01. Their First

222 21 1
                                    

🔞🔞🔞

a.n. like I said before, Jedry Irisha bukan cerita yang ramah minor. aku harus tetep post bab ini, karna ini penting dibuat untuk mereka, untuk character development di part-part selanjutnya. selalu ada sebuah konsekuensi dari setiap hal, I hope you can understand.

kalau gak mau baca, bisa langsung skip bab 2 ya, cerita akan tetep sama kok. ini kayak privatter masalahnya hahaha



_________________






"Yuk masuk?"

Irisha meneguk ludahnya. Sebenernya enggak tau apa esensinya kenapa mereka tiba-tiba memilih menghabiskan waktu berdua di kos Jedry, kenapa Irisha mau, dan kenapa harus malam-malam.

Sejujurnya, jika berduaan di kamar mereka pernah, berciumanpun juga pernah. Tapi bagaimanapun keduanya sedikit bergidik sekarang, mereka tau apa yang akan terjadi malam ini, begitu Jedry mengajak dan Irisha mengiyakan, keduanya sama-sama paham.

Ciuman di mobil waktu itu, disaat Jedry mulai hilang kontrol dan Irisha yang terus membiarkan, membuat keberanian mereka mencuat muncul ke permukaan seperti sekarang, disaat merasa punya kesempatan. Jedry bahkan sudah membeli kondom, niatnya tidak buruk, dia hanya... berjaga-jaga.

Irisha masuk.

"Sorry ya kalo agak berantakan."

"Gak kok. Segini rapi buat ukuran cowok."

Jedry langsung tertawa. "Iya deh, cewek."

"Apa sih."

Namun kemudian suara pintu dikunci terdengar saat keduanya sudah didalam. Irisha langsung menegukan ludahnya sendiri, tiba-tiba berdebar, dan memilih untuk tidak jadi melakukan apapun yang bisa aja terjadi malam ini, disini.

"Je kayaknya—"

Irisha berbalik badan, menoleh ke belakang, tapi baru saja berujar ternyata tubuhnya menabrak Jedry. Kepalanya menabrak dagu Jedry cukup kencang.

"Ow."

"Eh maaf!"

Dua-duanya kaget. Diwaktu Irisha megang dagu Jedry, Jedry langsung berkata, "Gakpapa."

Malah mengusap dahi Irisha sambil bertanya, "Sakit gak?"

"Ini gak kerasa, itu kamu sakit?"

"Dikit."

Mendecak, "Maaf loh. Lagian kenapa berdirinya harus tepat dibelakang banget sih, kan jadinya kaget?"

"Kenapa kamu juga nolehnya tiba-tiba banget sih?"

Irisha manyun, ya Jedry tertawa.

"Oh iya, tadi mau ngomong apa sayang?" Jedry menarik Irisha lebih dekat dengan tumpuan tangan yang disimpan diantara pinggang dan bokong Irisha.

Disentuh begitu, Irisha jadi gugup sendiri. "Eh itu... gak jadi deh."

Jedry semakin mendekatkan tubuh mereka dengan senyuman kecil yang terukir. Sentuhannya betulan mengusap tubuh bagian belakang si perempuan. "Beneran?" bertanya dengan dalamnya tatap mata.

Tatap mata itu mulai berpencar fokusnya. Diluar, gerimis yang tadi terasa kini mulai terdengar seperti hujan. Suasananya membuat itu intim, belum lagi tatapan mata Irisha dan Jedry cukup menguarkan banyak arti dan nafas keduanya yang kesulitan diatur.

"Iya."

Irisha menjawab itu sekaligus mendorong tubuhnya agar bisa mundur. Jedry juga salah tingkah, dia cuma berbalik dan ngelepas jaketnya sendiri. Saat berbalik, Irisha masih terus menatapnya. Dan apa yang bisa Jedry lakukan memangnya setelah itu?

The MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang