Chapter 17(end)

536 74 12
                                    

Cerita ini cuma fiski yaa, jadi jangan dibawa terlalu serius.

....

Harus berapa kali Irene jatuh cinta dengan suaminya sendiri, bahkan Seulgi hanya berpenampilan biasa. Dia akan sangat menyesal jika saja dirinya tetap bodoh, melepas pria ini, Pria yang berjalan mendekatinya sembari tersenyum tipis.

"Kenapa? Apa ada yang salah dengan pakaianku?" Tentu saja Irene menggeleng cepat, tidak ada yang salah dari Seulgi... yang salah adalah bagaimana pria itu bisa tampan disegala situasi.

"Jenna sudah siap?"

"Dia masih berhias" Seulgi mau tak mau terkekeh, tapi ada ketik relaan bagi Seulgi melihat putrinya itu tumbuh dengan begitu cepat. Sekarang saja sudah centil, berganti tahun nanti hal apa lagi yang bisa membuat dia terkejut.

"Ayo papi" Seulgi hanya menggelengkan kepalanya kecil,bahkan tidak ada yang berubah dari apa yang didandani Irene, berhias yang Jenna lakukan itu hanya mempoles bedak di pipi nya selebihnya adalah mengatur rambutny dan menatap dirinya sendiri di cermin berkali-kali. Tentu saja hal itu dia pelajari dari sang mami yang selalu dia perhatikan saat bersiap-siap.

"Jiwoo oppa mau ikut sayang"

"Ah wae, jangan diajak Jiwoo oppa berisik" keluh Jenna, sementara Irene hanya tertawa karena berhasil menjahili sang anak. Satu hal dari Seulgi yang begitu mirip dengan Jenna, dia suka dengan ketenangan dan hanya banyak bicara bersama orangtuanya saja.

"Tidak ada, Jiwoo sibuk bermain dengan appanya" Seulgi memang sempat mengajak dua bocah laki-laki itu tapi mereka memilih untuk tidak ikut, Rein dengan alasan menjaga ibunya yang sedang mengadung sang adik dam Jiwoo dengan alasan berenang bersama ayahnya.

.....

Thailand tentu saja tau dengan kedua pasangan Kang dan Bae itu, namun banyak dari mereka bisa memberi ruang agar Seulgi, Irene beserta putri mereka berjalan dengan bebas.

"Jika Jenna sudah sekarang giliran mami" benar keduanya sepakat untuk menemani Jenna kemanapun dulu, membeli apa yang putri mereka mau. Jangan salah paham jika Jenna boros, dia hanya membeli beberapa maianan yang memang tak dia miliki, dari pada mainan Jenna lebih suka buku menggambar dan mewarnai dengan berbagai alat lukis dan pewarna.

"Iya papi, Jenna sudah selesai. Sekarang giliran mami"

"Aku membawa cemilan dan minuman untuk putriku, apakah tak apa dia masuk store dan duduk didalam?" Meski agak lambat mengerti, karena bingung harus mengartikan perkataan Seulgi atau memperhatikan wajah tampan pria itu.

"Tentu saja tak masalah" Seulgi tersenyum dan menganggukan kepala, sementara Irene sudah mendudukkan Jenna disana membuka sebuah roti dan minuman untuk putrinya itu.

"Titip sebentar ya, aku ingin menemani Irene sebentar" pegawai itu lagi-lagi mengangguk patuh, Seulgi mengikuti langkah Irene. Ingat istrinya pernah marah karena Seulgi membiarkannya belanja sendiri padahal Irene butuh pendapat suaminya itu.

"Sayang, mana yang bagus antara dua ini" Irene menunjuk dua sepatu itu, Seulgi terlihat bingung namun tangannya beralih mengambil satu sepatu dan membantu Irene memakaikannya, ini bukan pertama kali Seulgi seperti ini jika mereka membeli sepatu tapi tetap saja Irene selalu bersemu akan perlakuan suaminya yang layaknya pangeran terhadap cinderellanya itu.

"Ini saja sayang, bagus...tapi apakah nyaman?"

"Hmm ini nyaman" Seulgi beranjak untuk berdiri lagi, dan satu ciuman dibibirnya dia dapat dengan ucapan terimakasih.

"Sama-sama sayang, lihat-lihat dulu lagi. Aku mau cek Jenna sebentar" Irene menganggukan kepala, dan Seulgi berlalu lagi kearah depan sana.

 Aku mau cek Jenna sebentar" Irene menganggukan kepala, dan Seulgi berlalu lagi kearah depan sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang