5. HAL ANEH

18 4 2
                                    

"Temukan 5 jiwa tertulis dan bawa kembali bersama daksanya."





















Pagi telah tiba, diawali dengan terbitnya matahari dari arah timur, disusul dengan bisingnya dering alarm merupakan ciri khas pada pagi hari untuk Areksa.

Kemudian disambung dengan kicauan merdu dari sang pengendara angin, perlahan-lahan Areksa membuka matanya menyesuaikan cahaya yang masuk.

Areksa berjalan perlahan menuju balkon kamarnya, menatap kearah sekelilingnya, rasanya seperti seorang bangsawan yang baru saja bangun dari tidur lelapnya, hujan telah reda sejak beberapa jam yang lalu dan  menyisakan butiran-butiran air pada dedaunan.

Sungguh indah, hingga ia teringat akan satu hal yaitu hari ini adalah hari SENIN.

Dengan cepat ia berlari menuju kamar mandi, menjalankan ritualnya setiap pagi, namun kali ini dia harus cepat jika tidak ingin terlambat.

Singkat cerita kini ia telah tiba disekolah nya, dan kini ia berjalan menuju kelasnya, dari arah belakang ia merasakan tepukan pada pundaknya.

Areksa pun menoleh, mendapati orang yang menepuk pundaknya adalah sahabatnya, ya Arthan.

"Ey met pagi kudanil! " ujar Areksa dengan semangat.

"Masih pagi dah bikin mood jelek aja lo" balas Arthan sinis, sedangkan Areksa hanya menampilkan cengiran khasnya "Gak usah nyengir gitu lo, jelek! " ejek Arthan kini mampu membuat raut wajah Areksa berubah.

"Biarlah suka-suka gw, orang gw lagi nyebarin positif aura gw kok" balasnya dengan songong.

"Dih! Positif apaan? Yang ada negatif semua tuh aura lo! " Areksa pun merotasi matanya, dan matanya berhenti pada bagian belakang telinga Arthan.

"Lo punya tato than? Dari kapan dah? " tanyanya dengan kerutan pada alisnya.

Mendengar itu, Arthan menghentikan langkahnya dan memegang kearah yang ditunjuk Areksa.

"Hah? Tato? Mana ada gw bikin tato njir, yang ada gw diDO ama sekolah ntar" Areksa kembali mengerutkan keningnya. Gini-gini Arthan anak baik ya rekk.

"Lah ini? Ada dibawah telinga lo, gambarnya kayak tetesan air than" jelasnya lagi "Mana ada sih! " Arthan langsung merogok sakunya dan mengarahkan handphone ke arah yang ditunjuk Areksa.

"Eh!? Iya njir, kok ada tato ya? Perasaan gw gak ada bikin deh" ujar Arthan heran.

Tanpa sadar, bel masuk pun berbunyi dan mereka memutuskan masuk kedalam kelas.

"Eh sa than, bikin tato ya lo pada? Gede bener tuh nyali" ucap teman sekelas mereka bernama Arya "Gak tau gw juga, gw gak ada bikin njir padahal" balas Arthan seraya duduk dibangkunya.

"Dih bisa kek gitu? Gak usah malu deh, gpp bagus kok" puji Arya "Lah emang gw juga ada? " tanya Areksa heran.

"Tuh ada, tapi napa gambar daun dah? Mau jadi anak alam lo? " tanya Arya seraya menunjuk bawah telinga Areksa "Gw gak ada bikin njir padahal! " herannya.

"Yaudah lah tutupin dulu kek, daripada guru tau, apalagi habis ini pelajarannya pak kumis, kalau dia tau bisa habis lo pada! " ujar Arya menakut-nakuti temannya.

Akhirnya mereka memutuskan untuk menutupinya dengan hoodie yang kebetulan mereka bawa, disekolah mereka ini siswa-siswi memang diperbolehkan untuk memakai hoodie dan sweater, asalkan ada alasan yang jelas.

Dan mereka memilih alasan classic yaitu 'Kurang enak badan', udah deh itu mah alasan paling legend. Untung aja guru tetap memperbolehkan mereka memakai hoodie.

YANG TELAH TERTULISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang