The Morning Star

Rahasia Dalam Petikan Gitar

Waktu telah berlalu. Minggu demi minggu, bayangan pertemuanku dengan Gemy di makam Dreded tetap menghantui pikiranku. Tapi rasa takut itu telah berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam—obsesi. Setiap hari sejak malam itu, aku terus menggali, mengumpulkan informasi. Aku tidak bisa diam saja. Aku harus tahu apa yang sedang terjadi. Apa sebenarnya organisasi ini? Dan bagaimana kakekku dan kakek Gemy bisa terlibat begitu dalam?

Pencarian ini membuatku semakin dalam terjerumus ke dunia yang penuh teka-teki. Aku mulai menghubungi kenalan-kenalanku, bahkan teman-teman lama yang punya akses ke sumber-sumber informasi tersembunyi. Beberapa dari mereka tidak tahu apa-apa, tapi beberapa mengarahkan aku pada potongan-potongan kecil yang lambat laun membentuk gambaran yang menakutkan. Freemason, simbol-simbol aneh, konspirasi yang membentang lintas benua dan abad. Namun, semakin dalam aku menyelam, semakin aku merasa sendirian.

Aku mulai menyadari bahwa ini bukan sekadar organisasi rahasia biasa. Ini lebih besar, lebih tua, dan lebih berpengaruh dari yang pernah kubayangkan. Seolah-olah ada kekuatan yang bekerja di balik layar, menarik benang-benang sejarah dan politik, membentuk dunia dari bayang-bayang. Keluargaku, keluarga Gemy—kami hanyalah pion dalam permainan yang lebih besar.

Di luar negeri, aku menemukan beberapa nama penting yang terlibat dalam organisasi serupa, beberapa di antaranya adalah tokoh-tokoh yang tidak pernah kusangka memiliki hubungan dengan hal ini. Sebuah nama muncul berkali-kali dalam pencarianku: "Ordo Pusaka Mason," salah satu cabang tersembunyi dari Freemason yang berfokus pada penguasaan pengetahuan kuno dan relik tersembunyi.

Ketika aku mengirim email kepada seorang kenalan lama di Inggris, seorang sejarawan yang terobsesi dengan hal-hal esoterik, dia hanya membalas singkat, "Be careful, Regina. There are things you should not reveal."

Pesan itu membuat darahku berdesir. Aku tahu risiko ini, tapi itu tidak membuatku mundur. Aku semakin penasaran. Setiap petunjuk baru membuka pintu ke misteri yang lebih dalam. Aku bahkan mulai meragukan kenyataan di sekitarku. Apakah ini benar-benar tentang kakekku dan Gemy saja, atau ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi?

Setiap malam, aku duduk di depan laptop, membuka berbagai dokumen dan artikel tersembunyi yang kuminta dari berbagai sumber. Diagram rumit, simbol-simbol misterius, dan nama-nama yang tak pernah kudengar sebelumnya memenuhi layar. Kamar ini kini menjadi pusat operasiku, tempat di mana aku merancang setiap langkah pencarian. Lampu temaram di kamar menyinari kertas-kertas yang berserakan, catatan tangan tentang koneksi dan pola yang mulai kubentuk.

Namun, di balik semua informasi yang kutemukan, ada satu pertanyaan besar yang belum terjawab: apa peran keluargaku di dalamnya? Dan kenapa Gemy tampak begitu enggan mengungkap kebenarannya?

Suatu malam, saat sedang meneliti di tengah tumpukan kertas, tiba-tiba ponselku bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor yang tak dikenal.

"Berhenti sekarang, atau semuanya akan berakhir buruk untukmu."

Aku menatap pesan itu dengan jantung yang berdetak kencang. Ancaman ini jelas, dan rasanya sangat nyata. Tapi siapa yang mengirimnya? Bagaimana mereka tahu tentang pencarianku?

Aku berdiri, berjalan ke jendela dan melihat keluar. Malam yang sepi, tidak ada yang aneh di luar, tapi rasa takut itu merayap kembali. Apakah aku telah terlalu jauh terlibat? Tapi di sisi lain, aku tidak bisa mundur. Ini bukan lagi tentang kakekku atau keluargaku—ini tentang kebenaran yang harus kuungkap.

Aku menutup jendela dan kembali ke meja. Pesan itu mungkin peringatan, tapi tidak akan menghentikanku. Aku akan terus maju, apa pun risikonya. Aku sudah terlalu dalam untuk mundur sekarang.

Aku mengambil ponsel dan menelpon Bela, satu-satunya orang yang mungkin bisa kupercayai saat ini. Dia harus tahu bahwa aku sudah semakin dalam, dan ini lebih berbahaya dari yang pernah kami bayangkan.