VIII. The Way

459 75 3
                                    

•Selamat Membaca•
-
-
-

Keesokan harinya Zean bangun dengan perasaan bahagia luar biasa. Akhirnya ia bisa menunjukan bahwa keluarganya, mama, papa, dan Kris benar-benar nyata. Setelah bertahun-tahun janji akan pulang yang tidak berhasil ditepati, kini mereka benar-benar pulang.

Zean ingat dengan jelas bagaimana ekspresi kaget keluarga Tamara tadi malam, terutama Freya, saat mengetahui bahwa tetangga baru mereka adalah keluarga Zean.

Tapi zean sedikit tidak enak melihat pandangan Freya terhadap Kris. Rasanya aneh melihat sinar kekaguman yang terpancar di matanya. Setahu Zean, Freya selama ini tidak pernah memperhatikan pria manapun.

Mungkin karena Kris memang ganteng sekali...

"Loh...Zean, ngapain siap-siap sepagi ini? Sekolah kan masuk jam 7." Tegur mamanya yang sedang asik menata meja untuk sarapan.

"Biasanya Freya jemput aku, ma...perjalanan naik sepeda kan hampir setengah jam, aku harus berangkat awal biar gak terlambat." Zean memeluknya dan bergegas keluar. Ia hampir tak percaya barusan dia memeluk ibunya sendiri.

Freya juga sudah siap. Ia baru akan pergi ke rumah Zean ketika cowok itu muncul di depan pintu.

"Eh...gue baru mau ke sana!"

"Kalau nunggu lo yang datang pasti kita terlambat terus."

Keduanya tertawa ringan dan kemudian saling mengejek. Ritual perjalanan bersama mereka pun dilakukan kembali.

"Oh iya...gue lupa, lo nggak berangkat bareng Kris?" Tanya Freya di tengah perjalanan.

"Nggak ah...Kris kan diantar papa pakai mobil yang menurut gue sangat gak sehat. Enakan naik sepeda, bisa sambil olahraga."

"Iyasih...tapi lo gak kecapekan kan bawa gue terus? Kalau kecapekan gantian aja sama gue. Kenapa nggak pakai motor aja?"

"Iya...iya...tapi gue kan sampai sekarang masih ngeboncengin lo..." Zean menoleh.

"Oh iya, Zean. Ulang tahun gue nanti, papa udah janji bakal ngasih gue motor dan gue boleh pilih sendiri yang gue suka..."

"Mo-motor itu kan gak sehat...belum lagi polusinya! Ta-tapi kalau orang lain yang pakai lo nggak keberatan...?" Freya terdiam beberapa saat.

"Kemarin lo boncengin Annie pulang pakai motornya, kelihatan bahagia banget. Gue lihat di gerbang!"

"Annie?" Pikiran Zean melayang pada gadis yang kemarin hampir menabraknya.

Mereka sudah 2 kali bertemu, pertama saat bertabrakan di stasiun dan kemarin juga karena kejadian yang mirip, dan sampai sekarang Zean belum tau namanya.

Namun Zean tidak mengetahui bahwa yang bertabrakan di stasiun kereta itu adalah ternyata seorang gadis yang bernama Annie.

"Sorry...kemarin gue nggak sengaja melanggar prinsip, abisnya naik motor gratis sih..."

Ia tidak ingin Freya mengetahui bahwa dia dan Annie belum saling mengenal...sebagai balasan atas pandangan kagum Freya terhadap Kris kemarin.

"Oh..." Freya tidak berbicara apa-apa lagi.

Begitu tiba di kelasnya Zean dengan sigap segera mengumpulkan teman-temannya dan mencari informasi tentang Annie. Dia jadi ingin tau lebih banyak tentang gadis itu.

"Nggak banyak info tentang dia, Zean...anaknya eksklusif banget, kabarnya sih anak orang kaya dan sangat tertutup, gaulnya cuma sama anak-anak klub musik..." Lapor Florian,

"Coba tanya si Daniel deh..."

"Dia nggak berminat pada sekolah, karena seluruh hidupnya didedikasikan pada musiknya, jadi kalau ada konser pasti dia sering bolos...pak kepsek emang ngasih keringanan sama dia." Sambung Aldo.

Kaca, Kamu, LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang