⚠ᴛʏᴘᴏ ʙᴇʀᴛᴇʙᴀʀᴀɴ!⚠
Keesokan harinya..
Sekitar jam enam pagi dian terbangun dari tidurnya, dian turun dari kasur lalu berjalan menuju kamar mandi.
Setelah selesai dia langsung siap siap untuk pergi, setelah selesai dia langsung keluar dari kamar dan bersiap untuk pergi.
"Mau kemana" tanya Marvin yang memang masih ada disana.
Dian tidak menjawab, dia sibuk memakai sepatunya.
"Bukannya hari ini jadwal mu sore?? Mau kemana pagi pagi gini??" tanya Marvin namun lagi lagi dian tidak menjawabnya dan malah pergi.
Marvin yang melihat dirinya didiamkan menjadi merasa bersalah. "Apa semalam aku terlalu kasar.. Hingga membuatnya semarah itu??"
**
Dian duduk sendirian di kursi panjang yang ada didepan ruangan, dia menunggu gilirannya dipanggil dan tak lama setelah seseorang keluar, dirinya langsung dipanggil.
Dia langsung berdiri dan berjalan masuk, dia langsung duduk didepan dokter itu.
"Hallo, apa keluhannya??" tanya sang dokter
"Emm.. Selama beberapa hari ini aku sering merasa mual.. Pusing, perut sakit, tubuh lemas.."
"Secara tiba-tiba??"
"Iyaa, terkadang suka tiba-tiba mual mencium bau makanan atau parfum"
"Ada lagi?? Bagaimana dengan nafsu makan??"
"Emm.. Sedari kemarin aku terus terusan lapar meskipun sudah makan banyak aku tetap saja merasa lapar dan.. Emosi tidak bisa dikendalikan"
"Ada lagi??"
Dian menggeleng. "Itu saja"
Dokter itu langsung memeriksa keadaan dian, setelahnya dokter itu langsung menatap dian. "Apa kamu sudah menikah??"
"Belum, kenapa memang??"
"Kamu hamil dan usia kehamilannya masih sangat muda belum sampai satu minggu"
"Apa? Hamil?! Kok bisa"
"Banyak orang yang sama seperti mu, untuk itu kamu jangan sampai stress, memikirkan hal yang berlebihan dan kelelahan, tetap jaga kesehatan karna kalau seorang pria hamil akan gampang untuk keguguran. Saya akan memberikan obat agar rasa mual dan pusingnya sedikit mereda"
Dian terdiam lalu mengangguk. "Iya dok"
*
*
Dian kembali ke apartemen nya, dia membuka pintu lalu berjalan masuk. Dia melihat Marvin yang masih ada disana dan bersiap akan pergi.
"Dian? Kamu dari mana" tanya Marvin
"Rumah sakit" jawabnya singkat
"Rumah sakit?? Kenapa gak bilang sama saya, tau gitu saya antar"
Dian hanya diam sambil menunduk, Marvin yang melihat itu menjadi penasaran. "Apa hasilnya?? Kamu sakit??"
"Hanya demam"
"Tidak usah bohong, jawab yang jujur kamu kenapa??"
"Hanya demam dan asam lambung naik"
"Kamu bohong kan??"
"Tck! Pergi saja kalau gitu!" kesal dian sambil menghempaskan tangan Marvin, dia berjalan menuju kamarnya dan membanting pintu.
Marvin yang melihat itu hanya diam, dia menghela nafas lalu menggeleng pelan. "Sepertinya aku memang keterlaluan"
KAMU SEDANG MEMBACA
MarvinDiandra || END
Короткий рассказ-ᴍᴀᴀғɪɴ ᴋᴀʟᴀᴜ ᴀᴅᴀ ᴋᴇsᴀʟᴀʜᴀɴ⚠ -ʙɪᴋɪɴ ᴋᴀʏᴀᴋ ɢɪɴɪ ᴄᴜᴍᴀɴ ɪsᴇɴɢ, ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴅɪᴀɴɢɢᴀᴘ sᴇʀɪᴜs, ɪɴɪ ᴄᴜᴍᴀɴ ғᴀᴋᴇ/ғɪᴋsɪ/ᴋᴀʀᴀɴɢᴀɴ.⚠ -ᴊᴀɴɢᴀɴ sᴀʟᴀʜ ʟᴀᴘᴀᴋ, ʟᴀᴘᴀᴋ ʙxʙ.