4. Bab Baru

100 18 6
                                    


Raelynn menulis setiap bab yang berjumlah 20 Bab dalam permainan Bunga Cinta. Permainan itu akan berakhir saat usia pemeran utama 28 tahun dan menikah dengan sang pemeran utama; kandidat pemeran utama itu juga tergantung pada kehendak pemain. Memilih Grand Duke yang merupakan sepupu putra mahkota atau si putra mahkota itu sendiri.

Raelynn sangat suka permainan ini di dunia sana. Kala menjadi si tokoh utama yang berbakat. Tetapi, saat dia berpindah masuk ke dalam permainan dan menjadi sosok penjahat. Dia sangat benci karena pengaturan yang terus berfokus pada si pemeran utama perempuan yaitu Briella.

Pada umumnya. Tokoh Raelynn akan mati di bab 5 nanti saat eksperimen gilanya yang membunuh banyak orang untuk ritual ilmu hitam terungkap. Raelynn yang gila kekuatan itu memakan jantung manusia dan meminum darahnya, mandi dengan darah segar manusia. Korban jiwanya juga tak sedikit. Itulah kegilaan Raelynn yang kemudian terungkap saat dia berusaha membunuh Briella karena kebenciannya pada Briella.

"Kau mengambil keluargaku! Kau juga mengambil kekasihku! Sekarang, aku akan mengambil nyawamu."

Kalimat itu masih terekam jelas di kepala Raelynn. Saat tokoh Raelynn akan membunuh Briella. "Tapi, bisa saja kali ini kau juga mengambil nyawaku Briella."

Imbuhan itu menyisakan sakit di hati Raelynn.

Selama menjadi sosok Raelynn. Jangankan sampai bab 5. Menuju Bab 3 aja dia sudah mati karena quest.

Bab kedua adalah tempat perburuan. Quest yang akan muncul lebih gila dari sebelumnya karena ini adalah awal kejahatan Raelynn.

***

Gadis dengan rambut blonde itu diam menatap ke arah luar jendela. Dengan gaun tidurnya dia terus menatapi keramaian di bawah sana. Keramaian yang tercipta karena dua tuan muda berbakat sudah pulang.

"Mereka disambut sangat baik." Raelynn menghela napas. Pikirannya mendadak berlari jauh. Membayangkan bagaimana jika dia yang pergi atau menghilang, apakah di tempat yang luas dan tidak ada yang peduli padanya ini akan menyambut dan mencari ketidakhadirannya?

Khayalan itu hilang karena sebuah ketukan pintu. Raelynn tersadar. Orang-orang di bawah sana sudah tidak ada. Dia berjalan menuju pintu. Memakai kain merah untuk menutupi beberapa bagian bahunya yang agak terbuka.

Saat pintu terbuka. Tampak sosok Willhem yang berdiri dengan wajah datar. "Aku membawa sesuatu dari ekspedisi?"

Willhem menunjukkan sebuah batu berwarna biru muda. "Ini sudah aku buat menjadi batu sinyal. Jika kau memecahkannya, gelangku ini akan bersinar memberi tanda."

Pemuda itu menunjukkan gelangnya berbandul batu biru kecil di tangan kirinya. "Aku akan datang saat itu."

"Boleh saya coba apa ini akan bekerja?" tanya Raelynn siap memecahkan batu.

"Jangan. Itu hanya bisa sekali digunakan. Jadi, gunakan saat keadaan benar-benar darurat."

Raelynn mengangguk. Sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman sama. "Terima kasih."

Dia menatap netra merah Willhem sesaat. Kemudian, dia akan memasuki kamarnya lagi. Tetapi, langkah Raelynn tercegah.

"Aku ingin memakannya lagi," cicit Willhem.

Raelynn agak terkejut. Dia berbalik dengan wajah semringah. "Ah, pie?" tanya Raelynn memastikan.

Willhem menanggapi tanya itu dengan anggukan kecil, dengan tangan tegapnya yang memegang jari manis dan kelingking Raelynn saat menahan langkahnya tadi.

"Baiklah. Anggap ini ucapan terima kasih kesekian kali. Kali ini karena Anda sudah memberikan hadiah pertama untuk saya."

Mata Raelynn melirik pada dua jarinya yang masih dipegangi oleh sang kakak. "Anu, boleh dilepas sebentar? Saya mau ganti baju dulu."

HOW TO BE A PROTAGONIST [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang