233. Side Story 8

71 6 1
                                    

Berita wafatnya Kaisar disampaikan kepada Duchy Zenos oleh kepala Ksatria Tuan Putri. 

Dia merupakan Ksatria terbaik yang dimiliki Kekaisaran.

Mata kuningnya bersinar tajam di bawah alis abu-abu gelap.

Karena dia telah memimpin Royal Knights untuk waktu yang lama, dia memiliki mentalitas kuat yang tertanam dalam dirinya.

Sampai tiba di Duchy...

"Apa kamu yakin tidak mau dipanggilkan dokter Istana? Kamu tampaknya menderita mabuk perjalanan yang parah..."

"Saya baik-baik saja Yang Mulia. Jangan khawatir. Lingkaran sihir Yang Mulia Pangeran sempurna!"

"Hmm."

Ditrian menatap wajah kepala ksatria itu dengan ragu. 

Meskipun kata-katanya meyakinkan, wajah ksatria itu pucat dan kekuningan.

Mabuk perjalanannya terjadi karena lingkaran sihir yang diciptakan oleh Callisto.

Jelaslah bahwa ksatria Itu telah memaksakan diri hingga kelelahan karena perintah tuannya.

'Tampaknya Putri dan Pangeran telah mengambil alih kendali penuh atas kekaisaran.'

Dilihat dari sikap sang ksatria, 'mengambil alih kendali sepenuhnya' mungkin bukan deskripsi yang tepat.

"Ini sangat tiba-tiba. Aku ingat Baginda Kaisar dalam keadaan sehat sebelum kami meninggalkan Kekaisaran."

"Iya."

"Putri pasti sangat sedih. Sayang sekali aku tidak bisa menyampaikan belasungkawa secara langsung."

Ekspresi kepala ksatria menjadi aneh.

Merasa ada yang tidak beres, Ditrian menatap ksatria Itu.

"Ehem."

Kepala ksatria segera berdeham dan menoleh, lalu mengeluarkan sebuah amplop tertutup dari saku dadanya.

"Ini adalah surat pribadi dari Yang Mulia Putri. Beliau telah memerintahkan agar surat ini disampaikan langsung kepada Saintess."

"Aku akan mengurusnya."

Ditrian berhenti sejenak saat dia memperhatikan hiasan emas di sudut surat itu.

Dia mengusap pelan ujung jarinya di atas daun emas itu lalu berbicara kepada sang ksatria.

"Aku akan menyampaikan jawabannya segera setelah siap. Kami juga akan mengumpulkan delegasi ke Kekaisaran secepat mungkin, jadi beristirahat dan pulihkan dirimu dulu."

"Terima kasih, Yang Mulia Raja."

Setelah ksatria itu pergi, Ditrian tidak bisa mengalihkan pandangannya dari surat itu untuk beberapa saat. 

Pasalnya, hiasan emas yang berkilauan membawa kembali kenangan lama di benaknya.

Terakhir kali surat berhias emas untuk Ditrian adalah ketika dia menerima perintah Kekaisaran untuk menikah.
Surat itu juga memiliki hiasan daun emas.
"Apa yang akan terjadi jika waktu itu pernikahan nasional kutolak?"

Ditrian terkekeh pelan saat membayangkan hasilnya.

Jika dipikir lagi, surat itu ternyata menjadi sebuah tanda yang membawa hidupnya ke surga.

***

Setelah jadwal yang sibuk, matahari terbenam berwarna merah di atas Istana Zenos.

Ditrian mengelus kepala Leticia yang sedang berbaring dengan kepala bersandar di pangkuannya.

Dia bertanya sambil menaruh kue di mulut Leticia, yang sedang berkonsentrasi pada surat sang Putri.

[SIDE STORY] The Way to Protect the Lovable YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang