16. Comeback To Me

80 16 4
                                    

Irisha
aro udah
otw skrng aja, gue nunggu di koridor deket parkiran ya

Armando
oke kalem

Irisha
jangan lama




Irisha menyuruh Armando menjemputnya. Mereka akan pulang ke rumah, rasanya, Irisha butuh melihat ayah. Irisha tidak tahu nanti akan bagaimana yang pasti sekarang dia tidak bisa disini saja, sendirian, terpuruk. Irisha ingin memeluk ayahnya.

Setelah say goodbye sama temen-temennya, Irisha milih menunggu dan duduk di kursi, tapi sebelum itu terlihat presensi seorang yang sempat menghilang dalam hidupnya. Disana. Berdiri menunggu.

Jedry disana, menatap sendu Irisha yang kemudian memutuskan kontak mata mereka pertama dengan langsung duduk seolah mereka tidak saling mengenal. Hancur yang ada diantara masing-masing denial.

Jedry tau Irisha pulang jam berapa dari Katrina, jadi dia nunggu. Jedrypun mendekat, memilih duduk disebelah Irisha meski ternyata si perempuan beranjak dan duduk di kursi lainnya.

"Sha?"

Jangan nangis, jangan nangis, jangan nangis.




Berbeda dengan yang dilakukannya, hatinya berkata demikian. 10 hari mereka tidak bertemu, Irisha kira Jedry memang berniat pergi, maka sebenarnyapun sekarang dia tidak tahu harus berbuat apa.

Tapi sikap Jedry yang tiba-tiba berjongkok dihadapannya, memegang tangannya, membuat Irisha tersekat. "Ngapain? Malu, masih banyak orang."

"Risha aku minta maaf." Suaranya bergetar.

Cekalan tangan berusaha Irisha lepaskan, "Banyak orang Jedry." Sebagaimanapun berusaha terlihat biasa, disentuh Jedry dengan mata laki-laki itu yang berkaca-kaca membuat Irisha tetap tidak kuasa.

Sebenarnya tidak banyak orang, tapi Irisha tetap malu. Mereka duduk di koridor dekat parkiran yang ketutup tanaman juga, paling ada satu dua lewat, itupun mereka yang akan masuk kelas atau mau balik. Tapi tetep aja, ini ruang umum, dan Jedry berjongkok dibawah kakinya.

Menggenggam tangan Irisha dengan dua tangannya, menunduk disitu, menahan sesuatu, menyesali apa yang pernah berlalu.

Terbawa perasaan, Irisha membiarkan Jedry menggenggamnya erat. Irisha menatap ke bawah, meski Jedry tidak menatapnya dan keduanya belum lagi berbicara, karna hening yang cukup lama melanda. Lalu Irisha berucap,

"Kamu kemana aja?"

"..." Bahu Jedry malah bergetar dan Irisha bisa merasakan itu. Tangannya Irisha juga hangat berair, Jedry menangis, tapi tidak mengucap kalimat lain.

"Sakit aku nungguin kabar kamu, kirain emang niat ninggalin. Aneh rasanya tiba-tiba liat kamu lagi seudah hari itu."

"Risha maaf, kemarin aku bingung, aku mikir banyak sama kepalaku sendiri makanya kemarin, kemarin aku-"

"Udah."

"Aku gak maksud lari, Sha, maafin aku."

Irisha menunggu pertemuan ini. Menunggu mereka bertemu agar dia bisa mengembalikan cincin dari Jedry. Saat Irisha melepaskan cincin itu, Jedry menatapnya penuh arti.

"Sha."

Irisha memberikan itu pada Jedry.

"Harusnya kamu biarin aku waktu itu. Karna percuma juga dicegah, I won't keep the baby."

"Sha." Jedry menggeleng.

"Apa?" Irisha membalikkan kata tanya saat menatap mata Jedry yang terlihat bingung. "Kamu aja pergi karna dia kan? Aku juga gak mau, sama kayak kamu yang gak mau."

The MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang