Chapter 13

489 78 4
                                    

Cerita ini hanya fiksi ya, jangan dibawa terlalu serius.

Happy reading!!!

Happy reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

Seulgi kini menatap ponselnya, satu nomor itu membuatnya tak bisa tidur semalaman. Dia menghela nafas berkali-kali, Seulgi merasa takut jika dia menghubungi nomor itu maka yang ada hanya emosi. Sejak balik dari hawai, ya...lebih tepatnya sejak saat itu Seulgi merasa emosinya tak terkontrol, meski dia berkata baik-baik saja.

"Hallo"

".."

"Hyung" sapa Seulgi setelahnya, kenyataannya Seulgi lebih memilih untuk menghubungi nomor lainnya. Mendengar perkataan pria diseberang sana, dia lantas segera bersiap-siap.

....

Seulgi entah kenapa sedikit takut mendapati tatapan yang berbeda dari Tiffany, ya...dia menghubungi Taeyeon tadi, tapi pria yang sudah dia anggap layaknya kakak itu menyuruhnya datang kesebuah alamat. Dia baru mengetahui ternyata istri yang diceritakan Taeyeon waktu mereka diswiss itu adalah Tiffany, dan Tiffany yang dimaksud adalah kakak Irene. Mereka pernah secara tak sengaja bertemu, disanalah Seulgi bertanya apa hubungan Taeyeon dengan Irene.

"Tamu Taeyeon?" Seulgi rasanya hendak berbalik saat mendapati seorang pria yang berperawakan berbeda dari orang korea pada umumnya namun bahasa koreanya sangat lancar.

"Duduklah, lagian tak ada Irene juga" ujar Tiffanya, mengambil duduk. Seulgi menghela nafas kecil sembari menundukkan kepala, dia menarik tangan Taeyeon dibawah sana. Kedua pria itu sepetinya saling gagal melakukan telepati.

"Mau coffe?" Seulgi langsung menegakkan kepalanya perempuan yang sedari tadi diam mengamatinya akhirnya angkat suara,

"Ah nde, gwenchannayeo. Kamsahamida" namun penolakan Seulgi tak berarti apa-apa perempuan yang memiliki paras Irene diwajahnya yang tak lagi muda itu berlalu begitu saja kearah pantry.

"Sudah makan?"

"Nde, sudah"

.....

"Aku pulang" teriakannya, itu adalah kebiasaan Irene ketika memasuki rumah. Dia tak mendapatkan jawaban dan memilih untuk melangkah lebih jauh kedalam tepatnya kearah meja makan.

Irene menyadari ada satu orang disana, satu orang yang entah kenapa meski membuat hatinya sakit tapi dia tak bisa membencinya.

Irene melangkah mendekat, memberikan pelukan yang selalu dia lakukan kepada ayah dan ibunya. Kemudian dia beranjak pamit untuk pergi ke kamarnya,

"Namamu siapa?" Seulgi lagi-lagi mengutuk ketidak pekaan Taeyeon yang hanya sibuk berbisik dengan istrinya, sementara Seulgi kini seperti di introgasi oleh pasangan paruh baya ini.

"Kang Seulgi"

"Eoh Kang Seulgi?? Yang...

"Benar, yang di tangisi putrimu dua hari yang lalu hingga membuatnya mabuk berat" balas nyonya Bae itu menatap suaminya, Seulgi terkejut mendengar fakta baru ini, jika itu dua hari yang lalu maka Irene melakukan itu pada saat berita kencannya dan Yeri keluar.

You My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang