Rhapsodi Euphoria

17 7 0
                                    

Sejak kejadian malam itu, hubungan kami—aku dan Gemy—berubah menjadi sesuatu yang lebih erat, lebih dalam, dan lebih bermakna. Rasanya seolah dunia di sekitar kami dipenuhi warna-warna yang lebih cerah, seakan-akan setiap detik yang kami lalui bersama dipenuhi oleh kebahagiaan yang tak terhingga.

Pagi ini, saat kami bersiap meninggalkan villa, Matahari sudah mulai menanjak tinggi di langit, mengirimkan sinar hangatnya melalui celah-celah daun yang berembun. Kami semua berdiri di depan villa, merapikan barang-barang ke dalam mobil dengan semangat yang baru. Mang Hadi, dengan senyumnya yang tenang, berulang kali memastikan semuanya siap. Jeri dan Bela, meskipun terlihat sedikit mengantuk, tetap bercanda tawa, mencairkan suasana pagi yang sejuk.

Gemy dan aku saling pandang, dan tanpa sepatah kata pun, kami tahu bahwa sesuatu telah berubah. Kami kini sepasang kekasih, dan itu terlihat jelas dari setiap gerak-gerik kami—dari caranya menggenggam tanganku, dari tatapan penuh cinta yang sering kali dia lontarkan tanpa sadar. Setiap sentuhan kecil yang kami lakukan, setiap bisikan lembut di telinga, seolah membangun sebuah dunia kecil yang hanya milik kami berdua.

Perjalanan menuju Pulau Dewata menjadi bagian yang tak terlupakan dari kisah kami. Setiap kilometer yang kami tempuh terasa seperti potongan-potongan kebahagiaan yang saling melengkapi, membentuk mozaik yang begitu indah. Gemy duduk di sebelahku, tangannya sesekali menyentuh tanganku, menyalurkan kehangatan yang begitu nyata. Kami melewati beberapa kota yang indah, dengan pemandangan yang luar biasa. Gunung-gunung yang menjulang tinggi, sawah hijau yang terbentang luas, dan langit biru yang cerah menjadi latar belakang dari perjalanan kami yang penuh tawa dan canda.

Di dalam mobil, suasana semakin hidup. Gemy yang duduk di sampingku sibuk mengatur playlist lagu favorit kami. Alunan musik yang menggebu-gebu memenuhi kabin, membuat kami tak bisa menahan diri untuk bernyanyi bersama. Suara kami menyatu, menciptakan harmoni yang sempurna—seolah setiap nada, setiap lirik, berbicara tentang kebahagiaan yang kami alami saat ini. Sesekali, aku melirik ke arahnya, dan melihat senyum manis yang terpampang di wajahnya. Senyum itu, yang membuat hatiku berdebar lebih kencang, seolah menyampaikan pesan bahwa dia merasakan hal yang sama—kebahagiaan yang tak terkatakan.

Beberapa kali kami berhenti di tempat-tempat indah untuk menikmati pemandangan atau sekadar beristirahat. Mang Hadi dengan sigap mengurus segala keperluan, memastikan kami semua nyaman. Jeri dan Bela terus menciptakan momen-momen lucu yang membuat kami tertawa tanpa henti, mengisi perjalanan ini dengan kebahagiaan yang tak terlukiskan.

Ketika kami sampai di pelabuhan untuk menyeberang ke Bali, momen itu terasa seperti sebuah klimaks dari perjalanan yang penuh warna ini. Di atas kapal, Gemy tiba-tiba mengeluarkan kanvas dan peralatan melukis dari bagasi mobil. "Aku mau mengabadikan momen ini," katanya dengan senyum yang tak bisa disembunyikan. Kami pun duduk bersama, di atas dek kapal yang bergoyang pelan di atas air, sementara Gemy mulai melukis pemandangan laut yang tenang dengan latar belakang langit yang mulai memerah karena matahari senja.

Sementara Gemy sibuk melukis, aku mulai menyanyikan lagu "Aku Kamu dan Samudra" dari Rebellion Rose. Liriknya terasa begitu pas dengan momen ini, seolah mengiringi setiap goresan kuas Gemy di atas kanvas. Suaraku mengalun pelan, mengikuti deru birunya ombak yang menggoyang lembut kapal:

"Deru birunya ombak, tempat kita berjuang
Melawan deras badai luka problema
Tak kenal siang dan malam, kita tak terkalahkan
Hari ini hari milik kita..."

Lagu itu terasa hidup di tengah ketenangan laut. Suaraku mengisi ruang di antara kami, membuat suasana semakin berkesan. Tak lama, Mang Hadi, Bela, dan Jeri mulai bergabung. Tawa mereka bercampur dengan suara nyanyianku, menambah keceriaan yang melingkupi kami di dek kapal. Saat tiba di bagian ref, kami semua bernyanyi bersama, suaraku bergabung dengan suara Gemy dan yang lainnya, menciptakan harmoni yang begitu indah:

The Morning StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang