Hari hari berjalan dengan cukup baik, setelah Maura berhasil menyampaikan permintaannya pada Abhi.
Mereka benar benar berhasil menjadi boss dan sekretaris yang profesional, walau sejujurnya Maura merasa tak enak hati karena Abhi lebih banyak diam setelah hari itu.
Ketika sedang sibuk dengan pekerjaannya, telfon Maura berbunyi. Belum sempat ia menyapa suara dari telfon sudah lebih dulu memberi perintah
"Maura, tolong keruangan saya sekarang"
Dengan sigap Maura membawa ipad dan stylusnya, dengan sedikit berlari menuju ruangan Abhi karena khawatir ada pekerjaan urgent yang menanti
"Pak Abhi ada yang bisa saya bantu?" tanya Maura setelah dipersilahkan masuk
"Mau, nanti jam makan siang kita sekaligus pertemuan bisnis kan?" tanya Abhi masih fokus dengan laptopnya tak menatap Maura sedikit pun
"Iya pak, nanti pertemuannya diadakan disalah satu restoran seafood. Permintaan klien pak" jelas Maura
"Tolong hubungi pihak klien, saya minta tempat makan siang kita diubah" jelasnya yang sontak membuat Maura terbelalak
Sudah sangat tidak mungkin rasanya harus mengganti tempat disaat mereka hanya punya sisa waktu dua jam
"Tapi pak, untuk cari dan reservasi tempat disaat makan siang cukup sulit pak" jelas Maura
Abhi menatap Maura tajam "Maura, kamu itu lupa kalau kamu ngga bisa makan seafood? Jadi kenapa harus dipaksa?" pertanyaan Abhi yang berhasil membuat Maura cengo
Apa apaan bos nya ini. Mengganti tempat janji temu hanya karena sekretarisnya ngga bisa makan seafood. Sungguh, selama ia bekerja, Maura merasa baru kali ini bekerja tidak profesional
"Pak, saya ngga apa apa. Saya bisa makan menu lain. Pak ini tentang bisnis bukan kepentingan pribadi saya" jelas Maura
Melihat kesungguhan Maura, Abhi pun tak ingin mendebat lagi walau dengan rasa khawatir akan Maura nantinya
"Oke kalau kamu yakin" ujar Abhi final. Suara pria itu terdengar sedikit ketus. Maura paham, bos nya tentu kesal karena penolakannya. Padahal yang Abhi lakukan karena menolong Maura.
Dan disinilah mereka berada sekarang, restoran seafood untuk makan siang sekaligus bertemu dengan klien
Sejak tiba tadi, Maura memang hanya memesan jus alpukat dan memilih untuk menunda makan siangnya. Herannya, Abhi pun melakukan hal yang sama. Pria itu hanya memesan cemilan untuk mereka nikmati bersama
Walau penasaran, Maura tentu menahan diri untuk tidak bertanya disituasi mereka saat ini.
Sehingga makan siang yang direncanakan harus gagal dan mereka hanya membahas tentang bisnis
Maura tidak mau ambil pusing tentunya. Ia hanya fokus menulis pada ipad nya tentang hal hal penting dari pertemuan kali ini, walau nyeri pada perutnya sudah tak lagi mampu ia tahan.
Abhi sesekali melihat dengan jelas, Maura beberapa kali meremas perutnya. Wajah gadis itu juga tampak pucat juga terlihat berkeringat padahal ruangan ini full AC
"Oke, kalau begitu pak Abhi dan mba Maura terimakasih atas pertemuannya kali ini. Semoga kerja sama kita bisa berjalan dengan lancar. Maaf jika saya harus buru buru karena mengejar penerbangan untuk menuju Lombok" ujar Pak Nelson
Abhi kemudian menjabat tangan pria paruh baya itu diikuti dengan Maura. Begitu pak Nelson keluar, Maura sontak saja terduduk dengan lemas
"Mau, kamu ngga apa apa?" tanya Abhi khawatir. Pria itu memegang kedua pundak Maura cukup erat. Memandang kearah gadis itu yang kini tertunduk lemah
KAMU SEDANG MEMBACA
PAST - FUTURE PARTNER
Teen FictionKatanya, mau sekeras apapun usaha untuk lupa, kalau semesta bilang ketemu ya ketemu. Kalau takdirnya tertulis kembali, ya kembali. Ngga peduli usaha move on nya gimana.