Walaupun sudah hampir bekerja selama lima tahun menjadi sekretaris pribadi merangkap assisten pribadi seorang bos besar, nyatanya tak selalu membuat Maura berhasil bangun pagi.
Dihari senin yang cerah, yang Maura prediksi akan menjadi hari yang super panas karena melihat matahari sudah menunjukkan kekuatan super cahayanya, padahal jam masih menunjukkan pukul enam lewat, Maura harus berulang kali menghela nafas ditengah tengah usahanya untuk bisa bersiap siap secepat mungkin.
Menjemput kantuk dengan menonton drama korea ternyata bukan lah salah satu pilihan yang baik, karena nyatanya Maura justru kebablasan hingga pukul dua dinihari. Untung saja alarm ponselnya sudah ia setel untuk setiap hari, kalau tidak bisa kacau urusannya.
Ditengah tengah usaha Maura yang sibuk mencatok rambut, ponsel yang ia letakkan diatas meja berbunyi nyaring. Beruntung rambut hitam legam sebahu nya sudah berhasil ia tata dengan sangat indah.
Boss Besar
Tertera nama pemanggil pada ponsel nya, dengan sigap Maura menggeser ikon hijau
"Selamat pagi pak" sapa Maura lebih dulu, bos besar menghubunginya pagi pagi pasti ada sesuatu yang urgent
"Pagi Mau, maaf saya mengganggu pagi kamu" suara pak Bramantyo terdengar dari seberang membuat Maura refleks menggeleng. Sadar bahwa atasannya tak bisa melihat, Maura kemudian menjelaskan bahwa ia tidak terganggu dan siap berangkat menuju kantor.
Menjepit ponsel diantara telinga juga bahu nya adalah keahlian Maura sejak beberapa tahun terakhir. Ia menarik tas berukuran sedang yang berisi segala keperluannya kemudian mengambil hells berwarna soft pink dari rak sepatu hingga ia berhasil mengunci pintu kamar kost miliknya
"Kamu ngga lupa kan Mau, hari ini ada penyambutan CEO baru dikantor? Saya minta tolong kamu siapkan segala keperluan ya Mau. Maksud saya kamu bantu check apalah semua sudah beres atau belum, oke?" pinta pak Bram
"Oke pak, ini saya udah mau jalan menuju kantor. Akan saya bereskan semua nya pak, pak Bram ngga usah khawatir" ujar Maura mantap
Ia cukup yakin, karena sebelum tidur tadi malam ia sudah memastikan bahwa persiapan untuk hari ini sudah beres semua
"Oke Maura. Terimakasih banyak ya, sampai bertemu dikantor. Selamat pagi"
Begitu menjawab salam pak Bram, Maura kemudian segera menuju Yaris merah miliknya yang terparkir dihalaman kost untuk segera menuju kantor.
Perjalanan pagi Maura ditemani oleh suara penyiar Prambors Radio, berhasil menaikkan mood Maura pagi ini.
Lagu We Can't Be Friends milik Ariana Grande terputar dengan merdu, membuat Maura ikut bersenandung kecil hingga mobilnya berhasil memasuki pekarangan perkantoran.
Maura lantas memarkirkan mobilnya, memeriksa make up nya kemudian setelah semua beres, ia mengambil tas untuk memasuki kantor.
"Pagi mba Maura" suapa suara riang dari arah belakang membut Maura sejenak berhenti dan berbalik
Gadis itu tersenyum "Pagi Van, cerah banget lo hari ini" ujar Maura bercanda melihat blazer kuning yang dipakai oleh Vani
Gadis itu terkekeh "Mau nyaingin cerah nya matahari mba" balas nya ringan
"Mba Maura mau langsung naik atau mampir beli kopi dulu?" tanya Vani
Mungkin hampir seluruh karyawan disini sudah paham bahwa setiap pagi pemandangan Maura bersama kopi tidak akan pernah terlewati.
Kalau kata Maura, ia butuh asupan kafein supaya hari nya semangat karena ngga ada ayang yang nyemangatin
"Mau beli kopi dulu Van. Lo mau ikut?" tanya Maura. Gadis itu mendengus, memasang raut sedihnya
KAMU SEDANG MEMBACA
PAST - FUTURE PARTNER
Teen FictionKatanya, mau sekeras apapun usaha untuk lupa, kalau semesta bilang ketemu ya ketemu. Kalau takdirnya tertulis kembali, ya kembali. Ngga peduli usaha move on nya gimana.