Desa Dandellion { bag-4 / End }

28 4 0
                                    

Sebuah wilayah yang terdapat di desa, terlihat pemandangan dengan banyak nya rumah-rumah warga yang sudah berhancuran, dengan banyak nya puing-puing rumah warga yang bertebaran, dan kobaran api dimana-mana. Keadaan desa saat itu sangat buruk dengan banyak nya puing-puing rumah warga yang bertebaran dimana-mana, banyak nya orang-orang yang berlarian, serta beberapa orang yang memiliki luka parah bahkan, ada pula yang sudah wafat. Terdapat banyak pohon-pohon yang sudah tumbang dan lubang- lubang yang besar karna akibat beberapa ledakan yang terjadi.

*Sriing!

*Tiing!

*Tiing!

*DOMM!

Ditengah-tengah desa, terlihat dua entitas yang sedang bertarung sengit dengan pedang mereka. Serangan demi serangan telah dilancarkan guna melukai lawan mereka masing- masing.

" Hahahaha!! Kau bertambah lebih kuat dibanding waktu itu ya! Aku menyukainya! Tidak, sangat suka! "

Ucap seorang pria bersurai putih kekuningan, dengan mata berwarna hitam pekat dan pupil emas yang berbentuk permata. Pria tersebut memakai pakaian butler putih dengan dasi emas dan memengang pedang sebagai senjata yang dilapisi dengan aura hitam pekat.

" Tentu saja. Kau pikir aku hanya akan bermalas-malasan sepanjang hari? "

Balas gadis remaja bersurai coklat muda dengan gradasi orange dan mata bewarna hijau zambrut, kulit nya putih bersih seperti salju pucat. Memakai atasan berwarna biru muda dengan rok warna hitam selutut sebagai bawahan. Menggunakan pedang ditangan kiri nya dengan motif akar dan beberapa mawar bewarna biru keperakan, dengan dilapisi aura putih kebiruan.

" Siapa yang tau. Bagaimana kabar nya? Apa dia masih sama seperti dulu kepadamu? "

*Dentang!

" Dia baik, hanya sedikit lebih protektif dari sebelum nya "

*Sriing

" Hahaha, ternyata sama saja seperti dulu ya. Kau beruntung memiliki sosok seperti nya "

*Tiing

" Haha, kau benar. Karna itu kita harus menyelesaikan ini lebih cepat. Aku tidak ingin dia menunggu ku lagi "

" iya, kau benar. Mari selesai kan ini dengan cepat " Kata pria itu dengan seringai lebar nya.

Sang gadis menggunakan tangan kanan nya untuk membuat sebuah bola terbuat dari energi sihir selagi mengayungkan pedang nya kepada pria itu dan mengarahkan bola sihir tersebut kearah pria tadi.

*Doom!

Ledakan besar terjadi akibat bola sihir yang dibuat gadis tersebut, menciptakan sebuah kawah besar di permukaan tanah dengan beberapa kobaran api disekitar nya. Mereka mulai mengayungkan pedang mereka kembali seakan-akan mereka sedang menari, dan suara dari pedang mereka yang bertabrakkan terdengar bagaikan musik bagi mereka.

Pertarungan semakin sengit, tidak ada dari mereka satupun yang terlihat lelah. Mereka terus melancar kan serangan demi serangan untuk mengalahkan musuh mereka. Tidak ada satupun yang menunjukkan celah kecil dari mereka sedikitpun.

Setelah beberapa menit kemudian, sang gadis yang sadar tidak akan ada celah dari lawan nya menumbuhkan mawar merah disekitar mereka. Sesaat setelah nya, kawah akibat ledakan bola sihir tadi dipenuhi oleh mawar merah dengan duri-duri tajam menjulur ke atas secara perlahan.

Pria itu sedikit melirik ke arah mawar tersebut dan segera menyadari suatu hal. Pria tersebut yang mengetahui apa yang dilakukan lawan nya itu lansung menyeringai sambil menatap ke arah gadis didepan nya.

" Apa kau akan segera kehabisan 'mana' ? Itu sebabnya kau menumbuh kan mawar-mawar ini untuk menyerap energi sihir ku. Licik "

" Tentu saja, jika aku kehabisan 'mana' aku akan kalah disini. Aku tidak menyukai hal itu "

Tempest PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang