Sudah satu minggu ini lisa tidak banyak bicara di rumah, ibu dan kakaknya pun tidak lagi banyak menanyainya. Sebenarnya tak masalah, hanya saja dia merasa hatinya seperti kosong. Apa kakaknya marah karen waktu itu? Lisa tidak yakin tapi rasanya ini seperti kehilangan sesuatu dan lisa tidak tau apa itu.
"Lisa, kau tidak mendengarku? Lisa, lisa!!"
Lisa tersentak kaget ketika seseorang di ponsel meneriakinya, dia lupa dia masih melakukan panggilan telepon dengan yeri.
"Iyaaa" lisa menyahutnya dengan nada malas
"Kau ini tsk.. pergilah kerumahku, eomma memasak makanan kesukaanmu"
"Benarkah?" Mata lisa terlihat berbinar
"Iya, makanya kemari lagi pula untuk apa kau berdiam diri di weekend ini"
"Benar juga, aku akan kesana"
"Iya ku tunggu"
Tanpa mematikan teleponnya anak itu segera mengambil jaket dan mengenakan kaus kakinya, dia tidak bisa jauh dari kaus kaki, bahkan dia bisa mengganti kaos kaki 5-9 kali sehari, dan dia memiliki lemari khusus untuk kaus kakinya. Lagi-lagi kakaknya lah yang mengurus perlengkapannya.
Dirumah ada jiwon hanya saja lisa tidak melihat ibunya jadi dia tidak akan meminta izin, dia langsung pergi menuju mobilnya, mungkin nanti saja dia akan mengirimi pesan pada ibunya.
Jiwon yang sedang didapur heran mendengar suara mobil keluar dari garasi, udah di pastikan itu adalah lisa. Berhubungan jiwon sedang mencuci pakaian, dia pergi menuju kamar lisa untuk mengambil baju kotor. Dapat jiwon lihat beberapa barang lisa di letakan sembarang, seperti parfume yang di taruh di atas kasur, dompet yang tertinggal serta buku yang berserakan di meja belajar. Sudah jiwon pastikan lisa akan pergi kerumah salah satu sepupunya karena jika kerumah sepupunya dia tidak akan membawa dompet atau uang sepeserpun.
"Anak ini sangat berantakan" jiwon merapikan beberapa hal di kamar lisa lalu beralih mengambil baju sekolah yang tertinggal belum di cuci.
"Apa ini?" Mengecek seluruh pakaian lisa dan mendapati pin di kantung baju lisa, alis jiwon terangkat dan meneliti 3 pin berbentuk bintang dengan 3 warna berbeda yaitu biru merah dan abu-abu. Jiwon jadi teringat sesuatu, ini adalah pin yang pernah jennie pakai dulu semasa sekolah, dan anak anak Irene serta jisoo sering memakainya.
"Ah iya aku mengingatnya, bukankah ini reward murid unggul di kelas" senyum jiwon terbit, rupanya dia paham sesuatu. Putri bungsunya mulai mendapatkan ambisinya kembali, syukurlah apa yang dia katakan waktu itu dapat di resap oleh lisa.
_
"Pagi aunty"
"Sudah datang rupanya, kemari sayang kita makan siang bersama"
Lisa duduk di samping yeri
"Untung saja kau datang tepat waktu sebelum kami makan"
Lisa tersenyum saja
"Lisa" lisa menoleh ketika seseorang baru saja turun dari tangga, mata lisa membulat ketika melihat siapa orangnya.
"Oppaaa!"
"Haii anak kecil" orang yang di panggil oppa ini memeluk dan mengacak-acak rambut lisa
"Kapan oppa datang"
"Semalam"
"Ya ampun, bagaimana kabarmu oppa?"
"Tentu saja baik, bagaimana denganmu anak nakal"
"Aku pun baik"
Irene tersenyum melihatnya, sedangkan yeri melihat kakaknya dengan kesal, perasaan dia yang adiknya saja tidak begitu exited ketika semalam bertemu pertama kali setelah 3 tahun lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
linked
Randomlisa "berhenti mengaturku, bahkan mommy tidak pernah seberisik kau, eonnie" jennie "tidak bisakah kau bersikap sopan padaku?" lisa "urusi dirimu sendiri"