Dania menatap cincin yang melingkar di jari manisnya dengan gamang. Dia sedih, perasaannya campur aduk, namun bukan sedih karna sebuah penyesalan. Beberapa saat lalu, Dania resmi menikah. Pernikahan mewah dengan sorotan lampu yang dihiasi bunga-bunga cantik seperti impianya. Makanan yang nikmat serta tamu-tamu yang terlihat puas.
Semua sesuai mimpinya, sesuai keinginannya. Namun, ada satu hal yang membuat Dania seperti sekarang. Laki laki yang harusnya menikah dengannya, Aston Pradipta pergi entah kemana. Lebih tepatnya Dania ditinggal minggat oleh calon suaminya. Calon suami yang seharusnya menjadi suaminya hari ini.
Entah kesalahan apa yang Dania perbuat, dia pun tidak bisa menerkanya sampai sekarang. Mereka baik-baik saja, tentu. Bahkan, semalam sebelum acara saat ini berlangsung, mereka masih berkirim pesan mesra. Membayangkan akan sebahagia apa hari-hari kedepannya. Namun, lihat sekarang, Dania sampai enggan menjelaskan.
Selain itu, satu hal lagi yang membuat Dania miris dan tidak lagi bisa mengelak, yaitu pernikahan tetap berjalan dengan mempelai pria yang berganti. Semua sudah dipersiapkan, tamu-tamu dan juga sanak keluarga sudah berkumpul, tapi mempelai pria minggat. Kedua keluarga tentu tidak ingin mengambil resiko dengan mempermalukan diri di depan para tamu
undangan. Walaupun kenyataannyaa keluarga Dania bak di lempari segumpal kotoran tepat di depan muka. Tapi, tidak ada pilihan lain sekarang.Alhasil, seperti sekarang. Dania menikah, dia mengenegakan cincin yang dia dan Aston pilih dengan ribuan cinta dan juga harapan kebahagiaan. Miris.
Tahu apa yang lebih mengguncang batin Dania? Mempelai pria yang menggantikan mantan calon suaminya adalah adik dari pria itu sendiri. Bisa dikatakan suamiku adalah calon adik iparku.
Satu lagi, mungkin tidak hanya Dania yang terkejut, tapi juga seluruh rakyat bumi yang hadir, jika ternyata laki laki yang telah menjadi suaminya itu, adalah salah satu mahasiswanya di kampus.
Kepala Dania sudah seperti akan pecah, meledak dengan isi kepala yang begitu penuh. Dalam satu hari begitu banyak kejadian tidak terduga, kejadian tidak disangka-sangka. Sampai-sampai, Dania berfikir ini semua hanya mimpi. Namun semua nyata, semua...
"Permisi, Bu."
Dania tersentak dan segera mengahapus air matanya. Dia segera bangkit dan menyabut suaminya. Laki laki yang jauh lebih muda darinya itu berdiri di dekat pintu kamar yang terbuka.
"Iya."
"Maaf sebelumnya, saya sudah mengetuk pintu, tapi sepertinya ibu tidak mendengar, jadi saya putuskan untuk langsung masuk." Jelas Arlan, laki-laki muda dengan balutan kemeja putih polos itu terlihat kikuk dan tak enak. Apalagi saat melihat mata dosennya yang telihat memerah dan sembab. "Saya mohon maaf sekali lagi, Bu, jika saya lancang. Tapi, saya hanya ingin mengambil barang saya."
Kini Dania juga ikut menjadi kikuk, dia lupa jika Arlan adalah mahaiswanya, tentu laki laki itu akan begitu sangat sopan. Walapun sudah menjadi suami istri, tapi mereka menikah karna keterpaksaan. Mengingat itu membuat Dania kembali sedih. Apakah dia akan kembali di tinggalkan?
"Kamu mau kemana?" Tanya Dania. Dia menatap ransel hitam yang sudah cukup lusuh di atas meja, itu milik Arlan.
"Pulang ke kos."
Dania menatap cepat ke arah suaminya, dia benar-benar akan ditinggalkan?
Mendapat tatapan tidak menyaka dan penuh kesedihan, Arlan segera menjelaskan maksutnya. Mereka menikah bukan karna keinginan keduanya, lebih tepatnya tidak ingin membuat kedua keluarga malu. Terlebih lebih Arlan, dia tentu harus ikut bertanggung jawab akan apa yang telah dilakukan kakaknya. Walapun menikah dengan calon istri kakaknya tidak pernah Arlan bayangkan. Karna sebenarnya dia dan Dania tidak begitu saling mengenal, hanya saling tau tapi tidak pernah saling sapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My sweet berondong(End)
Short Story21+ Cerita Dania yang ditinggal minggat oleh calon suaminya beberapa saat sebelum acara pernikahan, tapi tetap harus menikah karna para undangan dan sanak keluarga sudah berdatangan.