8. CONFUSION

13 4 6
                                    

"Temukan 5 jiwa tertulis dan bawa kembali bersama daksanya."






















Sejak mereka masuk ke ruang singgah yang telah disiapkan untuk mereka, ruangan itu diselimuti keheningan, mereka masih sibuk dengan isi pikiran mereka masing-masing.

"Lo pada percaya gak sama omongan tuh orang? " tanya Arthan memecah keheningan diantara mereka.

Pertanyaan itu lantas membuat mereka semua menghela nafas secara bersamaan, sebenarnya mereka tidak yakin akan ucapan Ardana yang sangat tidak masuk akal itu.

"Cuma orang gila yang percaya sama omongan dia than! " ujar Areksa ketus "Ya santai aja kali ngomongnya, lo napa sih? " heran Arthan tuh, sedaritadi mood sahabatnya ini selalu berubah-ubah 'kek orang gila tadi' batinnya.

"Gw tuh ngantuk anjerr! " rengeknya sembari merosotkan tubuhnya yang semula berada di kursi, kini sudah berpindah ke lantai "Yaudah tidur sana gih, tuh ada kasur" perintah Gara, namun ditolak oleh Areksa.

"Moh! Ntar ada benda-benda aneh lagi disana, dih ogah banget! " mendengar itu Arthan reflek memberi tatapan julid andalannya.

"Benda aneh apaan dah? Suudzon banget lo jadi orang"

"Ya kan mungkin aja ada paku sama jarum buat nyantet gitu" lelah, Arthan lelah teman-teman.

"Sa, jaman sekarang mana ada yang pake santet menyantet kek gitu sih! Gak usah aneh-aneh deh! " balasnya geram "Ya siapa tau kan? " balas Areksa seraya mengangkat bahunya.

"Eh, mau kemana tha? Gw ikut dong! " seru Ares saat melihat Artha berjalan menuju pintu, daripada kupingnya panas denger dua curut yang mendebatkan hal yang tak penting, mending ikut Artha sekalian jalan-jalan kan.

"Nyari makan" singkatnya.

Namun saat Artha mencoba membukanya, pintu itu tak bergerak sedikitpun "Kenapa tha? " Artha semakin mengerutkan alisnya heran "Kagak bisa dibuka" jelasnya

Sontak membuat keempat lainnya bersamaan berseru "HAH!? ".

"Gilak dah tuh orang, keknya kudu telpon dokter rsj deh, biar digotong tuh orang ke rsj" ujar Arthan sembari bersedekap dada.

"Ya seenggaknya disini masih ada iinternet-"

"KAGAK ADA INTERNET JUGA BJIRR! " sontak hal itu membuat mereka memeriksa hp mereka masing-masing

"TIDAAKKK! " kini giliran Areksa yang bersuara dengan teriakan cemprengnya, namun ia malah mendapati pukulan sayang dari Ares dan Arthan.

"BERISIK BABI! " Areksa merangkak ke arah kaki Arthan dan memeluk kakinya dengan AMAT SANGAT DRAMATIS!.

"Gw gak mau mati than! Gw masih pengen sekolah, gw pengen kuliah, gw masih pengen ngelukis, gw-"

PLAKK!

"DIEM GAK LO! " sentak Arthan, namun hal itu tak membuat Areksa berhenti, malahan ia semakin menjadi-jadi.

Disaat yang lain tengah beradu argumen, Gara hanya mampu menatap jengah pada mereka, energi mereka tidak sama teman-teman.

Dan Artha yang sejak tadi terus berusaha membuka pintu besi dengan berbagai macam cara.

"Udahlah tha, percuma juga kagak bakal bisa kebuka tuh pintu, yang ada pundak lo yang sakit, dah sini duduk aja" ujar Gara sembari menepuk sisi kirinya.

"Ck! Gw laper gar! " sentaknya sambil menatap Gara dengan raut kesal.

"Ya lo pikir lo doang yang laper, kita juga laper kali! " hal itu kembali membuat Gara menghela nafasnya, 'Serasa ngurus bocah gw anjirr' batin Gara lelah, gara boleh banget kok lambaikan tangan ke kamera, Monggo.

YANG TELAH TERTULISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang