Sudah hampir dua jam Abhi menunggu Maura sadar didalam IGD.
Maura masih tampak tertidur dengan pulas, melupakan rasa sakit yang menyerang perut nya sejak tadi
Abhi terkejut bukan main ketika ia melihat secara langsung didepan matanya tubuh Maura ambruk begitu saja.
Seolah olah tubuhnya tidak akan merasa sakit atau dingin ketika bersentuhan dengan lantai.
Abhi secepat yang ia bisa berlari menuju Maura. Membawa gadis itu untuk segera mendapat perawatan. Abhi bahkan mengabaikan banyak karyawan yang melihat kelakuannya itu
Pria yang saat ini duduk dikursi yang berada disebelah brangkar Maura, berulang kali memijit pelipisnya ringan.
Khawatir membuat Abhipraya kembali mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat Maura ditabrak oleh sebuah mobil. Membuat gadis itu harus tertidur seharian penuh. Abhi tentu saja merasa takut. Seakan hal buruk bisa saja terjadi pada gadis nya kala itu
"Pak Abhi" suara serak seorang wanita segera menyadarkan Abhi. Bangkit dari duduk nya, Abhi memandang Maura khawatir. Ia perhatikan wajah Maura dengan begitu teliti, hingga pria itu terlihat merasa lega ketika mendapati Maura sudah sadar
"Yaya, kamu udah sadar? Apa yang sakit? Kamu mau apa?" tanya Abhi tanpa jeda. Tangan pria itu bahkan tanpa sadar mengusap pelan kepala Maura
"Haus" satu kata dari Maura
Abhi kemudian mengambil air minum diatas nakas, mengarahkan sedotan pada bibir Maura
"Pelan pelan Ya" Abhi mengingatkan
"Sudah?"
Maura mengangguk sementara Abhi kembali meletakkan air keatas nakas
"Saya kenapa bisa disini pak?" tanya Maura heran. Seingatnya tadi ia masih berada di lobi kantor dan bertengkar dengan Ayu
Reflek tangan Maura meraba pipi kanan nya, merasakan kembali perih tamparan Ayu
Abhi menyaksikan itu semua dan ia pun menyadari bekas kemerahan pada pipi Maura
"Siapa yang nampar kamu?" tanya Abhi langsung
"Eh?" Maura refleks tergagap
"Siapa Maura?"
Abhi kali ini bertanya dengan serius. Pria itu menolak segala kebohongan yang akan Maura katakan
"Ngga ada pak. Ini bukan tamparan kok" Maura tentu tidak ingin Abhi tahu, bisa bisa semakin panjang urusannya
"Kamu jangan bohong, mau jujur atau saya cari tahu sendiri?" ancam Abhi
Maura berusaha memutar otaknya agar Abhi melupakan saja kejadian hari ini karena tidak mungkin juga Maura membawa Abhi kedalam masalah pribadinya dengan Ayu, walau yang Ayu ributkan adalah pria itu sendiri
"Pak Abhi, saya kapan bisa pulangnya?" tanya Maura hati hati
Abhi pun tersadar bahwa ia seharusnya memanggil dokter lebih dulu untuk memeriksa kondisi Maura yang baru saja sadar, bukan malah banyak bertanya seperti ini
Menghela nafas dengan sedikit berat, Abhi akhirnya beranjak, keluar dari ruangan untuk mencari dokter yang akan memeriksa Maura.
"Apes bener gueee, malu diliatin sekantor lagi berantam eh sekarang malah sama Abhipraya" rutuk Maura
Tak lama masuk lah Abhi bersama seorang dokter juga perawat yang akan memeriksa Maura
"Saya periksa dulu ya bu" ijin sang dokter untuk mulai memeriksa Maura
Maura hanya diam, sesekali memandang kearah Abhi yang fokus memperhatikan dokter
Hati Maura menghangat melihat itu. Abhipraya dan segala kehangatannya sungguh sangat Maura rindukan
KAMU SEDANG MEMBACA
PAST - FUTURE PARTNER
Teen FictionKatanya, mau sekeras apapun usaha untuk lupa, kalau semesta bilang ketemu ya ketemu. Kalau takdirnya tertulis kembali, ya kembali. Ngga peduli usaha move on nya gimana.