11.

1.2K 231 12
                                    

"lisa"

"Iya mom"

"Kau tadi membolos? Wali kelasmu menghubungi mommy lagi"

"Maaf mom, aku tidak bisa fokus disekolah jadi aku pergi ke restoran"

Jiwon menghela nafas, lagi lagi dia harus mendapati fakta melelahkan yang lisa buat, anak itu tidak mau mengerti keadaan orang tuanya seperti apa dan bagaimana.

"Mommy rasa kau benar-benar tidak kasihan pada kakakmu yang bekerja hanya untukmu, apa kau sudah tidak ingin sekolah? Jika iya maka akan mommy bicarakan pada sekolah dan kakakmu supaya kakakmu berhenti menyianyiakan uangnya untuk adik sepertimu yang tidak mau bersekolah"

Rasanya seperti menusuk hatinya, walaupun nada bicara ibunya lembut, namun itu terasa menyakitkan bagi lisa, lisa tidak bisa menjawab perkataan ibunya.

"Sudah banyak sekali kesempatan yang mommy dan kakakmu berikan untukmu, selama sekolah tidak ada prestasi yang kau berikan untuk kami, sebenarnya kami tidak peduli mengenai prestasi, namun melihat tingkahmu yang penuh dengan omong kosong tidak berarti itu membuat mommy memikirkan masa depanmu yang rasanya sangat gelap, tidakkah kau iri pada sepupu-sepupumu yang memiliki prestasi dan masa depan walaupun mereka nakal sepertimu?"

"..."

"Kau tidak lelah dengan sikapmu sendiri yang kasar dan tidak sopan itu!? Kau pikir dengan tingkahmu seperti ini dapat membuat suasana lebih baik? Tidak sama sekali, kau seperti ini karena kau berpikir kau bukan anak kandung mommy makannya bertindak semena-mena!? Lisa, bahkan seekor bayi harimau yang di rawat seekor induk anjing masih memiliki rasa empati untuk tidak menggigitnya ketika dewasa bahkan memiliki rasa hormat"

Lisa semakin menunduk merasa bersalah, bahkan air matanya sudah mengalir begitu saja, kali ini ibunya benar-benar mengeluarkan isi hatinya.

"Mommy tidak tau lagi harus mengurus dan mendidikmu dengan cara apa, bahkan dengan cara lembut pun tidak membuat hatimu melembut, kau memang benar bukan putriku tapi sampai detik ini perasaanku untukmu tidak akan berubah sebagaimana kau ku anggap seperti putriku sendiri, jadi kedepannya mommy minta padamu untuk berubahlah menjadi gadis baik yang menurut, bukan untuk mommy tapi untuk dirimu sendiri. Jika menurutmu perkataan mommy terasa tegas dan tanpa belas kasih itu tak masalah, karna kau sudah bukan anak kecil lagi untuk mengerti mana yang baik mana yang tidak, pikirkanlah baik-baik"

"Maaf mom"

"Minta maaflah pada kakakmu tentang apa yang kau lakukan hari ini padanya, jika mommy penghitung dosa, rasanya dosamu pada kakakmu sudah menjadi bukit tertinggi di dunia"

Setelah mengatakan itu juwon pergi meninggalkan lisa begitu saja, sudah seharusnya jiwon bersikap tegas seperti ini. Dia tidak bisa berdiam diri melihat lisa yang begitu semena-mena pada putri sulungnya, putri kesayangannya dan putri satu-satunya. Hampir setiap malam dia menangisi keadaan putri sulungnya, dia dan suaminya saja tidak pernah membentak atau bahkan menyakiti perasaan putri sulungnya walaupun dia mendapat kesialan tak terduga, lantas bagaimana mungkin dia membiarkan lisa terus menyakitinya.

Disana lisa menangis dengan sesegukan yang tidak beraturan, rupanya kalimatnya sangat tajam karena ini pertama kalinya jiwon melihat lisa menangis seperti itu, tak apa dia harus tega demi masa depan yang baik.

_

"Mom, kau memasak mie instan?" Jennie heran karena terdapat mie sisa mie instan di dapur, karena selama ini tidak pernah dirumahnya memasak mie instan karena mereka tidak begitu menyukainya.

"Tidak nak, mungkin lisa"

"Sejak kapan anak itu suka mie instan"

"Wajar saja mungkin di sekolah itu yang dia makan, mengikuti lingkungan sekolah"

linkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang