat kau mencintai seseorang secara berlebihan, maka kau akan berubah menjadi jahat dan egois." ucap Sowon sebelum meninggalkan Karina seorang diri. Sowon memberi waktu beberapa menit pada Karina untuk memilih dua pilihan yang dia berikan.

Dalam Taman Keabadian yang sunyi, Karina duduk bersimpuh di samping pusara sang ibu. Tangannya terulur dan menyentuh bunga-bunga Petrichor yang tumbuh subur di atas pusara itu. Karina begitu merindukan ibunya, saat seperti ini, dia butuh pelukan ibunya.

"Eomma... Aku merindukanmu.." lalu air mata bening meluncur bebas dari pipi Karina. Gadis Petrichor itu terisak pelan, isakannya yang terdengar pilu, dan sarat akan kesedihan.

"Aku begitu mencintainya Eomma.. bahkan aku rela menukar apapun demi untuk bersamanya. Namun kata-kata Appa benar, bahwa jika aku terus memaksakan cintaku, maka yang terjadi aku akan kehilangan dia untuk selamanya.." ucap Karina sambil terisak. Matanya sembab karena terlalu lama menangis.

"Eomma, jika aku tidak boleh jatuh cinta padanya, lantas mengapa Tuhan memberikan perasaan ini padaku? Mengapa Tuhan memberikan perasaan ini jika perasaan ini terlarang?" Karina terus berbicara seorang diri, seolah-olah Yuju berada di depannya.

"Apakah aku salah jatuh cinta padanya Eomma??" dan isakan Karina semakin terdengar pilu.

Dari kejauhan, Aeri memperhatikan Karina dengan mata yang berkaca-kaca, namun tangannya terkepal erat. Ingin sekali sekarang dia berlari dan memeluk Karina, membiarkan gadis itu menangis di pelukannya, karena Aeri akan mengelus punggung Karina sambil berkata bahwa semua akan baik-baik saja. Namun itu hanyalah angan, Aeri tetap mencintai Petrichor itu dalam diam.

.

.

.

.

.

Karina berjalan lunglai di dampingi Sowon, wajahnya sedikit pucat dan matanya sembab. Sebenarnya Sowon tidak tega melihat putrinya seperti ini, namun dia tetap harus melakukan sesuatu sebelum semuanya terlambat, sebelum Karina menyesali perbuatannya.

Langkah Karina terhenti, tepat di depan pintu dengan akar rambat yang menjuntai, tempat dimana Winter terbaring di dalamnya. Dia ingin menahan air matanya agar tidak menetes, namun tetap saja hancur yang dia rasakan membuat Karina kini terisak pelan, tangannya terkepal, guna meredam semua rasa sakit yang menjalar di hatinya.

Tidak ada yang lebih menyakitkan di banding melepaskan seseorang yang sangat kau cintai.

Sowon mengelus pelan punggung Karina yang naik turun karena menangis, putrinya benar-benar hancur, bukan karena ulah Sowon, namun karena realita yang harus dia terima. Jika saja Sowon bisa menukarnya dengan apapun, dia akan tukar demi kebahagiaan Karina, namun sayangnya tidak ada. Takdir adalah milik Tuhan, yang mana tidak semuanya bisa Sowon ubah. Ingat, Sowon bukan Tuhan.

"Appa... Aku mohon biar aku saja yang melakukannya.." ucap Karina sambil terisak dengan kepala yang tertunduk.

Sowon menghela nafasnya.

PETRICHOR (WINRINA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang