Chapter 12

413 71 5
                                    

Cerita ini hanya karya fiksi ya...jangan terlalu dibawa serius.

Happy Reading!!!

....

Seulgi lagi-lagi menggelengkan kepalanya ringan, berita kencan dan dugaan-dugaan publik selalu datang kepadanya. Sementara tak ada satupun dari mereka yang dekat dengannya secara pribadi.

Seulgi meminum minuman yang baru saja dibuka oleh Lim, ya..mereka para laki-laki kini memilih untuk izin keluar. Lebih tepatnya tiga lainnya, kepada pasangan masing-masing. Setelah mengantar para perempuan menuju Villa yang mereka sewa.

Tadi, Seulgi sempat melihat Irene yang menatap kepadanya saat tiga anggota grupnya meminta izin kepada para pasangan mereka. Dan kalian salah jika Seulgi melakukan hal yang sama, dia malah pergi keluar lebih dahulu.

"Tak terasa sudah lima bulan saja berlalu, bagaimana dua bulan ini mencoba bisnis hyung?" Ujar Lim, membuka topik baru. Sedari tadi topik mereka hanya soal politik dan juga olahraga tipe pria pada umumnya ketika berkumpul.

"Susah, tapi aku harus belajar" benar, sejak Wendy dan Joy menikah mereka tak punya aktivitas grup. Wendy juga menarik keputusan jika bukan tentang grup dia tak akan mengambil tawaran apa-apa sebab dia perlu fokus untuk memantau tanggung jawab barunya, perusahaan, istri dan anaknya.

"Apa aku juga menikah saja ya?? Seperti kehidupan pernikahan kalian bahagia" Jisoo begitu saja mengatakan hal itu sebab dia memang melihat banyak perubahan selama lima bulan ini dari Wendy, pria itu tampak lebih segar dan sehat.

"Kau saja tak berani menjumpai orangtua Jennie" ledek Lim pada akhirnya membuat gelak tawa muncul diantara mereka, kemudian ketiganya kompak menatap Seulgi.

"Kau sendiri? Bukankah Irene sudah begitu lantang menyampaikan perasaannya?" Sebagai yang tertua, tentunya Wendy yang berinisiatif membahas hal ini.

"Aku masih belum mau"

"Kau masih menyukai Joy?"

"Aku tak mungkin menyukai kakak iparku" dengus Seulgi, dia jujur dengan apa yang dia katakan. Untuk bersama Irene, dia memiliki keraguan, kalian semua akan merasa wajar jika berada diposisinya. Dua kali dia gagal dalam hubungan asmara, sekarang perempuan yang dulu mendorongnya menjauh mencoba menariknya kembali. Seulgi hanya terlalu takut untuk kecewa, hatinya sebenarnya lelah.

"Kurasa Irene benar-benar menginginkanmu" kali ini Jisoo menambahkan namun tidak sama sekali Seulgi dengarkan, dia hanya tidak mau rasa yang tumbuh atau apapun itu karena pengaruh orang, bukan karena kemauan dirinya.

"Kau itu sebenarnya cinta mati sama Irene noona...hyung. Apalagi yang mau kau temukan? Bukankah semuanya sudah jelas?"

"Kau tidak mengerti Lim" Oke, Lim tak mau melanjutkan apa-apa lagi. Dia tak mau hanya karena berdebat keadaan mereka akan menjadi tegang dan canggung.

"Irene bisa saja menyerah, lima bulan dia membuang ketenangannya. Bersikap apa adanya didepanmu...

"Dia bisa saja menyerah, aku tak apa" Ketiganya terdiam, jika hal ini sudah mantap bagi Seulgi mereka bisa apa. Namun pikiran mereka kompak mengatakan jika nantinya Seulgi uring-uringan.

.....

"Kau terlalu murah" Irene mendelik ketika mendengar ujaran tajam dari Jennie, jika diluar sana para pria berbagi cerita maka yang perempuan pun juga sama. Joy terkekeh saat Irene menendang kaki Jennie yang duduk ditepi kasur itu.

"Aku benar, kau tak seperti Irene biasanya. Yang elegan, dingin, anggun dan kalem. Kau dekat Seulgi seperti remaja yang ingin dinotis cinta pertamanya. Persis seperti murid sekolah dasar malahan" Rose menganggukan kepalanya semangat, namun Joy menegur mereka terlebih dahulu untuk tak terlalu besar bersuara, sebab putranya masih tidur nyenyak.

You My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang