10.

41 8 0
                                    

Matahari terbit dengan gagahnya, membuat bumi terang dengan pancaran sinarnya yang dahsyat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari terbit dengan gagahnya, membuat bumi terang dengan pancaran sinarnya yang dahsyat. Gemericik aliran sungai dan sahutan burung yang terbang membuat suasana di alam terbuka sungguh nyaman. Namun kenyamanan itu terpecah saat segerombolan Peri Hutan berlari ke arah Karina dan Winter yang sudah tergelatak tak sadarkan diri. Pemuda dengan sayap kelelawarnya yang masih mengembang berdiri dengan sorot matanya yang tajam, sambil bersedekap dada, dia menyuruh para Peri Hutan itu untuk membawa Karina dan Winter.

"Tunggu Aeri!!" teriakan yang lantang dari pemuda lain membuat Peri Hutan yang tengah mengangkat tubuh Karina dan Winter seketika menghentikan aktivitasnya. Aeri menoleh ke asal sumber suara.

"Ada apa Suho? Kemana saja kau ini?" tanya Aeri.

Suho tidak langsung menjawab, dia malah memperhatikan Karina dan Winter yang sudah tidak sadarkan diri.

"Kau akan apakan mereka?" tanya Suho, dengan wajahnya yang datar.

Aeri memicing. Lalu memperhatikan kawannya itu yang tidak terlihat seperti biasanya.

"SinB mati di tangan Tuan Sowon." ucap Suho kembali.

Namun Aeri sama sekali tidak kaget, dia malah tersenyum miring sambil menepuk pundak Suho.

"Jadi kau kemari hanya untuk memberitahukan kabar itu? Jujur saja Suho, aku sama sekali tidak peduli. Ahh, mian.. kau pasti merasa kehilangan karena kau menyukai SinB bukan?" ucap Aeri dengan nadanya yang mengejek.

Suho terdiam, meredam emosinya agar tidak meledak. Dia sudah menebak bahwa reaksi Aeri akan seperti ini, karena walaupun SinB dan Aeri adalah saudara kandung, namun keduanya mempunyai banyak perbedaan, bahkan sudah sejak dulu keduanya bermusuhan. SinB yang pembangkang dan suka kebebasan, sedangkan Aeri yang sangat setia dan patuh pada Sowon.

"Hey! Cepat bawa mereka berdua ke hadapan Tuan Sowon!" teriak Aeri saat para Peri Hutan hanya diam memperhatikannya dan Suho.

Aeri melenggang pergi dari hadapan Suho dengan senyum ejekannya, namun dengan cepat, Suho memegang pundak Aeri hingga pemuda itu berhenti seketika.

"Tidak semudah itu Hwang Aeri.."

Suho dengan cepat berubah menjadi kelelawar besar dan melesat begitu saja, membawa Karina dan Winter dengan kedua kakinya yang kuat. Dia terbang melambung menembus hutan. Membawa kabur Karina dan Winter, membuat Aeri murka dan langsung mengejar Suho. Kedua kelelawar raksasa itu saling berkejaran menembus rindangnya pepohonan.

Mata Suho membulat saat di depannya berdiri Sowon dengan posisi melayang, menatapnya tajam sambil bersedekap dada.  Suho menukik tajam dan mendarat dengan tidak sempurna, dia merubah dirinya menjadi manusia lagi dan berdiri di depan Karina dan Winter yang terduduk tak sadarkan diri bersandarkan pada pohon yang besar.

Sowon dan Aeri mendarat dan berdiri di hadapan Suho. Aeri melesat dan mencengkram kerah jas milik Suho, lalu satu tangannya meninjuk perut Suho hingga pemuda itu tersungkur begitu saja. Aeri kembali mencengkram Suho dan meninju punggung pemuda itu hingga jatuh. Sowon berjalan pelan, saat dengan sengaja Aeri menginjak kepala Suho agar dia semakin lengah.

PETRICHOR (WINRINA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang