Acara yang berlangsung sore itu sudah selesai, dan para tamu pun sudah pulang, tersisia tuan rumah yang sibuk memberskan sisa sisa makanan. Dania, bersama Mama mertuanya dan Tamara, istri Aston membereskan bagian dapur, di bantu dengan dua asiten rumah tangga. Sedangkan Papa mertuanya, Aston dan Arlan membereskan taman belakang, tempat acara berlangsung.
Dania menyimpan makanan sisa di kulkas, dan beralih pada cucian piring yang numpuk. Baru saja dia menyuci dua piring, seseorang menhampirinya, ternyata dia Tamara, perempuan peren utama dalam acara itu berniat membantunya.
"Eh, jangan. Kamu kan lagi hamil." Cegah Dania. Dia tidak ingin terjadi apa-apa pada perempuan itu dan calon bayinya.
"Nggak papa kok, aku bisa, Mbak." Ucap Tamara. Sejak tadi dia tidak diperbolehkan menyentuh satupun pekerjaan, dan hanya duduk-duduk sampai perasaannya tidak nyaman karna banyak bersantai ketimbang melakukan kegiatan seperti yang lain.
"Udah, kamu duduk aja. Ini cucian juga cuma sedikit." Jelas Dania.
Ternyata perdebatan keduanya di dengar oleh Hani, ibu dari Aston dan Arlan itu juga mengatakan hal yang sama seperti Dania. Meminta Tamara duduk saja. Setelahnya Hani kembali pada kegiatannya.
Setelah mertuanya pergi, Tamara semakin merasa tidak enak. Walaupun niat mereka baik, tapi hormon ibu hamil membuat pikiran negatifnya semakin merajalela . Dia sudah seperti wanita jahat. Menjadi seorang menantu keluarga kaya, dan yang ternyata suaminya sebenarnya sudah akan menikah dengan perempuan yang sedang mencuci piring bekas makanan acara kehamilannya.
"Maaf, Mbak." Ucap Tamara dengan tersdu-sedu. Jika di pikir-pikir, Tamara belum benar-benar meminta maaf pada Dania, walaupun kenyataannya dia tidak tahu Aston sudah memiliki calon istri sebelumnya. Tamara tahunnyaa Aston single, karna lelaki itu tidak pernah menunjukkan tanda-tanda memiliki seorang kekasih yang siap menikah. Sehingga saat mereka ditugaskan bersama di suatu daerah, hingga kejadian tanpa sengaja itu terjadi, tanpa pikir panjang Tamara langsung meminta pertanggungjawaban lelaki itu.
Mendengar ucapan maaf dengan tangisan, Dania nampak terkejut. Kenapa istri dari mantan calon suaminya yang kini menjadi iparnya itu menangis? Dania tidak melakukan apa-apa, sungguh.
"Jangan nangis, aduh.." Dania panik, dia bingung juga tidak apaham.
"Maaf, Mbak.. huuuu.." Tamara melap-lap hidungnya yang berair. "Karena aku, Mbak jadi seperti ini. Aku banyak dosanya sama, Mbak."
Dania menelan ludahnya kelu, dia paham kesedihan Tamara sekarang.
"Udah, nggak papa, semua udah berlalu." Jawabnya yang kini ikut memangis. Keduanya berpelukkan untuk menumpahkan seluruh rasa yang mengganjal di hati.
Tamara masih terus menangis, dan memohon ampun pada Dania. Dia tidak berniat melakukan semua ini, apalagi merebut calon suami Dania. Demi Tuhan dia tidak tahu semua itu. Saat Aston membawanya pulang, saat itulah Tamara baru mengetahuinya. Ternyata lelaki yang menghamilinya sudahberencanaa menikah, bahkan meninggalkan pernikahannya tepat sebelum acara di mulai. Perasan menyesal begitu hebat Tamara rasakan, apalagi setelah melihat Dania. Tamara semakin merasa bersalah.
Setelah merasa Tamara sudah tenang, Dania segera mengurai pelukanya, dan meminta perempuan itu untuk beristirahat di kamar saja, sedangkan Dania akan menyelesaikan beberapa pekerjaan yang memang belum selesai.
"Makasih, Mbak." Ucap Tamara sebelum benar benar beranjak.
Dania menganguk, dan tersenyum. Sejatinya Dania tidak merasa dendam, atapun benci. Dia biasa saja, tidak lagi merasa harus meledak-ledak. Ikhlas dan sabar adalah kunci dalam kebahagian, dan Dania sedang menerapkannya. Dia ikhlas jika memang jalan hidupnya seperti ini, dan sabar akan ujian-ujian yang Tuhan berikan. Yang terpenting dia dan Arlan selalu baik-baik saja dalam niat membangun rumah tanga yang membahagiakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My sweet berondong(End)
Short Story21+ Cerita Dania yang ditinggal minggat oleh calon suaminya beberapa saat sebelum acara pernikahan, tapi tetap harus menikah karna para undangan dan sanak keluarga sudah berdatangan.