Pagi ini Maura bangun dengan sedikit perasaan dongkol. Ia tentu harus bangun lebih awal agar tidak kesulitan memesan taksi online. Bagaimana pun letak lokasi kost kostan Maura dan kantor itu sangat rawan macet dipagi hari
Setelah diantar oleh Abhi ke kost malam tadi, Maura cukup kesulitan tidur. Pikiran dan perasaan nya tentang Abhi sungguh sangat mengganggu
"Nih gara gara kurang tidur kantung mata udah nyaingin si mata panda aja" dumel gadis itu sembari berusaha menutupi kantung mata yang menghitam dengan make up nya
Setelah memastikan kondisi wajahnya cukup segar, Maura pun bersiap mengambil tas untuk segera berangkat
"Pagi pagi ada aja yang nelfonin begini, ah elah" omelan gadis itu berlanjut ketika mendengar suara ponsel yang berbunyi nyaring
Maura sontak terkejut ketika mendapati nama Abhipraya pada layar ponselnya. Mau apa lagi pria satu ini
Ingin menolak namun Maura khawatir ada sesuatu yang penting yang harus disampaikan karena bagaimanapun Abhi adalah bos nya saat ini
"Selamat pagi pak Abhi" sapa Maura seramah mungkin
"Maura, kamu sudah siap?"
Pertanyaan Abhi menimbulkan kerutan pada dahi gadis itu
"Saya sudah dibawah, kalau kamu sudah selesai saya tunggu disini ya"
Bip
"Monyet!" sentak Maura begitu panggilan diputus oleh Abhi
"Abhi kampret emang tu orang, pagi pagi nyari masalah"
Maura kira setelah ia memohon tadi malam agar dibiarkan berangkat sendiri, Abhipraya akan menurut. Nyatanya, Abhi tetaplah Abhi
Buru buru Maura mengunci kamar kost nya dan segera turun dengan emosi sudah diujung
Gadis itu tak perlu waktu lama untuk mencari keberadaan mobil milik Abhi karena memang berbeda dari beberapa mobil yang terparkir.
Maura membuka kasar pintu mobil, kemudian menghempaskan tubuhnya dikursi sebelah kemudian dan
Blam
Persetan, mau pintu ini rusak atau mobilnya rusak sekalian Maura tak peduli
"Pak Abhi kan udah saya bilang tadi malam, ngga usah jemput. Bapak ngerti ngga sih?" tanya gadis itu dengan emosi
Abhi yang masih terkejut dengan tingkah Maura mengerjarp heran
"Kamu kenapa?" tanya nya hati hati
"Masih nanya kenapa lagi ini orang! Pak, saya pusing beneran ini sama tingkah bapak"
"Salah saya apa?"
Maura membelalak, ingin rasanya ia menjambak rambut Abhi yang sudah tertata rapi
"SALAH BAPAK NGGA DENGERIN SAYA!" suara Maura berteriak nyalang
Abhi kemudian menarik nafas, mengendalikan diri agar tidak bereaksi meledak seperti Maura
Ia diam, tidak berniat membalas karena ia paham saat Maura sedang mengamuk seperti ini, jalan teraman adalah diam.
Habis Abhi kalau berani sedikit saja menyahuti gadis itu
Maura kemudian membalikkan tubuhnya menghadap kedepan, menenangkan diri karena ini masih terlalu pagi untuk ia harus marah marah. Apalagi hari ini pekerjaannya menumpuk
Gadis itu berkali kali menarik dan membuang nafas. Mengendalikan ritme kerja jantung dengan mata yang tertutup
Maura tidak banyak menghabiskan waktu, hingga sesuatu yang dingin menempel pada pipinya
KAMU SEDANG MEMBACA
PAST - FUTURE PARTNER
Novela JuvenilKatanya, mau sekeras apapun usaha untuk lupa, kalau semesta bilang ketemu ya ketemu. Kalau takdirnya tertulis kembali, ya kembali. Ngga peduli usaha move on nya gimana.