Chapter 4

363 71 5
                                    

Cerita ini hanya fiksi penggemar ya, jadi jangan terlalu dibawa serius.

Happy reading!!

......

Seulgi memasuki ruangan latihan yang memang dikhususkan untuk ELÿSiăN, Jisoo yang tengah duduk langsung beranjak berdiri. Tak hanya kesibukan Seulgi, dirinya juga sibuk terbang kian kemari mendatangi negara lain sebagai brand ambassador dari merek fashion terkenal.

"Hoho badanmu tampak sangat kekar sekarang Seulgi-ah" Seulgi membalas pelukan ala pria yang Jisoo berikan.

"Aku berolahraga, kau saja yang malas. Mana yang lain"

"Lim dan Wendy keluar sebentar, mungkin memanggil menager" Seulgi menganggukan kepala sembari meletakkan tasnya, dia membuka topi yang dia gunakan agar tak merasakan panas didalam ruangan.

"Bagaimana syutingmu? Kudengar Irene noona sangat professional, sulit mendekatinya bukan?" Seulgi menganggukan kecil sebagai jawaban, dia tak akan memberikan cerita apapun sampai dirinya betul-betul resmi dengan Irene. Mendengar hal ini dari mulut Jisoo, sepertinya benar kata para staff, Irene baru pertama kali ini nyaman dengan lawan mainnya.

"Doakan saja ya Jisoo" balas Seulgi penuh makna, bukan hanya soal drama tapi juga soal asmaranya. Keduanya saling berbagi cerita usai sudah lama tidak bertemu, Seulgi adalah pria yang paling jarang masuk kedalam grup chat mereka, sebab pria itu meminta maaf terlebih dahulu karena ingin fokus dengan apa yang dia kerjakan.

Pintu terbuka, Seulgi dan Jisoo kompak melirik kearah sana, sejak kejadian tiga bulan yang lalu antara dirinya dan Wendy, keduanya belum ada saling berbicara. Selanjutnya kedatangan itu disusul oleh Lim yang bergandengan tangan dengan Rose,

"Ah ya..aku lupa, Lim berkencan dengan Rose" bisik Jisoo, Seulgi menoleh dan menganggukan kepala,

"Aku lebih dahulu tau" balas Seulgi yang membuat Jisoo terdiam,

"Hwan meminta kali ini kolaborasi, dan Rose adalah pilihan yang diminta oleh Hwan. Kalian  bisa berdiskusi dulu, Wendy dan Rose sudah membuat demonya" Menajer itu berlalu pergi meninggalkan mereka berlima. Wendy menyuruh meraka untuk duduk melingkar, kemudian langsung memutar lagu itu setelah memberi kertas lirik kepada mereka.

"Aish...aku tidak bisa Wen, suruh Seulgi saja" Jisoo kali menyerah dengan partnya, dari tadi memang mereka belum mereview bagian Seulgi karena fokus untuk mendengarkan dan membantu Jisoo.

"Tidak, suaramu lebih cocok"

"Masalahnya dipart sebelumnya aku juga mengambil nada tinggi, tak sampai Wendy-ah"

"Bisa, kau harus berusaha" Jisoo melakukannya lagi, dan berkali-kali hingga semuannya bertepuk tangan, saat bagian Seulgi akan membuka mulutnya Wendy menghentikan pria itu.

"Kita isturahat dulu," Seulgi terdiam, dia menundukkan kepalanya dan mengangguk.

"Kau tidak ikut ke kantin? Minum sesuatu?"

"Tidak, aku sudah makan tadi. Aku juga membawa minuman" Jisoo menganggukan kepala, Seulgi menatap Wendy yang juga menatapnya. Pada akhirnya pria itu lebih dahulu membuang pandangan menatap lirik.

"Hanya tiga belas kata" ujar Seulgi selesai menghitung jumlah kata yang akan dia nyanyikan, tangannya memencet tombol pada ipad itu, dia memutar semuanya lagi dari awal. Dengan tenang dia membawakan lirik itu, senyuman terbentuk diwajahnya. Meski kertas itu tampak dia remas, ini kali pertama dia mendapatkan part nyanyi sekecil ini. Dia tak tau apakah Wendy sengaja atau tidak, namun dia positif berpikir jika Wendy melakukan itu karena kemampuan mereka bukan karena hal pribadi.

You My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang