05. Take It

94 16 4
                                    

"Daah. Aku balik ya."

"Kabarin kalau udah sampe."

Jedry pulang dan Irisha langsung menutup gerbang. Sekarang jam 5 sore, 3 jam berlalu setelah sex kedua mereka siang tadi.

Irisha langsung ikut duduk disebelah Maudy di sofa dan langsung menyenderkan kepala. Keliatannya senyum-senyum terus, mana liatin hp nungguin kabar.

"Dower tuh mulut senyum mulu."

"Apa sih." Irisha mukul bahu Modi. Saltingnya begitu emang Irisha.

"Sakit ih." Modi mendelikan mata. "Eh besok anter ke salon dong Sha. Abis kelas, jam 2 kan tuh? Mau ya?"

"Mau potong rambut?"

"Iya. Udah gak beraturan rambut gue, Ibar gak bisa nganter juga."

"Si Jedry tuh ngajakin ke cafe baru, tapi tar gue tanyain dulu deh ya."

"Tanyain sekarang."

"Balik aja dia baru 5 menit yang lalu jir."

Maudy menghela nafas, Irisha makin heran. "Lagi ada masalah ya? Mau cerita?"

"Gue tuh sebenernya lagi berantem sama Ibar."

"Karna?"

"Ada lah."

Irisha kembali berkata, "Tapi kalau langsung potong rambut gak bikin masalah selesai tau, Mod. Yakin gak impulsif itu motongnya? Gimana kalau nyesel?"

"Gue gak potong karna dia, kebetulan aja timingnya pas. Lo pokoknya anter gue dulu dong besok, bentar aja kok, ke cafe bisa abis balik nyalon gue." rengeknya.

"Iya deh ayo."

"Ikhlas gak?"

"Ikhlas dong Mod."

"Gue kesel banget sama si Ibar bajingan."

Maudy langsung ngedumel, tanpa sadar bikin dia cerita ke Irisha. Biasa, masalah cemburu. Ibar kedapatan ngobrol sama mantannya waktu mereka nyari jajanan sore tadi.

"Lo ngerti gak sih, mukanya dia kayak happy banget pas ngobrol. Terus pas udah di mobil, tiba-tiba pendiem. Gue sindir-sindir tuh dia kan sambil becanda, tapi nanggepinnya gitu banget, kayak nyeriusin becandaan gue. Kan kesel jadinya."

"Aaa." Irisha meluk Modi, malah bikin Modi nangis. "Pasti lo ngerasa gak enak banget ya."

"Apalagi si Tamara tuh cantik banget Sha, setinggi lo sama Katrin, tinggian dia dikit. Kulitnya eksotis, cantiknya tuh setipe kayak Erika Carlina lo tau gak sih??? Cocok banget bersanding sama Ibar, tingginya juga sesuai gitu. Gak kayak gue pendek kurus kayak gini. Gue langsung mikir, dia ngeliat gue dari apa ya mantannya aja secantik itu. Putusnya karna apa juga, gak ngerti, kalau gak sengaja ketemu aja senyumnya selebar itu."

"Enggak Mod, pasti gak gitu."

"Kesel."

Ditenangin. Sesi curhatnya bertahan lama, sampai di akhir sesi Irisha kasih wejangan.

"Yang udah pasti tuh, sekarang Ibar kan sama lo, jangan mikir yang aneh-aneh. Dengan milih sama lo aja berarti tujuan dia ya lo."

"Tau ah."

"Di hubungan cemburu mah wajar, Ibar juga mungkin belum tau kalau lo gak suka. Bisa jadi dia ikut kesel karna lo nyindir-nyindir, cowok biasanya gak suka digituin, karna terkesan dituduh Mod."

"..."

"Besok gue anter lo ke salon. Tapi lo balik sama Ibar ya?"

"Apa dah, gak."

The MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang