⚠ᴛʏᴘᴏ ʙᴇʀᴛᴇʙᴀʀᴀɴ!⚠
Marvin mendengarkan semua penjelasan dari rian, dia mengerti sekarang apa yang dialami dian di masa lalu, kalau dia tau sejak awal mungkin dia tidak akan melakukan hal itu.
"Bapak ngerti kan sekarang??" rian
Marvin mengangguk. "Maafin saya, saya gak tau soal itu, kalau saya tau sejak awal mungkin saya gaakan lakuin itu"
"Dian bakalan susah buat sembuh pak mungkin buat beberapa lama dia bakalan marah dan gak mau ketemu sama bapak, awal awalnya juga gitu"
"Oh ya pak, bapak semalam mainnya pakai pengaman??" tanya rian
Marvin yang mendengar itu langsung menggeleng. "Engga, saya lupa"
"Kok engga sih pak!"
"Kenapa?"
"Kalau dian sampai hamil gimana?!"
"Dia bisa hamil?"
"Ya.. Gak tau juga sih.. Tapi gimana kalau misalnya bisa??"
"Bagus dong, saya bakalan langsung nikahin dia"
"Memangnya dian mau sama bapak? Sekalipun dian mau, bapak gak bakalan gampang dapet restu dari daddy nya"
"Kata siapa? Bagi saya itu gampang"
"Terserah bapak deh, saran saya sih buat beberapa hari jaga jarak dulu sama dian biar dia bisa tenang dan cepet sembuh"
"Saya ngerti, buat beberapa hari saya gaakan dateng kekampus"
"Lho? Terus pelajaran bapak gimana??"
"Kosong, saya bakalan izin buat satu minggu dan minggu depan saya temuin dian lagi sekalian saya minta maaf sama dia"
"Ohh bagus deh kalau bapak ngerti"
»»——⍟——««
Hari hari berjalan seperti biasa dan dian sudah kembali kekampus nya setelah tiga hari tidak masuk, setelah kejadian itu dian jadi banyak diam, nalen dan rian sudah berusaha menghibur dian dengan segala hal namun tetap saja mereka tidak berhasil.
Seminggu berlalu, hari ini rian dan nalen izin tidak bisa masuk karena ada urusan jadilah dian sendiri dikelas.
Dia mengumpulkan tugas nya yang sudah selesai dan menaruhnya diatas meja dosen, dia duduk di kursi paling belakang dan sendiri.
Hari ini dosen yang masuk giliran Marvin dan dian kira Marvin tidak masuk hari ini nyatanya dia masuk dan mengajar, sepanjang pelajaran yang dijelaskan oleh Marvin, dian hanya diam dan menatap fokus sambil sesekali mencatat.
Sesekali Marvin menatap kearah dian dan tersenyum sementara dian hanya menatapnya dengan kesal.
Baru setengah pelajaran tiba-tiba dian merasa ada yang aneh dengan dirinya, perutnya tiba-tiba terasa mual dan sakit.
Dia berusaha menahan rasa sakit itu dan mengusap usap perutnya tapi semakin lama dia malah semakin mual, brian yang memang duduk tak jauh dari dian menatap bingung padanya.
"Dian, kamu gak papa??" tanya brian
Dian langsung menggeleng. "Gak papa"
"Seriusan? Muka kamu pucet banget, kalau sakit pulang aja"
Marvin menatap kearah dian dan brian, dia berdiri lalu berjalan kearah mereka. "Ada apa?"
"Anu pak.. Ee dian sakit kayaknya" brian

KAMU SEDANG MEMBACA
MarvinDiandra || END
Cerita Pendek-ᴍᴀᴀғɪɴ ᴋᴀʟᴀᴜ ᴀᴅᴀ ᴋᴇsᴀʟᴀʜᴀɴ⚠ -ʙɪᴋɪɴ ᴋᴀʏᴀᴋ ɢɪɴɪ ᴄᴜᴍᴀɴ ɪsᴇɴɢ, ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴅɪᴀɴɢɢᴀᴘ sᴇʀɪᴜs, ɪɴɪ ᴄᴜᴍᴀɴ ғᴀᴋᴇ/ғɪᴋsɪ/ᴋᴀʀᴀɴɢᴀɴ.⚠ -ᴊᴀɴɢᴀɴ sᴀʟᴀʜ ʟᴀᴘᴀᴋ, ʟᴀᴘᴀᴋ ʙxʙ.