11. ARESIA KEYMILAN

12 4 3
                                    

"Temukan 5 jiwa tertulis dan bawa kembali bersama daksanya."




















"Hikss... "

"Udah sayang... Udah gapapa, nanti kita bisa adopsi anak dari panti asuhan kan? Gak perlu khawatir oke"

"Gak mau! Nanti anak itu gak ada darah kita ji! Aku gak mau..."

"Arumi, dengerin aku ya sayang, gapapa kok kalau kita adopsi anak, yang penting kita bisa menyayanginya seperti kita meyayangi anak kita sendiri"

Mereka adalah Panji dan Arumi, sepasang suami-istri malang yang sudah 3 tahun menikah namun, masih belum dikaruniai seorang buah hati dalam hubungan mereka.

Berbagai cara telah mereka lakukan, namun hasilnya tetap sama. Membuat mereka sangat putus asa terutama Arumi, ia berkali-kali dilarikan ke rumah sakit karena, mengalami depresi berat.

Hal itu semakin membuat Panji putus asa, kondisi istrinya semakin hari semakin memprihatinkan. Arumi pernah menawarkan Panji untuk menikah lagi agar bisa mendapatkan keturunan.

Namun, Panji menolak itu, karena cintanya hanya pada Arumi, ia tak masalah jika ia tidak bisa mendapatkan keturunan langsung dari Arumi. Pikirnya bisa mengadopsi anak dari panti asuhan.

Namun, Arumi menolak untuk mengadopsi anak dari panti asuhan, karena katanya bayi itu nanti tak memiliki hubungan darah sedikitpun dengan mereka.

Setidaknya jika Panji menikah lagi dan dipernikahan berikutnya Panji dikaruniai anak, maka bayi itu akan memiliki darah Panji ditubuhnya, begitu pikir Arumi.

Sudah hampir dua tahun lamanya mereka terlarut dalam kesedihan terutama Arumi, ia terlihat seperti tidak ada semangat hidup.

Ia sering kali merasa iri dengan teman-teman dan tetangganya yang sudah dikaruniai buah hati, sedangkan ia belum.

Tapi, sepertinya semesta menjawab do'a mereka selama ini, dengan mengirim seorang bayi kecil tepat didepan pintu rumah mereka.

Jadi, kala itu saat Arumi sedang berada di ruang TV seorang diri, ia sedang termenung memikirkan bagaimana buruk nasib mereka kedepannya tanpa adanya seorang anak dihubungan mereka.

Tiba-tiba ia mendengar suara ketukan pintu dari arah pintu rumahnya yang membuatnya kebingungan.

Pasalnya saat itu bertepatan saat malam telah tiba, siapakah orang yang bertamu saat malam hati seperti ini? Sangat tidak sopan sekali orang itu.

Bersamaan dengan itu, Panji yang semula ada di dapur yang sedang asik membuatkan teh untuk dirinya dan istrinya pun ikut berjalan keluar.

Ketukan pintu itu terdengar semakin kencang, membuat Panji dan Arumi semakin was-was, mereka memilih untuk tetap diam beberapa saat.

Hingga beberapa menit berlalu dan suara ketukan itu sudah tidak terdengar lagi, mereka akhirnya memberanikan diri untuk membuka pintu.

Dan alangkah terkejutnya mereka saat melihat sebuah kardus berisikan bayi kecil disana, bayi itu tertidur pulas, wajahnya amat sangat cantik.

Membuat Arumi tanpa sadar meneteskan air matanya, dengan perlahan Arumi menoleh pada Panji "Mungkin ini jawaban dari do'a kita ji" ucapnya lirih.

Panji yang mendengar itupun tak kuasa menahan senyumnya, entah kenapa rasanya sangat mengharukan sekali.

Tanpa pikir panjang Arumi mengambil bayi kecil itu dan dibawa dalam gendongannya.

"Kecil sekali" semakin Arumi memandangi wajah bayi itu semakin tak kuasa ia menahan tangisnya, wajah bayi itu seolah menghipnotisnya untuk mengangkatnya menjadi anak mereka.

YANG TELAH TERTULISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang