9.

1.3K 216 6
                                    

Lisa mendudukkan dirinya setelah selesai dengan segala aktivitasnya. Ini sudah malam dan dia sangat mengantuk rasanya tapi dia juga lapar.

Ceklek

Menoleh kearah pintu dimana ada ibunya yang datang dengan nampan berisi makanan dan segelas susu vanila.

"Nak"

"Mom, kenapa dibawa kemari? Aku bisa turun kebawah"

"Mommy tau kau belum makan malam, jika tidak mommy antarkan mommy tidak yakin kau akan makan mungkin saja kau langsung tertidur" jiwon menyisir rambut lisa dengan lembut

"Terimakasih mom" lisa menyentuh punggung tangan ibunya dan menatap ibunya dengan perasaan haru dan rasa bersalah karena sering membantah.

"Nak, maafkan mommy membentakmu kemarin"

"Tak apa mom aku pun salah"

Jiwon memeluk kepala putrinya lantas memberi kecupan di pucuk kepalanya. Setidaknya putri bungsunya ini mengerti letak kesalahannya.

"Mom, terimakasih"

"Untuk apa nak?" Jiwon merasa heran

"Karena telah mengambilku untuk kau rawat, setidaknya tumbuh bersamamu lebih baik daripada di panti asuhan"

Hati jiwon terasa tercubit mendengarnya, jiwon pikir masa itu ketika mereka (dirinya, jennie) membahas hal penting mengenai lisa sewaktu lisa berumur 9 tahun itu sangat fatal. Lisa mendengar sepenggal kalimat yang membuatnya bersedih hati sampai mengurung dirinya beberapa hari.

"Lisa_"

"Mom, aku tau aku sangat tidak tau terimakasih dan semena-mena padamu ataupun pada jennie eonnie. Dulu aku pikir aku sudah sangat beruntung menjadi putrimu, namun setelah mengetahui bahwa aku diadopsi itu membuatku selalu di hantui rasa sedih hingga kini, tapi walaupun begini aku tetap tidak menyalahkan takdirku karena aku mendapat orangtua angkat yang sangat menyayangiku, terimakasih banyak mom terimakasih untuk menjadi sosok ibu terbaik untuku, jika kalian tidak mengadopsiku aku tidak akan tau masa depanku di pantiasuhan"

"Nak, ssst jangat bicara seperti itu karena itu membuat mommy sangat sedih mendengarnya, kau adalah putri mommy selamanya akan begitu"

Lisa memeluk pinggang ibunya dan menenggelamkan wajahnya di perut jiwon, sedangkan jiwon menahan air matanya untuk ini. Dia tidak dapat bicara lagi, hatinya memintanya untuk segera pergi dari sana daripada lisa melihat air matanya mengalir.

"Sudah sudah, ayo makan dulu, mommy akan pergi ke kamar kakakmu, kau habiskan makananmu ya setelah itu istirahat dan tidur jangan begadang"

"Um"

_

"Jennie"

Jiwon datang dengan air mata yang mengalir deras hingga jennie mendudukkan dirinya menyambut ibunya kedalam pelukannya.

"Ada apa mom, kenapa menangis?" Rasanya sangat khawatir karena ibunya tiba-tiba saja menangis

"Mommy tidak sanggup nak"

"Iya ada apa?"

"Lisa, dia tadi membahas masa lampau beberapa tahun silam mengenai apa yang dia dengar"

Jennie terdiam sejenak lalu teringat masa itu dan membuat jennie menjatuhkan bahunya lemas. Sekarang hatinya terasa kacau, bagaimanapun juga dia dapat merasakan kesedihan yang ibu serta adiknya rasakan. Bahkan sampai detik ini dia tak berani membicarakan hal ini pada lisa dan membiarkan semuanya berjalan begitu saja, sungguh jennie merasa mentalnya kembali terguncang karena semua ini menekan kepalanya.

linkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang