Kebenaran Part 2

1.9K 133 1
                                    

+++++Revenge+++++

'Mati aku!' Menma membeku di tempatnya. Mereka sudah mengetahui kalau ada yang menguping mereka.

Tiba-tiba saja seseorang membungkam mulutnya dan menariknya menjauh. "Hmph! Hmph!" Menma memberontak dan mencoba melepaskan diri.

"Sst! Nanti kita ketahuan." Kata orang itu. Menma mengenal suaranya dan berhenti memberontak. Orang itu pun melepaskan Menma.

"Yamato?!"

"Sst!"

Cklek!

Terlihat Danzo membuka pintu dan melihat ke sekeliling. "Mungkin hanya perasaanku." Danzo menutup pintu dan kembali masuk ke dalam ruangan.

Menma menghela nafas lega dan mengalihkan pandangannya pada Yamato. "Arigatou Yamato. Berkatmu aku tertolong."

"Sudah menjadi tugas saya menjadi pengawal anda, Menma-sama." Yamato membungkukan badannya.

"Ayo kita pergi. Ada yang harus kubicarakan." Menma berjalan dengan cepat dan diikuti oleh Yamato dari belakang.

╭(′▽‵)╭(′▽‵)╭(′▽‵)╯ GO!

Danzo menutup pintu kemudian berjalan menuju tempatnya.

"Bagaimana?" Pelayan itu terlihat berpikir sejenak.

"Baiklah. Tapi kau yang akan bertanggung jawab!" Ucap pelayan itu dengan tegas, tidak peduli kalau yang ada di depannya sekarang adalah majikannya.

"Tenang saja. Sekarang dengarkan rencanaku. Saat makan malam, kau berikan ramuan ini pada minuman sang raja. Ini racun tanpa rasa, warna, dan bau." Danzo menunjukkan sebuah botol kecil yang ada di tangannya.

"Sekarang pergilan dan ini bayaranmu!" Danzo menyerahkan botol itu dan sekantong emas pada pelayan itu. "Lakukan dengan baik."

"Hai'!"

.

Makan malam pun tiba, seluruh anggota keluarga kerajaan berkumpul di ruang makan.

"Tou-chan, kapan kami akan belajar menggunakan pedang?" Tanya Naruto yang saat itu berumur 12 tahun pada ayahnya. Menma pun ikut mengiyakan dengan memganggukkan kepalanya.

"Tentu saja saat kalian sudah berumur 14 tahun." Jawab Minato.

"Kenapa tidak sekarang saja~" Rengek Naruto.

"Kau belum cukup umur Naruto." Ujar Kushina memberi pengertian pada anaknya.

"Kenapa, bukankah lebih cepat lebih baik?" Sahut Menma.

Kushina terkikik kecil. "Tapi tetap saja itu sudah menjadi tradisi kerajaan kita."

"Sudah, sekarang makan makanan kalian!" Perintah Minato.

Seorang pelayan datang dan memberikan minuman pada Minato.

'Dia?!' Menma membulatkan matanya, dia tahu siapa oelayan itu. Dia adalah pelayan yang tadi bersama Danzo dan merencanakan untuk membunuh ayahnya.

Minato meraih gelas itu dan akan meminumnya. Menma pun refleks merebut gelas itu dan terjatuh hingga pecah.

PRANG!!

Semuanya terdiam setelah melihat apa yang Menma lakukan. Minato menatap Menma tajam.

"Apa yang kau lakukan?!"

Menma balik menatap Minato. "Minuman itu beracun!"

Pelayan itu terkejut. 'Darimana Menma-sama tahu?'

Tapi ayahnya tidak mendengarkannya. "Jangan mengelak. Minuman itu tidak beracun!"

"Tidak! Aku mengatakan yang sebenarnya!" Sangkal Menma.

"Ada apa ini?" Suara seseorang mengalihkan perhatian mereka.

"Danzo-san?"

"Kenapa ada keributan Minato-sama?" Tanya Danzo.

"Ah, tadi Menma berkata kalau minuman yang akan kuminum beracun." Kata Minato.

Danzo menaikkan alisnya kemudian menyeringai. "Oh, minuman itu ya." Danzo menunjuk minuman berwarna merah yang mengotori lantai.

"Itu memang beracun. Aku ke sini ingin memperingatkanmu. Dan aku tahu siapa yang mau meracunimu." Danzo merekayasa kejadian.

"Siapa yang melakukannya?" Tanya Kushina.

"Menma-sama."

'A-apa?!'

Brak!

Menma menggebrak meja. "Apa maksudmu menyalahkanku pak tua?!"

"Menma jaga ucapanmu! Atau kau memang berniat meracuni Tou-chan?!" Bentak Minato.

"Aku tadi melihatnya memasukkan sebuah cairan ke dalam gelas itu sebelum makan malam." Tambah Danzo.

"Menma Uzumaki!" Seru ayahnya.

"Nii-chan..."

"Kenapa kalian lebih percaya padanya?!" Menma menunjuk Danzo dengan kasar.

"Karena dia adalah tetua kita." Jawab Kushina.

Menma sempat terdiam. Ibunya lebih memilih kakek tua bau tanah itu daripada anaknya.

"Baiklah! AKU PERGI!!" Menma meninggalkan ruangan dan akan keluar menuju jendela.

"Kau memang tidak pantas menjadi pewarisku! Kalau kau pergi jangan harap menggunakan Uzumaki di belakang namamu!" Menma tidak menggubrisnya dan tetap keluar melalui jendela.

"KAU AKAN MENYESAL MENMA!" Teriak Minato untuk terakhir kalinya.

.

Sementara itu, di belakang mereka Danzo menonton kejadian itu dengan seringai puas. 'Satu selesai. Berikutnya-' Danzo melirik Kushina yang memandangi kepergian Menma.

-Flashback Off-

(o^^)o Bersambung o(^^o)

+++++Revenge+++++

Wkwkwk....saya kembali! Gimana? Gimana? Gimana? Mau dilanjutkan? Atau discontinued? #dihajarreader

Itu semua tergantung kalian reader-san~

Kalau vote & comment nya dikit ya gak bakal saya lanjut. Minimal akan saya lanjut kalau vote lebih dari 200 ^^v #mustahil

Ya udah deh, kalau votenya 150 aja hehehe.. udah saya diskon (?) lho, khusus untuk yang nunggu cerita gaje saya

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang