Pagi ini Maura berangkat seperti biasa. Setelah memarkirkan mobilnya, Maura sudah pasti menuju Coffeeshop.
Karena sudah menjadi rutinitas setiap pagi, Maura tidak perlu menunggu lama untuk bisa mendapat kopinya.
"Caramel Macchiato untuk mba Maura" ujar Wawan seraya menyerahkan sebuah cup berukuran venti pada Maura
"Makasih ya Wan. Seneng deh aku tuh pagi pagi disuguhin kopi begini" gurau Maura membuat Wawan tertawa
"Wawan juga seneng tiap pagi bisa nyuguhin kopi buat sekretaris boss yang cantik kayak mba Maura" goda pria itu
Wawan adalah salah satu barista yang sudah cukup akrab dengan Maura. Usia nya yang jauh dibawah Maura tidak membuat mereka kaku namun Wawan sangat menghormati Maura
"Ada aja kamu. Yaudah saya kerja dulu, bye Wan" Maura kemudian berlalu masuk menuju gedung kantor nya
Setibanya didepan lift, langkah Maura terhenti ketika mendapati Rama berjalan menuju lift. Sepertinya pria itu juga baru tiba.
Rama selalu terlihat rapi dan tampan. Wajahnya yang putih bersih, rahang yang tegas membuat Rama hampir hampir mirip seperti bintang Korea
"Kurang kurangin deh Mau ngopi pagi pagi" Rama mengingatkan
"Gue butuh amunisi Ram. Soalnya ngga tau bakal ada kejadian apa hari ini sama pak Abhi" jelas Maura sembari menghela nafas
"Jangan gitu ah, kok jadi pesimis begini sih lo? Semangat dong. Pak Bram juga minta lo jadi sekre nya bos baru bukan tanpa alasan kan?" jelas Rama
Maura setuju dengan apa yang pria itu katakan, hanya saja ini terlalu berat jika orangnya adalah Abhipraya
Tak lama pintu lift terbuka. Rama dan Maura melangkah masuk kedalam kotak besi tersebut yang didalamnya sudah hampir penuh oleh karyawan karyawan dari berbagai lantai
"Ntar makan siang bareng ya" tawar Rama
Maura sedikit mendongak agar bisa melihat Rama karena tinggi mereka cukup berbeda
"Ntar gue kabarin deh, gue belum tau Ram gimana alur kerja sama bos ini"
Rama mengangguk, membenarkan ucapan Maura
Lift pun berhenti dilantai lima, tempat divisi Rama berada
"Gue duluan, hari baik ya Mau"
"Hari baik Ram!" balas Maura dengan senyum manis nya
Maura akhirnya tiba dilantai 12. Tempat barunya bekerja
Begitu keluar dari lift, Maura mendapati lorong panjang dimana ujungnya adalah pintu ruangan CEO muda mereka, Abhipraya Danadhyaksa
Tak jauh dari lift, sudah tersedia ruangan dengan sekat kaca. Maura yakin itu adalah ruangan kerjanya.
Maura terkejut melihat ruang kerja baru nya pagi ini. Perasaan Maura sungguh seperti sedang dipermainkan.
Jika dilihat sekilas memang tidak ada bedanya dengan ruang kerja Maura sebelumnya, namun yang membuat ia shock adalah keberadaan bunga matahari bersama baby breath didalam sebuah vas kaca bening yang terletak disudut meja kerja miliknya juga sebuah figura Disney castle mini ada disana.
Tangan Maura seketika mengepal erat. Tahu siapa tersangka dibalik ini semua. Meletakkan tasnya dengan kasar diatas meja yang berhasil mengeluarkan bunyi cukup keras, Maura melangkah dengan lebar menuju ruangan CEO
Melupakan tata krama dan sopan santun, tanpa mengetuk Maura membuka dengan paksa pintu itu dan berhasil mengeluarkan bunyi dobrakan keras membuat yang berada didalam juga terkaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAST - FUTURE PARTNER
Teen FictionKatanya, mau sekeras apapun usaha untuk lupa, kalau semesta bilang ketemu ya ketemu. Kalau takdirnya tertulis kembali, ya kembali. Ngga peduli usaha move on nya gimana.