5. Quest Gila

108 18 9
                                    


Raelynn berjalan ke tempat di mana semua kereta kuda di parkir. Dia memasuki kereta kudanya. Duduk dengan perasaan kesal. Dia ingin tetap di sana. Sampai quest yang paling gila di bab ini muncul. Dia ingin menerima pinalti tanpa diketahui orang-orang. Sebab bisa saja pinalti itu seperti kemarin. Jadi, dia berniat untuk tetap di dalam kereta. Karena penolakan quest tadi poin Raelynn hilang sebanyak 20.

Sepertinya, semakin naik bab semakin banyak poin yang dipotong.

"Hah, aku juga tidak tahu apakah pinalti yang didapat terus bisa mengembalikan poin. Bisa saja nanti tidak begitu," gumam Raelynn.

Gadis terduduk seketika saat ada suara yang memanggilnya dari luar. Raelynn membuka tirai kereta kuda. Begitu ia membukanya, seseorang yang memanggil itu menyiram wajah Raelynn dengan air kotor ke wajah Raelynn.

"Shibal! Gae sekki! Juancok!" maki Raelynn yang saat itu seketika memasukkan kembali wajah dan tubuhnya ke dalam kereta sepenuhnya. "Anying!" teriaknya lagi.

Dia membersihkan wajahnya itu. Seketika quest yang ditunggu muncul. Tetapi, dia masih diam. Raelynn keluar dari kereta kala wajahnya sudah bersih. Dia melihat ke kanan dan kiri.

Tidak ada orang. Ya, jelas. Pasti sudah kabur. Raelynn membaca quest.

[Ayo, buru dan bunuh orang itu di perburuan yang menyenangkan kali ini]

"Cih, cuma masalah muka disiram bunuh orang."

[Pinalti diberikan]

Tidak tahu apa pinaltinya. Raelynn nekat berjalan menuju tenda. Dia ingin membilas wajahnya karena terasa agak lengket. Entah air apa yang disiram oleh orang itu, jadi Raelynn harus tetap membersihkan dengan air atau aset utama wajah jelita ini akan rusak.

Bab 2 ini memang menjadi awal kejahatan Raelynn di permainan. Tapi bagi dirinya, ini selalu menjadi kejahatan pertama dan terakhir karena selalu mati kalau sudah melakukan quest gila itu. Sebelumnya kejahatan itu terjadi karena untuk ritual ilmu hitam. Tapi, karena kejadian kemarin mungkin ritual ilmu hitam tidak akan diungkit lagi.

Saat berjalan menuju tends. Tiba-tiba saja perut bawah Raelynn terasa sakit seperti terbakar. Sakit yang teramat sangat. Saat dia menunduk tiba-tiba saja darah sudah mengucur deras. Raelynn cepat berlari untuk menuju tenda. Sialnya dia baru sadar karena panik, dia salah jalan.

Krak! Bruak!

"Argh!"

Kali ini lebih sial dan semakin sial. Raelynn yang berlari karena panik. Raelynn yang dengan kekuatan tersisa terus mencari jalan keluar malah tanpa sengaja menginjak jebakan lubang yang cukup dalam dan jatuh ke dalamnya.

"Argh, anying. Kalau gini pasti ngulang lagi," gumam Raelynn seraya menatap ke atas. Lubangnya terasa sangat dalam. Perlahan kesadaran Raelynn juga hilang dan semuanya menghitam.

***

"Komandan!" Seorang ksatria berteriak dengan wajah panik.

"Ada apa?" William menghampiri bawahannya.

"Saya mendapatkan laporan kalau—"

"Dinding Barat rusak. Akibat monster level tinggi. Baginda mengirim kita ke sana lagi untuk menyelesaikan semua itu. Atau monster akan masuk ke wilayah warga." Kayden dengan pakaian lengkap menghampiri sahabatnya itu.

Willhem yang duduk santai langsung menghela kasar. "Argh, liburanku."

"Ini juga mungkin karena kelalaianmu. Karena dinding itu kau yang membuatnya, bukan?" tanya William.

"Jika monstes itu level tinggi pasti bisa menembusnya. Karena kita sudah membunuh semuanya kukira tidak akan ada lagi." Willhem berujar sembari memasuki tenda untuk mempersiapkan diri.

HOW TO BE A PROTAGONIST [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang