2. THE MISSION

19 4 1
                                    

"Temukan 5 jiwa tertulis dan bawa kembali bersama daksanya."



















Setelah lama berkeliling, mereka tak kunjung menemukan sumber suara tanggisan bayi itu, hingga mereka kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat sejenak.

"Hah hah, cepet banget sa, kita udah keliling lo masa gak nemu juga sihh? ," ucap Arthan sambil mengatur nafasnya "Iya anjay, kita dari tadi keliling kagak nemu nemu, tapi suara kedengeran terus, lo yakin udah nyari yang bener than? ."

"Udah sa, udah bener bener teliti tadi gw nyari nya, tapi tetep gak ada, lagian tempat ini kecil, harusnya cepet ketemu, lagian udah gak kedengeran dia nangis lagi kan? " ucap Arthan "Udah lah sa kita balik aja, buang buang waktu kita disini" ucapnya lagi.

"Jangan dong than, siapa tau dia butuh pertolongan" ucap Areksa sekali meyakinkan sahabatnya "Lo dari tadi ngomong gitu terus ya kudanil, tapi lihat sekarang aja kita masih belom ketemu sama bayi yang lo maksud itu."

"Yaudah deh kita lanjut jalan aja" ujar Areksa dengan wajah lesuh, entah mengapa...tapi ia merasa sedih.

Mendengar itu Arthan pun seketika menjadi bersemangat lagi dan bergegas menuju mobil seraya berkata "Gitu kek dari tadi" pada Areksa yang juga mengikuti langkahnya.

⚊⚋⚊⚋⚊⚋⚊⚋⚊⚋⚊⚋⚊⚋⚊⚋⚊⚋⚊

Perjalanan panjang telah mereka tempuh, akhirnya mereka pun sampai dikota tujuan mereka, yaitu Jakarta.

"Heh kebo bangun!, lihat tuh Jakarta, siapa tau ini terakhir kalinya kita kesini" ujar Arthan saat menyadari sedari tadi Areksa hanya menutup matanya tanpa mau menikmati pemandangan menakjubkan didepannya.

"Ntar kalau gw kaya, gw kesini tiap hari, so...sekarang gw tidur dulu ya, bye bye" ungkapnya seraya memejamkan matanya.

"Hadeh, punya temen serasa punya kebo, kerjaannya molorrr mulu" ejeknya pada Areksa.

"Dih biar lah suka suka gw kok lo yang ngatur, lagian lo tiba-tiba banget berlagak kek bapak-bapak gini sihh" ucap Areksa.

"Oke sip tinggal nyari ibu nya aja" candanya.
"APALA, ANJIR LO IH, DAH LA DIEM" teriak Areksa merasa geli dengan candaan yang sahabatnya ini lontarkan 'serasa temenan sama bapak-bapak gw' batinnya.

"Oi kebo turun" - Arthan.
"Lah? Udah nyampe?" - Areksa.
"Hm" - Arthan.
"Cepet amat, baru mau bobok syantik gw" -Areksa.

Kini mereka telah sampai ditujuan utama mengapa mereka harus pergi ke Jakarta, sebuah perusahaan besar yang sudah lama menjalin hubungan kerjasama dengan mereka.

"Eh nyampe juga lo pada" sambut lelaki dari dalam ruangan.

"Eyy tumben banget lo yang nyambut, biasanya juga anak buah lo Kay" balas Arthan sambil mendudukkan bokongnya pada sofa.

"Kangen ya sama kita?" tanya Areksa dengan senaik turunkan alisnya menggoda lelaki dengan nama Kayen itu.

"Hoek, langsung mual aku njir" balas Kayen dengan gestur ingin muntah "Dih jahat banget" ucap Areksa lagi dengan wajah cemberut.

"Udah buruan Kay, udah gatel tangan gw nih pengen ngehajar tikus-tikus kampret" ujar Arthan dengan jengah.

"Santai kali, lagian tikus tikus lo gak bakalan kemana-mana, jadi santai aja" ucap Kay sambil berjalan mengambil beberapa lembar dokumen "Nih, malam ini kalian pergi ke pesta salah satu CEO ternama,ini tuh semacam pesta keberhasilan dia aja, ini nama nya Richard, you can do anything but remember what i say be careful, satu langkah salah, penjara siap menampung kalian" ucapnya lagi dengan tatapan serius.

"It's okey, just calm down" ucap Arthan santai "Okey, gw percaya kalian" balas Kay "Okey, kita berangkat dulu ya, bye Kayy" ujar Areksa ceria seraya melambaikan tangan pada Kay.

⚊⚋⚊⚋⚊⚋⚊⚋⚊⚋⚊⚋⚊⚋⚊⚋⚊⚋⚊

"Udah siap sa?"
"Hufh... siap"
"Inget senatural mungkin, buat mereka tertipu"
"Iya iya kampret"

Percakapan tersebut merupakan percakapan terakhir mereka sebelum memulai 'permainan' mereka dengan para tikus.

Mereka pun masuk kedalam ruang utama pesta dengan wajah seramah mungkin untuk mengelabui target mereka, "Sa sana" bisik Arthan sambil melirik Richard yang menjadi target mereka malam ini.

"Hmm... bau duit nya kecium sampai sini than" canda Areksa sambil melesat pergi.

"Tuan Richard,selamat atas pencapaian anda yang amat sangat luar biasa" ucap Areksa dengan bertepuk tangan "Hahahah terimakasih banyak, atas ucapan anda, saya sungguh senang dapat mencapai tujuan saya ini" ujar Richard menyombongkan dirinya.

Sementara Areksa mengalihkan perhatian Richard, Arthan pergi menuju ruang bawah tanah milik Richard untuk mengambil 'miliknya' dan tentu itu bukan lah hal yang mudah.

Richard tidak sebodoh itu membiarkan barang berharganya begitu saja, and now look, begitu banyak bodyguard yang disewanya, 'gila njir, sebanyak ini? Orkay mah beda' batin Arthan terkagum-kagum.

Mungkin ada 30 orang lebih, hanya untuk menjaga sebuah ruangan kecil disana.

Arthan bersembunyi dibalik tiang besar diujung ruangan, ia menatap sekeliling nya dan menemukan sebuah ventilasi udara, dengan cepat Arthan masuk kedalamnya dan merangkak ke sembarang arah.

Dipertengahan jalan ia bingung, karena didepan nya ada 2 jalan berbeda, alhasil ia pun mengikuti instingnya dan memilih jalan disebelah kanan. Ia terus merangkak dengan perlahan berharap para penjaga itu tidak tau. Namun sialnya jalan yang Arthan pilih membawanya pada jalan buntu, membuat nya mau tak mau harus memutar balik dan memilih jalan sebelah kiri 'SIAL!, bisa-bisanya jalan buntu njirr'.

Sementara itu, disisi lain Areksa yang sejak tadi berbincang dengan Richard mulai kehabisan topik 'Haduhh, lama amat sih babi hutan satu, gw kehabisan topik lagi' batinnya dengan terus mencari topik pembicaraan.

Tiba-tiba datang seorang pria dengan dengan pakaian yang amat sangat mewah, sungguh pria itu seperti bola lampu yang bersinar terang.

Pria tersebut mulai berbincang dengan Richard, but there is something strange, pria itu terus menggeser badanya kearah Areksa sehingga membuat tubuh nya tertutup berlahan-lahan.

"Hahaha, baik tuan Richard terimakasih sudah berbagi sedikit pengalaman dengan saya, saya permisi" ucap pria itu sambil menarik Areksa menjauh Richard.

"Heh! sape lo hah!? Ngapain narik-narik gw sih!" ujar Areksa kesal, pasalnya mereka tak saling kenal, tapi pria ini berani sok dekat dengannya, EWW GAK BANGET.

"Hush, just shut your mouth, little kids" bisik pria itu, of course Areksa tidak ada mengikuti perintah pria tak dikenalnya itu "Siapa lo hah!? Seenak jidat nyuruh-nyuruh gw" ujarnya kesal masih dengan berbisik.

Areksa terus saja melontarkan pertanyaan kepada pria itu namun tak satupun dijawabnya, hingga tiba-tiba pria itu menariknya lagi dan kini menuju pintu keluar.

"Apaan sih, kita mau kemana? HEH KADAL GURUN! " ujarnya marah "JUST SHUT YOUR MOUTH! " bentaknya membuat Areksa kaget kek 'Apala orang ini, kenal pun kagak anjirr' batinnya.

Saat mereka sudah mencapai pintu keluar ruangan utama, terdengar suara ledakan yang sangat kencang, seketika tubuh Areksa kaku.

'Ledakan? Kok bisa? Darimana? Trus Arthan? Arthan gimana?' begitu banyak pertanyaan yang muncul dari benaknya.

Hati dan pikirannya berkata jika dia harus berlari masuk untuk menyelamatkan sahabat, namun pria didepannya ini terus saja membawanya menjauh, semakin jauh dari tempat pesta itu berlangsung.





YANG TELAH TERTULISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang