Lisa sangat fokus dengan PR yang sedang dia kerjakan, terdapat kantung mata berwarna kemerahan karena terlalu banyak belajar.
"Jika saja aku tidak merasa berhutang budi pada keluarga ini aku tidak akan mau buang-buang tenaga untuk mengerjakan PR seperti ini, melelahkan mencatat 11 halaman"
Ketika fokus menulis kakaknya datang dengan membawa segelas susu hangat.
"Kenapa belum tidur hm"
"Aku sedang mengerjakan PR"
"Apa begitu susah?"
"Tidak, hanya saja melelahkan"
"Meringkas?"
"Iya"
"Mau ku ajari meringkas lebih pendek?"
"Eonnie tidak sibuk?" Lisa mendongak
"Tidak sayang, coba kemarikan bukumu"
Lisa sangat fokus ketika jennie menjelaskan inti pokok setiap halaman, dan itu sangat lekat di otak lisa untuk di ingat, kakaknya lebih pintar dari dirinya ternyata. Dan lisa takjub sekali ketika kakaknya terasa seperti seorang guru, lisa pikir jika kakaknya beralih profesi menjadi guru pasti banyak murid jatuh cinta dan memfavoritkannya.
"Sudah tulislah yang sudah eonnie tandai"
"Terimakasih eonnie "
"Sama-sama, mau di temani?"
"Jika kau tidak keberatan"
Jennie tersenyum lalu memberi kecupan di dahi lisa sehingga anak itu mengulum senyumnya menjadi malu. Apa ini dimana sikap tidak sopannya? Hilang kemana?.
Menunggu beberapa saat hingga lisa menyelesaikan lalu membiarkan jennie membantunya untuk memasukan beberapa mata pelajaran kedalam tasnya.
"Eonnie, terimakasih"
"Iya sama-sama, istirahatlah"
"Mm boleh ku minta sesuatu"
"Boleh, apa?"
"Boleh sekali ini saja temani aku tidur, ada hal yang ingin ku tanyakan"
"Tentu boleh"
Keduanya berbaring di ranjang dengan sama-sama menatap langit-langit kamar.
"Eonnie, aku ingin bertanya"
"Katakan saja"
"Eonnie, kau bilang waktu itu aku anak adopsi, lalu bolehkah aku tau dimana dan apa nama panti asuhannya?"
Jennie tercekat, dia tidak menyangka lisa akan bertanya, jika tau akan begini lebih baik tadi menolak ajakan menginap di kamar lisa.
"Ah itu.."
Jennie menoleh dan berbaring miring menghadap adiknya begitupun juga adiknya.
"Aku yakin kau tau itu eonnie"
"Lisa"
"Ku mohon beritahu aku eonnie, aku sudah banyak bertanya-tanya mengenai hidupku"
"Kau tidak di adopsi dari panti asuhan lisa"
Lisa menatap mata jennie dengan mata kemerahan, sebenarnya dia menahan sedih ketika bertanya, ntah kenapa rasanya dia ingin menangis di pelukan kakaknya.
"Lalu dimana orangtuaku?"
"Eon.nie, eonnie tidak tau, maaf "
"Eonnie berbohong" lisa tau itu
"Lisa, bisakah kita tidak membahas masa lampau, kita sudah hidup bersama sejak kau bayi, untuk apa mencari orang tua kandungmu"
"Setidaknya aku ingin tau alasan mereka membiarkan aku di adopsi oleh keluarga kalian eonnie"
KAMU SEDANG MEMBACA
linked
Randomlisa "berhenti mengaturku, bahkan mommy tidak pernah seberisik kau, eonnie" jennie "tidak bisakah kau bersikap sopan padaku?" lisa "urusi dirimu sendiri"