1.

169 12 2
                                    

Di suatu tempat nan jauh di sana, tempat yang tidak akan bisa manusia jamah, tinggalah makhluk-makhluk langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di suatu tempat nan jauh di sana, tempat yang tidak akan bisa manusia jamah, tinggalah makhluk-makhluk langit. Mereka di bagi menjadi 3 kelompok ;

1. Petrichor, adalah Peri Hujan yang suka hidup berdampingan dengan manusia. Bau mereka sangat khas, seperti bau tanah kering yang baru saja di guyur oleh hujan. Mereka mempunyai sayap seperti kupu-kupu, sayap mereka di dominasi warna hijau dan biru.

2. Nyctophile, adalah Peri Malam, makhluk dengan sayap seperti kelelawar yang suka berkeliaran pada malam hari. Mata mereka sangat tajam saat malam hari.

3. Denrophile, adalah Peri Hutan, makhluk dengan sayap berwarna coklat yang suka berkeliaran di hutan, mereka di tugaskan untuk menjaga hutan di seluruh bumi agar tetap terjaga kelestariannya. Denrophile di kenal sangat buas, mereka tidak segan-segan melukai manusia yang mencoba merusak tatanan alam.

3 kelompok makhluk ini di kenal dengan nama Sprixe, dan pemimpin dari para Sprixe adalah Dewa Langit Astrosius bernama King Sowon. Dia adalah Astrosius dengan perawakan tinggi, berbadan atletis dan berwajah tampan, sayapnya seperti malaikat berwarna biru terang. Semua Sprixe sangat menghormati King Sowon, kecuali Petrichor nakal bernama Karina.

Seperti sekarang ini, Karina tengah berlari di sepanjang jalan setapak yang beralaskan rumput basah, tangan kanannya menenteng seember kecil buah apel yang baru saja dia petik. Di kejauhan beberapa Peri Hutan tengah mengejarnya sambil terus mengumpat.

"Hahahaha! Kejar aku jika kalian bisa!!" Karina terus berlari sambil sesekali memakan apel-apel itu. Tertawa terbahak saat beberapa Peri Hutan kewalahan mengejarnya.

"Hey Karina!! Berhenti!!!" teriak salah satu Peri Hutan dengan perawakan yang jangkung dengan rambut panjang berwarna coklat gelap.

Karina mengabaikannya, terus berlari tanpa peduli teriakan dari Peri Hutan itu.






Langit yang berwarna biru tua perlahan berubah menjadi lebih terang, sayap hijau kebiruan milik Karina membentang, lalu dia terbang melesat begitu saja. Para Peri Hutan tak tinggal diam, mengejar Karina dengan sayap mereka yang berwarna coklat.

"Haish merepotkan! Mereka masih mengejarku ternyata.." tubuh Karina meliuk-liuk di udara, dari tubuhnya keluar cahaya kehijuan yang membentang di langit, membuat siapa saja yang melihatnya pasti takjub.

Karina tersenyum miring, lalu memakan apelnya sambil terus terbang mengecoh para Peri Hutan. Mereka terus berkejaran di langit, tidak peduli sepasang mata memperhatikan mereka dari jauh.





Karina membelalakkan matanya saat di depannya berdiri laki-laki dengan sayapnya yang mirip dengan kelelawar, memblokade pergerakannya hingga dia mendengus kesal.

"Yak Aeri!! Minggir! Kau tidak lihat aku sedang di kejar oleh Peri Hutan?!" sembur Karina dengan wajahnya yang masam.

Aeri hanya berdiri dengan wajahnya yang datar. Menarik tangan Karina dan melesat turun dari atas langit.

PETRICHOR (WINRINA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang